Berita

Dahlan Iskan bersama Pendeta Leonard dan Istri/Net

Dahlan Iskan

Pendeta Bethany

SELASA, 28 JULI 2020 | 05:36 WIB | OLEH: DAHLAN ISKAN

HARI Minggu kemarin beliau meninggal dunia. Hari Minggu kemarin beliau dimakamkan. Senin pagi keesokan harinya saya baru tahu kalau Pendeta Leonard Limato meninggal dunia.

Saya pun langsung mengirim pesan ucapan duka ke nomor ponsel beliau: entah siapa yang membacanya. Saya sampaikan juga kesan saya yang mendalam setelah berdiskusi panjang dengan beliau belum lama ini.

Setelah diskusi itu beliau masih mengirim WA. Untuk melanjutkan diskusi yang belum selesai. Beliau juga minta agar foto-foto saat kami berdiskusi itu dikirim ke beliau.


Diskusi saya hari itu lebih banyak membicarakan kemungkinan Gereja Bethany bisa rukun kembali. "Saya lillahi ta'ala saya siap menyelesaikannya," ujar Pendeta Leonard hari itu.

Waktu pertemuan itu berlangsung wabah Covid-19 sudah menakutkan. Kami pun sepakat bertemu di tengah: di Surabaya Town Square (Sutos). Saya tidak mengira kalau mal Sutos sudah ditutup total. Padahal kami berjanji untuk bertemu di situ. Saya akan pinjam ruang rapat kantor Persebaya. Atau Wdnsdy cafe (baca: Wednesday) yang bersebelahan dengan toko sepeda Wdnsdy.

Saya minta maaf kepada Pendeta Leonard atas situasi serba tutup itu. Saya pun menawarkan untuk duduk saja di kursi yang ada di depan teras kafe Wdnsdy. Pendeta Leonard ditemani istrinya. Semula sang istri mencari-cari tempat menyendiri. Tapi saya menawarinyi untuk gabung saja di satu meja.

Dengan sikap 'lillahi ta' ala' Pendeta Leonard itu saya pun optimistis Bethany akan rukun kembali. Pendeta Leonard-lah tokoh sentral di perpecahan Gereja Bethany itu. Pendeta Leonard memang salah satu pendiri Bethany. Ia aktivis gereja sejak masih mahasiswa. Yakni sejak masih di gereja Sulung Surabaya.

Dari Sulung ini Leonard mendirikan Gereja Bethany di Jalan Manyar Surabaya. Gereja ini berkembang pesat sampai akhirnya memenuhi syarat untuk mendirikan Sinode sendiri: Sinode Bethany Indonesia.

Tokoh lain di Bethany adalah Pendeta Abraham Alex Tanuseputra. Yang kalau berkhutbah punya daya tarik yang luar biasa. Tahun 2000 Pendeta Alex minta agar Leonard menjadi sekretaris pribadinya. Dari sinilah Leonard punya hubungan yang panjang dengan Alex. Termasuk hubungan gugat-menggugat.

Secara administrasi Leonard-lah yang tercatat sebagai pendiri Bethany. Leonard-lah yang ke notaris. Saat itu Pendeta Alex memilih tidak bergabung ke Bethany. Menurut Leonard, Alex ingin tetap di gereja Bethel.

Barulah ketika Alex dipecat dari GBI (Gereja Bethel Indonesia) pada 2003, Alex resmi bergabung ke Bethany. Tahun itu juga, di sidang raya Sinode Bethany Pendeta Abraham Alex dipilih sebagai ketua sinode. Leonard tetap sebagai sekretaris.

Ketika Pendeta Alex terpilih sebagai Ketua Sinode itu gereja megah dengan arsitektur ikonik di Nginden Surabaya baru saja selesai dibangun. Itulah bangunan gereja tercantik di Surabaya.

Dua tahun kemudian pasangan ini bertengkar. Alex memecat Leonard dari jabatan sekretaris.

Sejak itulah Leonard mendirikan Gereja sendiri. Yakni gereja Bethany My City di Mal Pakuwon di Surabaya Barat. "Saya mendirikan Gereja sendiri minta persetujuan Pak Alex. Saya tetap hormat ke Pak Alex. Beliau orang tua kami," ujar Leonard di depan Wdnsdy cafe itu.

Tak lama kemudian Alex menyelenggarakan sidang raya Sinode Bethany. Alex terpilih kembali. Setelah itulah AD/ART Sinode Bethany diubah. Yang memberikan kekuasaan kepada Alex luar biasa.

Sejak itulah Leonard menggugat Alex ke pengadilan. Pihak Alex melaporkan Leonard ke polisi. Tahun-tahun berikutnya penuh dengan saling gugat dan saling lapor. Saling menang dan saling kalah. Berbagai upaya perdamaian gagal.

Saat bertemu Pendeta Leonard itu saya agak kaget: fisiknya tidak lagi prima. Ia seperti lagi tidak sehat. Sesekali terbatuk-batuk di depan saya. Kami sengaja duduk berjauhan. Saat difoto saya melepas masker, tapi Pendeta Leonard dan istri tetap mengenakan masker –terima kasih.

Ketika mendengar kabar Pendeta Leonard meninggal, saya langsung ingat pertemuan itu. Terutama ke soal kondisi fisiknya yang kelihatan sakit.

Secara hukum, persoalan gugat-menggugat di Bethany (lebih 10 kasus) ini masih berjalan. Sampai minggu lalu. Tentu tidak lagi sejak hari Minggu kemarin.

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

UPDATE

Perbankan Nasional Didorong Lebih Sehat dan Tangguh di 2026

Senin, 22 Desember 2025 | 08:06

Paus Leo XIV Panggil Kardinal di Seluruh Dunia ke Vatikan

Senin, 22 Desember 2025 | 08:00

Implementasi KHL dalam Perspektif Konstitusi: Sinergi Pekerja, Pengusaha, dan Negara

Senin, 22 Desember 2025 | 07:45

FLPP Pecah Rekor, Ribuan MBR Miliki Rumah

Senin, 22 Desember 2025 | 07:24

Jaksa Yadyn Soal Tarik Jaksa dari KPK: Fitnah!

Senin, 22 Desember 2025 | 07:15

Sanad Tarekat PUI

Senin, 22 Desember 2025 | 07:10

Kemenkop–DJP Bangun Ekosistem Data untuk Percepatan Digitalisasi Koperasi

Senin, 22 Desember 2025 | 07:00

FDII 2025 Angkat Kisah Rempah Kenang Kejayaan Nusantara

Senin, 22 Desember 2025 | 06:56

Polemik Homebase Dosen di Indonesia

Senin, 22 Desember 2025 | 06:30

KKP Bidik 35 Titik Pesisir Indonesia Buat KNMP Tahap Dua

Senin, 22 Desember 2025 | 05:59

Selengkapnya