Berita

Huawei di Eropa/Net

Dunia

Terkait 5G Huawei, Tekanan Kuat Dari AS Bikin Eropa Mati Lemas

SELASA, 21 JULI 2020 | 09:00 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Selama berbulan-bulan, sebagian besar negara Uni Eropa bersembunyi di balik punggung Inggris terkait teknologi China Huawei. Diam-diam orang Eropa berharap mereka bisa memiliki keduanya, mendapatkan upgrade telepon seluler cepat dan hemat biaya buatan China, sambil menghindari masalah dengan sekutunya, yaitu AS.  

Ketika akhirnya Inggris membuat keputusan pada 14 Juli untuk memblokir Huawei, orang-orang Eropa menyadari mereka telah kehilangan ‘tumpuan’.

Sebuah artikel di Financial Times Friday berjudul ‘Eropa Menghadapi Penentuan Terkait Persoalan Huawei’  menyoroti kebijakan utama China yang memerlukan respons tegas dari Eropa. Yang menjadi aneh, menurut tulisan dalam artikel itu, mengapa Inggris mengatakan teknologi Huawei dapat mengancam keamanan mereka?

Apa yang dimaksud mengancam? Mestinya, pertanyaannya dibalik menjadi: ‘siapa yang yang merampas tumpuan Eropa?’

Memang, masuk akal bagi pemerintah mana pun untuk mengutamakan pembangunan dan kepentingan negaranya. Masalahnya adalah media dan pengamat Barat, yang dicuci otaknya oleh pendekatan ‘kebijakan’ gaya AS, cenderung mengotori semua yang dilakukan Tiongkok.

Apakah selama ini China telah mengambil tindakan proteksionis atau memaksa negara lain untuk membuat konsesi perdagangan? Apakah China meninggalkan kewajiban dan tanggung jawab globalnya? Menodai perjanjian internasional atau menarik diri dari organisasi internasional hanya karena tidak puas dengan jumlah kepentingan yang diperolehnya?

Apakah China telah membalikkan moralitas internasional seperti halnya Amerika Serikat, yang meluncurkan perang dagang di seluruh dunia dan menekan sekutunya pada masalah-masalah mulai dari anggaran pertahanan hingga aplikasi TikTok?

Jika AS mengatakan bahwa Beijing mempromosikan ‘kebijakan utama China’ melalui kasus Huawei, itu adalah argument yang salah, menurut artikel itu. Apakah Eropa memilih teknologi Huawei atau tidak, seharusnya tidak menjadi masalah.

Sayangnya, sekarang telah menjadi masalah persaingan geopolitik, berkat serangan politik dan ideologis dari AS yang terus-menerus memojokkan Huawei.  

Yang lucu adalah tentang perlawanan AS terhadap perusahaan China. Washington menolak kesuksesan jaringan 5G Huawei dan mencari segala cara untuk menindaknya, termasuk memaksa sekutunya untuk melakukan hal yang sama. ‘Ini benar-benar konyol!” tulis artikel itu.

Laporan menunjukkan Huawei telah diinformasikan oleh pemerintah Inggris secara pribadi bahwa faktor-faktor geopolitik berada di belakang keputusan terakhir negara itu, dengan petunjuk bahwa segala sesuatunya dapat dibalik setelah pemilihan presiden AS pada November.

Jadi, sebenarnya, yang saat ini dihadapi oleh Eropa bukanlah karangan soal ‘kebijakan China’ yang menjadikan halangan untuk jaringan 5G beraksi,  tetapi justru yang terjadi adalah ‘kebijakan AS’ yang mendepaknya.

“AS yang memainkan semua ini dengan cerdas,” tulis artikel itu.

Pilihan Inggris atas Huawei mestinya tidak dibuat berdasarkan tekanan dari China, London, atau Brussels. Juga bukan paksaan dari Beijing.

Tekanan yang semakin kuat dari AS telah membuat Eropa mati lemas, dan yang terakhir harus memilih satu sisi; sisi AS.

“Jika Eropa memang menghadapi pilihan yang menentukan, itu akan menjadi cara untuk mencari tahu siapa mitra sebenarnya dan siapa teman yang beracun,” tutup artikel itu.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

UPDATE

Pengukuhan Petugas Haji

Sabtu, 04 Mei 2024 | 04:04

Chili Siap Jadi Mitra Ekonomi Strategis Indonesia di Amerika Selatan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 04:02

Basri Baco: Sekolah Gratis Bisa Jadi Kado Indah Heru Budi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 03:42

Pemprov DKI Tak Ingin Polusi Udara Buruk 2023 Terulang

Sabtu, 04 Mei 2024 | 03:24

Catat, Ganjil Genap di Jakarta Ditiadakan 9-10 Mei

Sabtu, 04 Mei 2024 | 03:22

BMKG Prediksi Juni Puncak Musim Kemarau di Jakarta

Sabtu, 04 Mei 2024 | 02:27

Patuhi Telegram Kabareskrim, Rio Reifan Tak akan Direhabilitasi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 02:05

Airlangga dan Menteri Ekonomi Jepang Sepakat Jalankan 3 Proyek Prioritas Transisi Energi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 02:00

Zaki Tolak Bocorkan soal Koalisi Pilkada Jakarta

Sabtu, 04 Mei 2024 | 01:35

Bertemu Wakil PM Belanda, Airlangga Bicara soal Kerja Sama Giant Sea Wall

Sabtu, 04 Mei 2024 | 01:22

Selengkapnya