Berita

Seorang warga desa mendayung perahu di Sungai Mekong yang terletak di Luang Prabang, Laos/Reuters

Dunia

Tutup Telinga Dari Protes Negara Tetangga, Laos Lanjutkan Proyek Bendungan Mekong

RABU, 01 JULI 2020 | 20:06 WIB | LAPORAN: AMELIA FITRIANI

Laos seakan menutup telinga dari komentar miring negara-negara tetangga yang menentang proyek pembangunan bendungan Mekong ketiga di Luang Prabang.

Pemerintah Laos memutuskan untuk bergerak maju dengan proyek bendungan sekaligus pembangkit listrik tenaga air di Sungai Mekong tersebut pekan ini.

Jika terealisasi, pembangkit listrik yang dibangun dalam proyek itu diprediksi akan dapat menghasilkan listrik berkapasitas 1.400 megawatt (MW).


Selain itu, bendungan ini juga akan menjadi bendungan terbesar ketiga dan terbesar Laos di Sungai Mekong.

Konstruksi proyek tersebut semula akan dimulai pada awal tahun lalu, namun kemudian ditunda hingga pekan ini.  

Akan tetapi, sejumlah negara tetangga, seperti Kamboja, Thailand dan Vietnam yang tergabung dalam Komisi Sungai Mekong (MRC) pada Rabu (1/7) mengemukakan kekhawatiran mereka soal potensi rusaknya perikanan dan pertanian di bagian hilir jika proyek itu tetap dijalankan.

Mereka mendesak Laos untuk lebih memprediksi dampak dari pembangunan proyek di masa depan dan mempertimbangkan rekomendasi MRC.

Terlebih Sungai Mekong yang merupakan sungai terpanjang ke-12 di dunia mengalir ke sejumlah negara, bukan hanya Laos, tapi juga sebagian wilayah China, tepatnya di provinsi Yunnan, negara Myanmar, Thailand, Kamboja, dan Vietnam.

Diketahui bahwa semua negara tersebut, kecuali China dan Myanmar masuk kedalam MRC.

MRC sendiri telah menyelesaikan proses konsultasi enam bulan untuk proyek tersebut pada hari Selasa (30/6). Hasilnya, mereka mengkhawatirkan dampak lingkungan jangka panjang dari pembangunan proyek itu.

MRC juga menyebutkan bahwa pembangunan bendungan baru di Sungai Mekong akan merusak lahan pertanian di hilir dengan menghambat aliran sedimen ke delta sungai dan menghalangi migrasi ikan.

"Sementara tiga negara (Kamboja, Thailand dan Vietnam) mengakui kedaulatan dan hak-hak (Laos), mereka meminta agar Laos memperhatikan rekomendasi mereka," kata komisi itu dalam sebuah pernyataan, seperti dimuat Channel News Asia.

Sayangnya, perjanjian Mekong tahun 1995 tidak memberi ketiga negara tetangga Laos itu kekuatan untuk memveto apapun proyek terkait Sungai Mekong di Laos.

Pemerintah Laos juga belum menyatakan sikap atas saran dari MRC itu.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

UPDATE

Program Belanja Dikebut, Pemerintah Kejar Transaksi Rp110 Triliun

Sabtu, 27 Desember 2025 | 08:07

OJK Ingatkan Risiko Tinggi di Asuransi Kredit

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:48

Australia Dukung Serangan Udara AS terhadap ISIS di Nigeria

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:32

Libur Natal Pangkas Hari Perdagangan, Nilai Transaksi BEI Turun Tajam

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:17

Israel Pecat Tentara Cadangan yang Tabrak Warga Palestina saat Shalat

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:03

Barzakh itu Indah

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:38

Wagub Babel Hellyana seperti Sendirian

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:21

Banjir Cirebon Cermin Politik Infrastruktur Nasional Rapuh

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:13

Jokowi sedang Balas Dendam terhadap Roy Suryo Cs

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:06

Komdigi Ajak Warga Perkuat Literasi Data Pribadi

Sabtu, 27 Desember 2025 | 05:47

Selengkapnya