Berita

Death Valley California/Net

Dunia

Dinas Cuaca Nasional AS Catat Suhu Terpanas Bumi 54,4 Derajat Celsius Di Death Valley California

SELASA, 18 AGUSTUS 2020 | 13:48 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Wilayah Death Valley di negara bagian California AS pada hari Minggu (16/8) mencatatkan suhu 54,4 derajat Celsius. Ini adalah yang terpanas dalam sejarah perjalanan bumi.

Para pejabat terkait mengatakan suhu 130 derajat Fahrenheit atau 54,4 derajat Celcius yang tercatat di lembah di California itu, menurut Dinas Cuaca Nasional AS itu bisa menjadi yang terpanas yang pernah diukur dengan instrumen modern.

Pembacaan itu didaftarkan pada pukul 3:41 sore waktu setempat di Pusat Pengunjung Furnace Creek di Taman Nasional Death Valley dengan sistem pengamatan otomatis  termometer elektronik. Sistem pengamatan otomatis itu terbungkus di dalam kotak di tempat teduh.


Pada tahun 1913, stasiun cuaca di wilayah itu mencatat suhu yang masih tetap menjadi rekor tertinggi yakni  134 derajat Fahrenheit atau 56,7 derajat Celsius. Tetapi validitasnya telah diperdebatkan karena badai pasir yang sangat panas pada saat itu mungkin telah memiringkan hasil pembacaan.

Suhu tertinggi berikutnya ditetapkan pada Juli 1931 di Kebili, Tunisia , pada 131 derajat Fahrenheit (55,0 derajat Celsisus) tetapi sekali lagi, keakuratan instrumen yang lebih tua telah dipertanyakan oleh beberapa sejarawan cuaca.

Pada 2016 dan 2017, stasiun cuaca di Mitribah, Kuwait dan Turbat, Pakistan mencatat suhu 129,2 derajat Fahrenheit (54 derajat Celcius). Setelah evaluasi oleh Organisasi Meteorologi Dunia, keduanya diturunkan beberapa derajat.

Organisasi Meteorologi Dunia yang bermarkas di Jenewa, Senin (17/8) mengatakan akan memulai proses untuk memverifikasi pembacaan AS yang baru.

"Suhu tinggi yang diamati ini dianggap awal dan belum resmi," kata Dinas Cuaca Nasional AS, seperti dikutip dari AFP, Selasa (18/8).

Dan Berc, seorang pejabat di kantor Las Vegas NWS yang bertanggung jawab atas situs tersebut mengatakan kepada AFP bahwa sensor akan dibawa untuk evaluasi. Dia mengatakan penyelidikan akan memakan waktu setidaknya beberapa bulan.

Validasi bukanlah formalitas, dan catatan lama telah dibuang setelah evaluasi modern.

Selama beberapa dekade, rekor panas secara resmi mencapai 136,4 derajat Fahrenheit (58 derajat Celsius) yang tercatat pada tahun 1922 di El Azizia, sekarang Libya modern. Tetapi panel WMO yang menyelidikinya secara rinci antara 2010 dan 2012 mencabut judulnya setelah menemukan beberapa aspek yang mengganggu termasuk potensi masalah dengan termometer dan pengamat yang tidak berpengalaman.

Amerika Serikat bagian barat daya saat ini mengalami gelombang panas yang hebat, yang menurut para ilmuwan menjadi lebih sering dan berbahaya karena perubahan iklim yang disebabkan oleh manusia. Sementara di seluruh dunia, lima tahun terpanas dalam sejarah terjadi dalam lima tahun terakhir.

Di bawah Perjanjian Paris 2015 , negara-negara berkomitmen untuk membatasi kenaikan suhu menjadi "jauh di bawah" dua derajat Celcius (3,6 Fahrenheit) di atas tingkat pra-industri, terutama melalui pemotongan emisi besar-besaran.

Tujuan-tujuan ini dipandang penting untuk mencegah terpicunya serangkaian titik kritis yang akan menyebabkan pemanasan planet yang tidak dapat diubah pada akhir abad ini, yang membuat sebagian besar planet tidak ramah lagi bagi kehidupan manusia dan hewan.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Sisingamangaraja XII dan Cut Nya Dien Menangis Akibat Kerakusan dan Korupsi

Senin, 29 Desember 2025 | 00:13

Firman Tendry: Bongkar Rahasia OTT KPK di Pemkab Bekasi!

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:40

Aklamasi, Nasarudin Nakhoda Baru KAUMY

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:23

Bayang-bayang Resesi Global Menghantui Tahun 2026

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:05

Ridwan Kamil dan Gibran, Dua Orang Bermasalah yang Didukung Jokowi

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:00

Prabowo Harus jadi Antitesa Jokowi jika Mau Dipercaya Rakyat

Minggu, 28 Desember 2025 | 22:44

Nasarudin Terpilih Aklamasi sebagai Ketum KAUMY Periode 2025-2029

Minggu, 28 Desember 2025 | 22:15

Pemberantasan Korupsi Cuma Simbolik Berbasis Politik Kekuasaan

Minggu, 28 Desember 2025 | 21:40

Proyeksi 2026: Rupiah Tertekan, Konsumsi Masyarakat Melemah

Minggu, 28 Desember 2025 | 20:45

Pertumbuhan Kredit Bank Mandiri Akhir Tahun Menguat, DPK Meningkat

Minggu, 28 Desember 2025 | 20:28

Selengkapnya