Berita

Orang-orang terluka di antara reruntuhan ledakan Beirut/Net

Dunia

Pengamat China Pasca Ledakan Beirut: Mata Pencaharian Masyarakat Harus Jadi Fokus Utama

RABU, 12 AGUSTUS 2020 | 07:44 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Tragedi ledakan Beirut telah berlalu, asap ledakan sudah menghilang dari langit Lebanon, namun konsekuensi dari tragedi itu tidak dapat disangkal masih menghantui negara itu mengingat demonstrasi besar-besaran yang dipicu oleh kemarahan atas korupsi dan penderitaan 300 ribu penduduk yang kehilangan tempat tinggal setelah ledakan tersebut.

Perdana Menteri Lebanon beserta kabinetnya telah mengumumkan pengunduran diri pada Senin (10/8) waktu setempat, di tengah kemarahan yang merebak di antara publik yang telah tumpah ke jalan. Ribuan demonstran yang menyalahkan kelalaian dan korupsi pemerintah, menyerukan revolusi.  

"Mundur atau gantung diri," bunyi beberapa spanduk yang dipegang para demonstran.

Namun, apakah pengunduran diri kabinet dapat memuaskan publik yang marah dan menghasilkan reformasi yang berarti pada sistem politik negara?

Direktur Jenderal Dana Kesejahteraan Publik Pinglan, Wang Ke, mengatakan Beirut tengah menderita banyak kesulitan dan kebutuhan hidup di tengah berbagai krisis yang mendera.

"Kepanikan publik atas ledakan itu telah berkembang menjadi amukan. Ledakan tersebut dipicu oleh masalah ekonomi dan sosial yang berkepanjangan," katanya.

Dana Pinglan sedang melakukan rencana renovasi rumah di Beirut untuk membantu 30 keluarga miskin untuk membangun kembali rumah mereka yang rusak akibat ledakan, sebuah proses yang diperkirakan memakan waktu dua bulan dan menelan biaya lebih dari 26 ribu dolar AS.

"Di sini kita tidak hanya melihat rasa sakit yang disebabkan oleh ledakan itu, tapi juga perpecahan antara suku dan kelompok sosial yang berbeda," kata Wang.

Wang mengatakan dana Pinglan bekerja sama dengan relawan lokal untuk membantu korban ledakan. "Apa yang bisa kami lakukan mungkin terbatas, tetapi cukup untuk mengungkapkan perasaan kami kepada orang-orang Beirut," katanya.

Pemerintah Lebanon mengumumkan ledakan itu disebabkan oleh lebih dari 2.000 ton amonium nitrat yang disimpan di gudang lokal sejak 2014 . Sementara Presiden AS Donald Trump terus mengatakan bahwa ledakan itu mungkin merupakan serangan yang disengaja.

"Prioritas utama saat ini adalah melindungi mata pencaharian masyarakat dan menstabilkan masyarakat. Pemerintah Lebanon tidak boleh diganggu oleh suara-suara eksternal untuk mempolitisasi masalah ini," kata Zhu Weilie, Direktur Institut Studi Timur Tengah dari Universitas Studi Internasional Shanghai.

Lebanon telah terlibat dalam perselisihan agama selama beberapa dekade dan menderita perang saudara selama 15 tahun sejak tahun 1975-1990.
Unit medis pasukan penjaga perdamaian China ke Lebanon juga mengatakan akan memberikan bantuan medis ke Beirut menyusul ledakan mematikan di pelabuhan ibu kota Lebanon setelah ledakan tersebut.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

2.700 Calon Jemaah Haji Jember Mulai Berangkat 20 Mei 2024

Sabtu, 04 Mei 2024 | 13:49

Bertahun Tertunda, Starliner Boeing Akhirnya Siap Untuk Misi Awak Pertama

Sabtu, 04 Mei 2024 | 13:39

Pidato di OECD, Airlangga: Indonesia Punya Leadership di ASEAN dan G20

Sabtu, 04 Mei 2024 | 13:27

Jokowi: Pabrik Baterai Listrik Pertama di RI akan Beroperasi Bulan Depan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 13:09

Keputusan PDIP Koalisi atau Oposisi Tergantung Megawati

Sabtu, 04 Mei 2024 | 12:49

Sri Mulyani Jamin Sistem Keuangan Indonesia Tetap Stabil di Tengah Konflik Geopolitik Global

Sabtu, 04 Mei 2024 | 12:40

PKB Lagi Proses Masuk Koalisi Prabowo-Gibran

Sabtu, 04 Mei 2024 | 12:26

Menko Airlangga Bahas 3 Isu saat Wakili Indonesia Bicara di OECD

Sabtu, 04 Mei 2024 | 12:11

LPS: Orang yang Punya Tabungan di Atas Rp5 Miliar Meningkat 9,14 Persen pada Maret 2024

Sabtu, 04 Mei 2024 | 11:58

PKS Sulit Gabung Prabowo-Gibran kalau Ngarep Kursi Menteri

Sabtu, 04 Mei 2024 | 11:51

Selengkapnya