Berita

Khamenei dalam pidatonya saat Idhul Adha di Teheran, Jumat 31 Juli 2020/Net

Dunia

Khamenei: Iran Tidak Akan Bernegosiasi Dengan AS Karena Tidak Mempercayai Trump

SABTU, 01 AGUSTUS 2020 | 06:25 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Iran semakin tidak mempercayai Amerika Serikat. Meskipun pemerintahan Trump mengatakan pihaknya bersedia untuk berbicara dengan Iran ‘tanpa prasyarat’, tetapi bagi Iran, AS tetap akan melanjutkan kampanye tekanan terhadap Republik Islam.

Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei pada Jumat (31/7) mengatakan negaranya tidak akan bernegosiasi dengan AS. Dalam pidato yang disiarkan televisi saat menandai liburan Idul Adha, Khamenei mengatakan AS hanya akan menggunakan pembicaraan untuk tujuan propaganda.

“Amerika akan mendapat manfaat dari pembicaraan, Amerika menggunakan negosiasi dengan kami untuk propaganda seperti negosiasinya dengan Korea Utara," ujar Khamenei, seperti dikutip dari AP, Jumat (31/7). Ia merujuk pada pembicaraan antara Trump dan pemimpin Korea Utara Kim Jong-Un.

Trump secara sepihak menarik Amerika dari perjanjian nuklir antara Iran dan negara-negara Barat pada Mei 2018. Iran kemudian merespons dengan perlahan-lahan meninggalkan hampir setiap aspek perjanjian. Meskipun begitu, pengawas PBB masih bisa akses ke situs-situs nuklirnya.

Trump menyatakan bahwa kesepakatan itu perlu dinegosiasi ulang dan tidak membahas program rudal balistik Iran atau keterlibatannya dalam konflik regional. Sementara itu, anggota kesepakatan nuklir lainnya; Jerman, Prancis, Inggris, China, dan Rusia, berusaha mempertahankannya.

Khamenei mengatakan AS ingin Iran untuk menyerahkan program nuklirnya, fasilitas pertahanan, dan otoritas regional di meja perundingan.

Menurut Khamenei, sanksi ekonomi yang dijatuhkan AS kepada Iran adalah sebuah kejahatan.

"Sanksi tersebut jelas-jelas bertentangan dengan sistem pemerintahan Iran, tetapi (pada kenyataannya) mereka menentang orang-orang Iran di dalam," kata Khamenei.

Sanksi itu juga membuat rakyat Iran menderita akibat jatuhnya ekonomi yang tidak terhindarkan. Rakyat Iran bahkan akan menentang sistem yang berkuasa. Kenaikan tajam harga bensin bersubsidi yang terpakda diberlakukan menyebabkan kerusuhan besar di kota-kota di Iran selama bulan November, di mana Amnesty International mengatakan lebih dari 300 orang tewas dalam bentrokan dengan polisi dan pasukan keamanan.

Teheran belum merilis statistik resmi tentang skala kerusuhan itu, meskipun pada Juni pemerintah mengakui bahwa pasukan keamanan menembak dan membunuh pengunjuk rasa. Seorang anggota parlemen mengatakan 230 orang tewas dalam protes anti-pemerintah.

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Kantongi Sertifikasi NBTC, Poco F6 Segera Diluncurkan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 08:24

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

UPDATE

Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji!

Senin, 06 Mei 2024 | 05:37

Samani-Belinda Optimis Menang di Pilkada Kudus

Senin, 06 Mei 2024 | 05:21

PKB Kota Probolinggo cuma Buka Pendaftaran Wawalkot

Senin, 06 Mei 2024 | 05:17

Golkar-PDIP Buka Peluang Koalisi di Pilgub Jabar

Senin, 06 Mei 2024 | 04:34

Heboh Polisi Razia Kosmetik Siswi SMP, Ini Klarifikasinya

Senin, 06 Mei 2024 | 04:30

Sebagian Wilayah Jakarta Diperkirakan Hujan Ringan

Senin, 06 Mei 2024 | 03:33

Melly Goeslaw Tetarik Maju Pilwalkot Bandung

Senin, 06 Mei 2024 | 03:30

Mayat Perempuan Tersangkut di Bebatuan Sungai Air Manna

Senin, 06 Mei 2024 | 03:04

2 Remaja Resmi Tersangka Tawuran Maut di Bandar Lampung

Senin, 06 Mei 2024 | 02:55

Aspirasi Tak Diakomodir, Relawan Prabowo Jangan Ngambek

Senin, 06 Mei 2024 | 02:14

Selengkapnya