Berita

Rizal Ramli/Net

Politik

RR: Kalau Diserahkan Pada Jokowi, Kondisi Krisis Baru Beres Satu Setengah Tahun Lagi

SENIN, 24 AGUSTUS 2020 | 22:29 WIB | LAPORAN: AHMAD SATRYO

Pandemik virus corona baru (Covid-19) yang berimbas kepada perekonomian negara dinilai begawan ekonomi Rizal Ramli tidak bisa diselesaikan dalam waktu cepat oleh Presiden Joko Widodo.

Pasalnya, dia melihat sejumlah sektor yang menjadi tulang punggung pemulihan ekonomi dalam negeri tidak disupport dengan baik oleh pemerintah.

Sebagai contohnya, sosok yang kerab disapa RR ini menyebutkan program kredit perbankan untuk Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang dialokasikan pemerintah lebih sedikit ketimbang usaha besar.

"Hari ini total kredit perbankan untuk usaha kecil dan menengah kurang dari 20 persen. Yang 80 persennya ke yang pengusaha besar, padahal pengusaha besar banyak cara untuk cari modal," ujar RR dalam acara virtual Ngopi Bareng RR berdama Gus Aam bertajuk 'Membangkitkan Ekonomi Pesantren di Tengah Pandemik, Keniscayaan atau Ilusi?', Senin (24/8).

Padahal, sambung RR, UMKM bisa mendokrak perekonomian domestik karena mampu menyerap banyak tenaga kerja, dan ujungnya meningkatkan konsumsi masyarakat.

Sementara pengusaha besar tidak akan mau meningkatkan kapasitas produksinya di tengah kondisi corona ini. Justru yang ada mereka membeli emas, obligasi, dan atau suatu aset untuk mengamankan uangnya.

"Tentu saja yang besar akan cari jalan sendiri. Jual obligasi, saham, pinjam duit ke luar negeri, mereka tau kok pilihannya. Walupun mereka dinina bobokan di sistem perbankan yang ada," ungkapnya.

Sejalan dengan itu, seharusnya pemerintahan Jokowi juga bisa meningkatkan ekonomi petani dan pertanian di Indonesia.

Namun sayangnya, kebijakan pemerintah untuk basis ekonomi kerakyatan ini tidak menyejahterakan, malah justru memberi untung para kartel impor.
Hal itu bisa disaksikan melalui kebijakan harga (pricing policy) penjualan dan pembelian pupuk yang tidak diatur baik oleh pemerintah, sebagaimana yang dilakukan oleh Vietnam, Thailand dan bahkan Presiden Soeharto selama puluhan tahun memimpin.

"Profesor, ahli ekonomi pangan dari Stanford (University, California) sarankan ke Pak Harto sederhana, pokoknya setiap mau panen tentukan harga dasar gabah dengan harga pupuk. Rasionya minimal 3 banding 2, kalau pupuk harganya 200 harga gabah dasarnya 300, supaya petani ada untungnya setengah," ungkap RR.

"Nah, hari ini sudah enggak jelas. Harga pupuknya naik karena subsidinya dicabut. Harga gabahnya jatuh pada saat panen. Jadi mungkin rasio 1 banding 1, atau bahkan mungkin negatif. Jadi petani yang panen padi rugi. Ngapain tanam padi, lebih bagus jadi supir ojek aja di kota," sambungnya.

Dalam diskusi virtual yang dihadiri 21 pimpinan pondok pesantren di wilayah Jawa itu, Mantan Menko Ekuin era Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur) ini memprediksi pemerintahan Jokowi tidak bisa mengeluarkan Indonesia dari kondisi multikrisis yang dihadapi.

"Kalau diserahkan sama Jokowi baru beres satu setengah tahun yang akan datang. Sedangkan dengan kader NU, Rizal Ramli, insyaAllah dalam satu tahun kita beresin. Karena kita punya pengalaman kok," demikian Rizal Ramli.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

UPDATE

Hadiri Halal Bihalal Ansor, Kapolda Jateng Tegaskan Punya Darah NU

Jumat, 03 Mei 2024 | 06:19

Bursa Bacalon Wali Kota Palembang Diramaikan Pengusaha Cantik

Jumat, 03 Mei 2024 | 06:04

KPU Medan Tunda Penetapan Calon Terpilih Pileg 2024

Jumat, 03 Mei 2024 | 05:50

Pensiunan PNS di Lubuklinggau Bingung Statusnya Berubah jadi Warga Negara Malaysia

Jumat, 03 Mei 2024 | 05:35

Partai KIM di Kota Bogor Kembali Rapatkan Barisan Jelang Pilkada

Jumat, 03 Mei 2024 | 05:17

PAN Jaring 17 Kandidat Bakal Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Bengkulu

Jumat, 03 Mei 2024 | 04:58

Benny Raharjo Tegaskan Golkar Utamakan Kader untuk Pilkada Lamsel

Jumat, 03 Mei 2024 | 04:41

Pria di Aceh Nekat Langsir 300 Kg Ganja Demi Upah Rp50 Ribu

Jumat, 03 Mei 2024 | 04:21

Alasan Gerindra Pagar Alam Tak Buka Pendaftaran Bacawako

Jumat, 03 Mei 2024 | 03:57

KPU Tubaba Tegaskan Caleg Terpilih Tidak Dilantik Tanpa Serahkan LHKPN

Jumat, 03 Mei 2024 | 03:26

Selengkapnya