Berita

Kanselir Jerman, Angela Merkel; Presiden Prancis, Emmanuel Macron; dan Perdana Menteri Italia, Giuseppe Conte/Net

Dunia

Prancis-Italia-Jerman Siapkan Sanksi Bagi Negara Yang Ikut Campur Dalam Konflik Libya

MINGGU, 19 JULI 2020 | 09:18 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Perang saudara di Libya telah memicu konflik berkepanjangan. Keterlibatan pihak-pihak asing, seperti Turki dan Rusia, juga membuat kekerasan di Libya semakin intens.

Hal tersebut membuat para pemimpin Uni Eropa, yaitu Prancis, Italia, dan Jerman, mengaku sedang mempertimbangkan sanksi bagi kekuatan asing yang ikut campur dalam konflik Libya. Terutama mereka yang melanggar embargo senjata.

Adapun rencana tersebut dituangkan dalam pernyataan bersama yang dirilis oleh kantor kepresidenan Prancis pada Sabtu (18/7). Di mana pernyataan tersebut muncul setelah Presiden Prancis Emmanuel Macron, Kanselir Jerman Angela Merkel, dan Perdana Menteri Italia Giuseppe Conte melakukan pertemuan di Brussels.

Ketiganya mendesak semua aktor asing untuk mengakhiri campur tangan mereka dan menghormati embargo senjata Libya yang telah ditetapkan oleh Dewan Keamnana PBB.

"Kami siap mempertimbangkan kemungkinan penggunaan sanksi jika pelanggaran embargo di laut, di darat, atau di udara berlanjut dan menantikan proposal yang akan dilakukan Perwakilan Tinggi/Wakil Presiden Uni Eropa untuk tujuan ini," ujar mereka seperti dikutip CGTN.

Pernyataan bersama tersebut adalah yang pertama kalinya bagi ketiga kekuatan besar itu mengancam sanksi di tengah kekhawatiran eskalasi baru di kawasan.

"Kami berbagi keprihatinan serius tentang meningkatnya ketegangan militer di negara ini dan meningkatnya risiko eskalasi regional," kata mereka.

"Karena itu kami menyerukan semua partai Libya dan pendukung asing mereka untuk segera menghentikan pertempuran dan mengakhiri eskalasi militer yang sedang berlangsung di seluruh negeri," sambung mereka.

Selain memberlakukan sanksi pada pihak asing, para diplomat mengatakan negara-negara Uni Eropa juga dapat mempertimbangkan untuk menjatuhkan sanksi kepada individu-individu dari kedua pihak yang berseteru di Libya.

Konflik di Libya sendiri melibatkan dua kelompok yang berselisih setelah pemimpin Muammar Gaddafi digulingkan dan dibunuh pada 2011.

Pada 2014, Pemerintahan Kesepakatan Nasional (GNA) yang berbasis di Tripoli berebut kekuasaan dengan kelompok Tentara Nasional Libya (LNA) yang dipimpin oleh Komandan Khalifa Haftar yang berbasis di bagian timur.

Selama inim Turki diketahui telah memberikan sejumlah dukungan senjata hingga pejuang untuk membantu GNA. Sementara Haftar telah didukung oleh Rusia, bersama dengan Uni Emirat Arab (UEA) dan Mesir.

Pada Sabtu, GNA memindahkan pejuang lebih dekat ke Sirte, pintu gerbang ke terminal minyak utama Libya. Mereka berencana untuk merebut kembali wilayah tersebut dari pasukan Haftar.

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Telkom Buka Suara Soal Tagihan ‘Telepon Tidur’ Rp9 Triliun Pertahun

Kamis, 25 April 2024 | 21:18

UPDATE

Lanal Banten dan Stakeholder Berjibaku Padamkan Api di Kapal MT. Gebang

Minggu, 05 Mei 2024 | 19:55

Indonesia Tetapkan 5,5 Juta Hektare Kawasan Konservasi untuk Habitat Penyu

Minggu, 05 Mei 2024 | 19:41

Kepercayaan Global Terus Meningkat pada Dunia Pelayaran Indonesia

Minggu, 05 Mei 2024 | 19:27

TNI AU Distribusikan Bantuan Korban Banjir di Sulsel Pakai Helikopter

Minggu, 05 Mei 2024 | 19:05

Taruna Jadi Korban Kekerasan, Alumni Minta Ketua STIP Mundur

Minggu, 05 Mei 2024 | 18:42

Gerindra Minta Jangan Adu Domba Relawan dan TKN

Minggu, 05 Mei 2024 | 18:19

Ketua Alumni Akpol 91 Lepas Purna Bhakti 13 Anggota

Minggu, 05 Mei 2024 | 17:52

Jadi Lokasi Mesum, Satpol PP Bangun Posko Keamanan di RTH Tubagus Angke

Minggu, 05 Mei 2024 | 17:24

Perbenihan Nasional Ikan Nila Diperluas untuk Datangkan Cuan

Minggu, 05 Mei 2024 | 16:59

Komandan KRI Diponegoro-365 Sowan ke Pimpinan AL Cyprus

Minggu, 05 Mei 2024 | 16:52

Selengkapnya