Berita

Dosen senior Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (UI) Djamester Simarmata/Net

Politik

Pemerintah Tekor 10 Tahun, Djamester: Yang Bisa Bantu Cuma Reformasi Sistem Moneter

MINGGU, 21 JUNI 2020 | 09:32 WIB | LAPORAN: RAIZA ANDINI

Pemerintah mengaku akan tekor hingga 10 tahun lantaran defisit APBN 2020 melebar 6,34 persen dari PDB akibat hantaman keras pandemik Covid-19, yang melumpuhkan seluruh sektor perekonomian nasional.

Untuk menambal defisit anggaran negara tersebut, pemerintah memutuskan untuk meminjam uang dari sejumlah negara, termasuk IMF dan juga World Bank.

Dosen senior Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (UI) Djamester Simarmata mengatakan bahwa seharusnya Indonesia mengubah sistem moneter di dalam negeri untuk menyelamatkan perekonomian bangsa.


Usulnya ini sesuai dengan perkembangan ekonomi, di mana dunia internasional sudah meminta mengubah sistem moneter.

“Misalnya bahwa tahun 1930 sesudah depresi besar di dunia terutama di Amerika, sekelompok di sana mengusulkan sistem perbankan diubah. Yang mengatakan full reserve banking, artinya bank itu hanya sebagai perantara,” ujar Djamester kepada Kantor Berita Politik RMOL, Minggu (21/6).

Dia menerangkan, saat ini perbankan melakukan kebohongan kepada publik, dengan meminjamkan uang namun tidak ada nilainya.

“Sekarang itu, bank itu disebutkan sebagai lembaga perantara itu bohong. Itu mencetak uang, saat orang diberi kredit, pada saat yang sama itu ditulis itu deposito, jadi enggak ada uangnya itu ketika orang datang ke bank itu,” paparnya.

Sistem moneter seperti ini yang kemudian menjadi perdebatan besar seluruh negara-negara besar lantaran merugikan rakyat.

“Jadi gini sekarang gerakan yang ada di dunia itu adalah untuk mengembalikan hak yang disebutkan seigniorage dari mencetak uang itu adalah hak rakyat bukan hak bank komersil,” katanya.

Dia juga menambahkan adanya revolusi industri 4.0 menjadi ancaman Indonesia lantaran akan terjadi gelombang PHK besar-besaran yang sulit untuk dikendalikan.

“Nah ini dua-dua ini berimpit dengan Covid-19, yang bisa membantu ini adalah reformasi sistem moneter global, termasuk di Indonesia,” tandasnya.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Pemkot Bogor Kini Punya Gedung Pusat Kegawatdaruratan

Senin, 29 Desember 2025 | 10:12

Dana Tunggu Hunian Korban Bencana Disalurkan Langsung oleh Bank Himbara

Senin, 29 Desember 2025 | 10:07

1.392 Personel Gabungan Siap Amankan Aksi Demo Buruh di Monas

Senin, 29 Desember 2025 | 10:06

Pajak Digital Tembus Rp44,55 Triliun, OpenAI Resmi Jadi Pemungut PPN Baru

Senin, 29 Desember 2025 | 10:03

Ketum KNPI: Pelaksanaan Musda Sulsel Sah dan Legal

Senin, 29 Desember 2025 | 09:51

Bukan Soal Jumlah, Integritas KPU dan Bawaslu Justru Terletak pada Independensi

Senin, 29 Desember 2025 | 09:49

PBNU Rukun Lagi Lewat Silaturahmi

Senin, 29 Desember 2025 | 09:37

PDIP Lepas Tim Medis dan Dokter Diaspora ke Lokasi Bencana Sumatera

Senin, 29 Desember 2025 | 09:36

Komisi I DPR Desak Pemerintah Selamatkan 600 WNI Korban Online Scam di Kamboja

Senin, 29 Desember 2025 | 09:24

Pengakuan Israel Atas Somaliland Manuver Berbahaya

Senin, 29 Desember 2025 | 09:20

Selengkapnya