Berita

Ekonom senior, DR. Rizal Ramli/Net

Politik

Rizal Ramli Memang Seharusnya Jadi Presiden, Bukan Sekadar Menteri

MINGGU, 23 AGUSTUS 2020 | 10:27 WIB | LAPORAN: WIDIAN VEBRIYANTO

Krisis yang sedang dihadapi bangsa ini jauh lebih mengerikan ketimbang krisis moneter di tahun 1997-1998. Di saat itu, sekalipun krisis melanda dunia, laju ekonomi Indonesia masih bisa tumbuh 2,4 persen. Bahkan secara keseluruhan sepanjang tahun ekonomi Indonesia bisa tumbuh 6,1 persen.

Begitu tegas peneliti senior Institut For Strategic And Development Studies (ISDS), Aminudin seperti dikutip dari Duta.co, yang merupakan anggota Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI), Minggu (23/8).

“Kita sedang menuju ke jurang resesi terburuk. Pasca reformasi, inilah kondisi paling jeblok bagi Indonesia, bahkan dibanding negara-negara se-ASEAN,” terang alumni pengurus pusat alumni Universitas Airlangga itu.

Ekonomi tengah terjun bebas. Terlebih konsumsi rumah tangga yang memiliki porsi 57,85 persen dari PDB, tumbuh minus 5,51 persen.

Tidak hanya itu, Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) atau indikator investasi yang menyumbang 30,61 persen dari PDB, juga minus 8,61 persen.

“Ekspor yang memegang porsi 15,69 persen PDB, tumbuh minus 11,66 persen. Impor dengan porsi 15,52 persen tumbuh minus 16,96 persen. Betul-betul nyungsep,” tegasnya.

Kondisi semakin memprihatinkan lantaran konsumsi pemerintah dengan porsi 8,67 persen dari PDB tumbuh minus 6,9 persen. Konsumsi Lembaga Non-Profit yang Melayani Rumah Tangga (LNPRT) dengan porsi 1,36 persen tumbuh minus 7,76 persen.

“Ini indikator resesi yang berdampak luas pada meluasnya pengangguran dan kemiskinan. Pada gilirannya meningkatkan kerawanan sosial seperti kriminalitas,” tambah Aminudin.

Pertanyaannya kini, siapa orang yang mampu membuat terobosan dan memulihkan kondisi ekonomi bangsa.

Sorot mata tentu tertuju pada ekonom senior DR. Rizal Ramli. Terlebih Menko Perekonomian era Presiden Gus Dur itu sudah mengantongi jurus jitu untuk mendongkrak ekonomi hanya dalam waktu setahun.

Aminudin tidak meragukan prestasi Rizal Ramli. Apalagi, mantan Menko Kemaritiman itu pernah mencatat sukses di era Gus Dur. Di mana saat itu ekonomi yang minus 3 persen berhasil didongkrak menjadi positif 4,5 persen. Artinya, jurus RR kala itu ampuh mengerek ekonomi hingga 7 persen dalam waktu singkat.

Selain itu, angka kemiskinan di era Gus Dur juga berhasil turun 5,5 persen.

Hanya saja, Aminudin menilai, RR tidak akan semudah di era Gus Dur dalam membalikkan kondisi ekonomi.

“Sulit dibayangkan RR yang sukses tangani ekonomi era Gus Dur bisa sukses berjalan sekarang. Mengapa? Karena era Gus Dur tak banyak conflict of interest, sehingga RR berani tolak arahan Gus Dur jika dinilai mengganggu ekonomi. Dan, hebatnya lagi, Gus Dur legowo menyerahkan kepada ahlinya,” urainya.

Saat ini presiden Indonesia bernama Joko Widodo. Di mana, sambung Aminudin, banyak konflik kepentingan yang melilit sang presiden. Mulai dari kepentingan titipan para taipan, asing hingga kepentingan RRC.

“Bahkan menteri-menteri di kabinet ini, rumornya juga terkait setoran ke pusat kekuasaan. Dan RR bukan tipe teknokrat yang berorientasi pada setoran upeti untuk atasan,” terangnya.

Sebagai solusi, RR disarankan untuk tidak sebatas menjadi menteri di kabinet Jokowi. Melainkan mengambil alih peran Jokowi sebagai presiden.

“Sebaiknya RR memang memegang tampuk kekuasaan. Menjadi presiden bukan sekedar menteri. Apalagi dia harus menghadapi oligarki,” pungkasnya.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

UPDATE

Pilkada 2024 jadi Ujian dalam Menjaga Demokrasi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 23:52

Saling Mengisi, PKB-Golkar Potensi Berkoalisi di Pilkada Jakarta dan Banten

Sabtu, 04 Mei 2024 | 23:26

Ilmuwan China Di Balik Covid-19 Diusir dari Laboratoriumnya

Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:54

Jepang Sampaikan Kekecewaan Setelah Joe Biden Sebut Negara Asia Xenophobia

Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:43

Lelang Sapi, Muzani: Seluruh Dananya Disumbangkan ke Palestina

Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:35

PDIP Belum Bersikap, Bikin Parpol Pendukung Prabowo-Gibran Gusar?

Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:16

Demonstran Pro Palestina Capai Kesepakatan dengan Pihak Kampus Usai Ribuan Mahasiswa Ditangkap

Sabtu, 04 Mei 2024 | 21:36

PDIP Berpotensi Koalisi dengan PSI Majukan Ahok-Kaesang di Pilgub Jakarta

Sabtu, 04 Mei 2024 | 21:20

Prabowo Akan Bentuk Badan Baru Tangani Makan Siang Gratis

Sabtu, 04 Mei 2024 | 20:50

Ribuan Ikan Mati Gara-gara Gelombang Panas Vietnam

Sabtu, 04 Mei 2024 | 20:29

Selengkapnya