Berita

Ilustrasi/Istimewa

Dahlan Iskan

Batu Himalaya

MINGGU, 21 JUNI 2020 | 05:27 WIB | OLEH: DAHLAN ISKAN

BEGITU banyak peristiwa. Begitu sedikit yang bisa ditulis DI's Way. Ada 'air-keras-tidak-sengaja' yang menghadiri wajah tokoh antikorupsi Novel Baswedan. Ada Nurhadi yang akhirnya ditangkap Novel Baswedan. Ada warisan humor Gus Dur yang bikin cilaka. Ada Eka Sila. Ada Omnibus Law yang mendadak tiba di terminal akhir.

Belum lagi dokter-dokter yang meninggal karena pandemik. Juga mengapa kemampuan lab di kota sebesar Surabaya hanya sekitar 250 sehari --sementara kota Padang yang lebih kecil bisa 2.500 perhari.

Begitu banyak peristiwa penting. Hanya satu yang bisa ditulis di DI's Way.

Akankah DI's Way harus punya wartawan? Agar 'yang banyak kejadian' itu bisa ditulis semua? Haruskah saya memimpin tim liputan lagi? Seperti saat berumur 31 tahun --padahal umur saya sekarang sudah 69 tahun?

Kalau konflik India-China, saya memang tidak tertarik. Tidak pernah tertarik. Padahal betapa banyak pembaca yang juga ingin saya menulis konflik perbatasan itu.

Konflik itu sudah terjadi puluhan tahun. Senjata yang digunakan pun sangat kuno: batu. Saling lempar batu. Padahal keduanya punya nuklir.

Saya pun yakin: perang zaman batu pada 2020 ini tidak akan meledak menjadi perang besar.

China itu punya perbatasan dengan 16 negara. China sudah bisa menyelesaikan perbatasannya dengan 14 negara. Tidak satu pun lewat perang. Tinggal dengan India dan Nepal itu --yang dipengaruhi India juga. Tidak ada sejarah perang besar perbatasan di kawasan 16 negara itu.

Yang dengan Rusia sebenarnya lebih parah. Perbatasan dua negara itu juga jauh lebih panjang.

Saya pernah ke museum di perbatasan China-Rusia itu. Di kota kecil Heihe. Dua kali saya ke sana. Yang dari kota itu bisa memotret kota Rusia di dekatnya. Hanya dipisahkan sungai selebar Bengawan Solo.

Kunjungan kedua saya bersama Robert Lai yang Singaporean dan John Mohn yang American.

Di museum itu diceritakan soal penyelesaian perbatasan China-Rusia. Yang sangat dramatik. Termasuk ketika China harus kehilangan wilayah yang luas di dekat Heihe.

Maka saya tidak yakin akan ada perang besar di perbatasan China-India. Kecuali batu-batu di situ sudah habis. Bayangkan betapa lamanya menghabiskan batu di kaki pegunungan Himalaya itu.

Yang mungkin meledak adalah perbatasan di laut. Tidak dengan satu negara. Tapi dengan tiga negara: Vietnam, Malaysia, dan Filipina. Di Laut China Selatan.

Baik di India maupun di laut itu ada unsur Amerika Serikat yang kuat di dalamnya.

Saya pun menyadari sepenuhnya keterbatasan DI's Way. Yang hanya punya satu wartawan --itu pun tanpa dibayar pula.

Tapi saya juga membaca keinginan yang kuat dari publik: perlunya liputan DI's Way yang lebih luas.

Sementara ini, itu tidak mungkin.

Maka sebaiknya pandanglah DI's Way hanya sebagai salah satu sudut pandang. Jangan juga mudah ikut sudut pandang DI's Way.

Yang terbaik adalah: masing-masing orang punya pandangan sendiri-sendiri. Media sebaiknya hanya menyajikan pilihan-pilihan dari begitu banyak sudut pandang.

Yang cebong tetaplah jadi anak kodok. Sampai airnya kering. Yang kampret tetaplah jadi anak codot sampai tidak ada lagi pohon.

Toh kita tidak punya batu sebanyak di kaki Himalaya.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

UPDATE

Hadiri Halal Bihalal Ansor, Kapolda Jateng Tegaskan Punya Darah NU

Jumat, 03 Mei 2024 | 06:19

Bursa Bacalon Wali Kota Palembang Diramaikan Pengusaha Cantik

Jumat, 03 Mei 2024 | 06:04

KPU Medan Tunda Penetapan Calon Terpilih Pileg 2024

Jumat, 03 Mei 2024 | 05:50

Pensiunan PNS di Lubuklinggau Bingung Statusnya Berubah jadi Warga Negara Malaysia

Jumat, 03 Mei 2024 | 05:35

Partai KIM di Kota Bogor Kembali Rapatkan Barisan Jelang Pilkada

Jumat, 03 Mei 2024 | 05:17

PAN Jaring 17 Kandidat Bakal Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Bengkulu

Jumat, 03 Mei 2024 | 04:58

Benny Raharjo Tegaskan Golkar Utamakan Kader untuk Pilkada Lamsel

Jumat, 03 Mei 2024 | 04:41

Pria di Aceh Nekat Langsir 300 Kg Ganja Demi Upah Rp50 Ribu

Jumat, 03 Mei 2024 | 04:21

Alasan Gerindra Pagar Alam Tak Buka Pendaftaran Bacawako

Jumat, 03 Mei 2024 | 03:57

KPU Tubaba Tegaskan Caleg Terpilih Tidak Dilantik Tanpa Serahkan LHKPN

Jumat, 03 Mei 2024 | 03:26

Selengkapnya