Berita

Penemuan 110 kontainer ilegal berisi limbah berbahaya di Tanjung Pelepas, Malaysia

Dunia

Malaysia Temukan Ratusan Kontainer Ilegal Berisi Limbah Berbahaya, Diduga Akan Dikirim Ke Indonesia

SENIN, 20 JULI 2020 | 05:56 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Pihak keamanan Malaysia menemukan sebanyak 110 kontainer ilegal  berisi logam berat berbahaya asal Rumania yang ditinggalkan bulan lalu di pelabuhan Tanjung Pelepas. Diduga ratusan kontainer itu akan dikirim ke Indonesia, ini merupakan kasus penemuan limbah beracun terbesar yang dibuang di negara itu.

Menteri Lingkungan dan Air Malaysia,Tuan Ibrahim Tuan Man mengatakan, kontainer itu berisi 1.864 ton electric arc furnace dust (EAFD), yaitu produk sampingan dari produksi baja yang mengandung logam berat seperti seng, kadmium, dan timah hitam. Kontainer itu ditemukan ditinggalkan di pelabuhan Tanjung Pelepas di negara bagian selatan Johor.

“Penemuan EAFD, saat transit di Malaysia dan menuju Indonesia, adalah temuan terbesar dari jenisnya dalam sejarah Malaysia,” kata Tuan Ibrahim, seperti dikutip dari Reuters, Minggu (19/7).

Dia mengatakan EAFD, diklasifikasikan sebagai limbah beracun di bawah Konvensi Basel, dan telah terdaftar sebagai seng pekat dalam bentuk deklarasi.

“Departemen Lingkungan, sebagai otoritas Konvensi Basel (untuk Malaysia), belum memberikan persetujuan atau menerima pemberitahuan dari eksportir limbah untuk transit di Malaysia,” katanya.

Kantor berita Malaysia, Bernama, melaporkan bahwa Malaysia telah menghubungi otoritas Konvensi Basel Rumania untuk mengatur pemulangan kontainer dan telah melibatkan Interpol untuk penyelidikan lebih lanjut.

Sejauh ini, Kedutaan Besar Rumania di Kuala Lumpur belum berkomentar soal penemuan ini.

Dalam beberapa tahun terakhir, Malaysia menjadi tujuan utama dunia untuk pembuangan limbah plastik setelah China melarang impor barang bekas. Malayseia sendiri telah bernegosiasi dengan negara-negara asal untuk mengambil kembali ratusan kontainer plastik yang masuk ke negara itu secara ilegal.

Populer

Pemuda Katolik Tolak Program Transmigrasi di Papua

Rabu, 30 Oktober 2024 | 07:45

Pilkada Jateng dan Sumut Memanas Buntut Perseteruan PDIP Vs Jokowi

Minggu, 03 November 2024 | 13:16

Ketum PITI Sayangkan Haikal Hasan Bikin Gaduh soal Kewajiban Sertifikasi Halal

Kamis, 31 Oktober 2024 | 20:01

Inilah Susunan Dewan Komisaris IPC TPK Baru

Jumat, 01 November 2024 | 01:59

Komandan IRGC: Serangan Balasan Iran Melampaui Ekspektasi Israel

Jumat, 01 November 2024 | 12:04

Hizbullah Bombardir Pangkalan Militer Israel Pakai Rudal, Sirine Berdengung Kencang

Sabtu, 02 November 2024 | 18:04

"Geng Judol" di Komdigi Jadi Gunjingan sejak Bapak itu Jabat Menteri

Rabu, 06 November 2024 | 07:53

UPDATE

KPK Panggil Bupati Situbondo Karna Suswandi Usut Korupsi Dana PEN

Jumat, 08 November 2024 | 11:59

Jelang Akhir Pekan Emas Antam Melonjak Jadi Rp1,52 Juta

Jumat, 08 November 2024 | 11:57

Namarin: Prabowo Perlu Hidupkan Lagi Dewan Maritim Indonesia

Jumat, 08 November 2024 | 11:55

Bursa Eropa Rebound, STOXX 600 Ditutup Naik 0,62

Jumat, 08 November 2024 | 11:51

Peringati Green March ke-49, Raja Mohammed VI Tegaskan Kembali Hak Maroko atas Sahara

Jumat, 08 November 2024 | 11:47

Kemenkeu Bakal Optimalisasi Aset Gedung untuk Kementerian Baru

Jumat, 08 November 2024 | 11:33

Bawaslu Periksa Kesiapan Jajaran Daerah Jelang Pilkada 2024

Jumat, 08 November 2024 | 11:23

Dukung Program Pemerintah, Marinir Gelar Makan Bergizi Buat Rakyat

Jumat, 08 November 2024 | 11:13

Ketua Fraksi PKS: Tangkap Mafia dan Beking Judi Online

Jumat, 08 November 2024 | 10:55

Begini Suasana Pemutaran Lagu Kebangsaan di Kompleks Parlemen

Jumat, 08 November 2024 | 10:54

Selengkapnya