Berita

Grup surat kabar Stuff ikut gerakan boikot Facebook/net

Dunia

Surat Kabar Terbesar Selandia Baru Ikut Gerakan Boikot Facebook Yang Enggan Tangani Fenomena Hate Speech

SENIN, 06 JULI 2020 | 11:47 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Jejaring sosial raksasa Facebook akhir-akhrinya mendapat banyak kritikan dan kecaman karena dianggap gagal menangani fenomena hate speech atau ujaran kebencian di platform-nya.

Alhasil publik melakukan kampenya boikot Facebook yang digerakkan secara global. Salah satunya juga dilakukan oleh grup surat kabar terbesar dari Selandia Baru, Stuff.

Stuff adalah situs web media berita terbesar di Selandia Baru dan memiliki lusinan surat kabar di seluruh negeri.

Melansir The Guardian, surat kabar tersebut baru-baru ini telah menangguhkan hubungannya dengan Facebook dan Instagram dengan berhenti mengunggah berita ke platform tersebut.

Menurut email internal dari wakil editor Stuff, Janine Fenwick, pada Senin pagi (6/7), perusahaan itu sedang uji coba menghentikan semua aktivitas di jaringan milik Facebook sebagai bagian dari boikot global untuk menekan raksasa media sosial tersebut mengambil tindakan lebih kuat atas fenomena ujaran kebencian pada platform-nya.

“Sampai hari ini semua alian kita akan dijeda dan diarsipkan. Kami akan berhenti mengunggah ke Instagram," bunyi email tersebut.

Karyawan pun menanggapi aksi tersebut dengan positif. Sementara itu, uji coba akan dilakukan dan dipantau ketat.

Sebelumnya, Stuff juga telah berhenti beriklan di Facebook sesaat setelah serangan masjid di Chrischurch. Mengingat semakin banyak ujaran kebencian dan kekerasan mengenai peristiwa tersebut di Facebook yang tidak ditangani.

Selain Stuff, ada sekitar 500 perusahaan dan merek global lainnya sudah ikut melakukan kampanye yang sama. Misalnya Starbucks, Coca-Cola, Target, Ford, Honda, hingga Levi Strauss.

Jika digabungkan, komitmen iklan mereka untuk Facebook mencapai ratusan juta dolar AS.

Meski begitu, pendiri Facebook, Mark Zuckerberg memandang boikot tersebut hanya mempengaruhi citra dan tidak dengan masalah keuangan. Ia bahkan menolak untuk mengubah kebijakan.

"Kami tidak akan mengubah kebijakan atau pendekatan kami pada apa pun," ujar Zuckerberg.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

UPDATE

Hadiri Halal Bihalal Ansor, Kapolda Jateng Tegaskan Punya Darah NU

Jumat, 03 Mei 2024 | 06:19

Bursa Bacalon Wali Kota Palembang Diramaikan Pengusaha Cantik

Jumat, 03 Mei 2024 | 06:04

KPU Medan Tunda Penetapan Calon Terpilih Pileg 2024

Jumat, 03 Mei 2024 | 05:50

Pensiunan PNS di Lubuklinggau Bingung Statusnya Berubah jadi Warga Negara Malaysia

Jumat, 03 Mei 2024 | 05:35

Partai KIM di Kota Bogor Kembali Rapatkan Barisan Jelang Pilkada

Jumat, 03 Mei 2024 | 05:17

PAN Jaring 17 Kandidat Bakal Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Bengkulu

Jumat, 03 Mei 2024 | 04:58

Benny Raharjo Tegaskan Golkar Utamakan Kader untuk Pilkada Lamsel

Jumat, 03 Mei 2024 | 04:41

Pria di Aceh Nekat Langsir 300 Kg Ganja Demi Upah Rp50 Ribu

Jumat, 03 Mei 2024 | 04:21

Alasan Gerindra Pagar Alam Tak Buka Pendaftaran Bacawako

Jumat, 03 Mei 2024 | 03:57

KPU Tubaba Tegaskan Caleg Terpilih Tidak Dilantik Tanpa Serahkan LHKPN

Jumat, 03 Mei 2024 | 03:26

Selengkapnya