Berita

Dutabesar RI untuk Republik Rakyat Tiongkok, Djauhari Oratmangun dalam acara "China Enterprises Going Global Risk Conference: 2020 Global Investment Services Forum and Foreign Embassies & Overseas Industrial Parks Promotion Information Release" yang digelar di Hotel Sheraton Beijing/KBRI Beijing

Dunia

Era New Normal Tiba, Investasi Asing Jadi Motor Pertumbuhan

SABTU, 20 JUNI 2020 | 00:12 WIB | LAPORAN: AMELIA FITRIANI

Memasuki tatanan normal baru atau new normal, mitigasi Covid-19 dan perbaikan iklim investasi merupakan hal yang menjadi prioritas pemerintah Indonesia.

Begitu kata Dutabesar RI untuk Republik Rakyat Tiongkok, Djauhari Oratmangun dalam acara "China Enterprises Going Global Risk Conference: 2020 Global Investment Services Forum and Foreign Embassies & Overseas Industrial Parks Promotion Information Release" yang digelar di Hotel Sheraton Beijing, pekan ini.

Seperti keterangan yang diterima redaksi (Jumat, 19/6), forum tersebut diselenggarakan oleh Jiang Tai International Associates, yakni organisasi yang terafiliasi dengan berbagai investor China. Organisasi itu memiliki misi utama untuk mengidentifikasi negara tujuan potensial dan memberikan rekomendasi bagi perusahaan yang akan melakukan investasi di luar negeri.
Indonesia dinilai sebagai salah satu negara tujuan investasi prioritas bagi China.

Sebagai informasi, penyelenggaan forum tersebut dilakukan dengan menerapkan pedoman kesehatan di era new normal. Karenanya, penyelenggaraan forum yang hanya menyediakan tempat duduk untuk 50 peserta dengan jarak duduk sekitar 4 meter antar peserta.

Namun demikian, forum tersebut juga disiarkan secara daring dengan jumlah peserta hingga mencapai 2.000 orang dari berbagai perusahaan dan asosiasi bisnis di negeri tirai bambu.

Dalam kesempatan tersebut, Djauhari menjelaskan bahwa Indonesia bersungguh-sungguh dalam penanganan Covid-19 serta dalam menghadapi era new normal.

"Pemerintah Indonesia telah meluncurkan berbagai kebijakan penanganan resiko Covid-19 disertai dengan kebijakan yang berfokus untuk meningkatkan iklim dan insentif investasi bagi investor asing," jelas Djauhari dalam keynote speech-nya.

Dia juga menjelaskan bahwa Indonesia selain membentuk gugus tugas percepatan penanganan Covid-19, juga mengeluarkan berbagai stimulus fiskal dan non-fiskal, kebijakan moneter dan finansial, serta berbagai jaring pengaman kesehatan, sosial dan ekonomi selama masa pemulihan.

Menurutnya, sektor yang paling berpeluang dalam era new normal pasca Covid-19 adalah sektor ekonomi digital, pariwisata, kendaraan listrik, dan pengembangan SDM.

Dia menjelaskan, ekonomi digital memang tidak terelakkan menjadi perhatian selama pandemi karena mencatatkan pertumbuhan signifikan, namun potensi pariwisata Indonesia pada masa new normal juga tidak bisa dipandang sebelah mata karena merupakan peluang tersembunyi yang bisa dieksplorasi.

Menurutnya, tagar "work from home" selama masa pandemi berpeluang menjadi "work from Bali" pasca pandemi. Kedua sektor tersebut, ditambah dengan kekayaan alam nikel Indonesia untuk sektor kendaraan listrik dan kebutuhan peningkatan skill SDM Indonesia, adalah sektor paling potensial bagi investor asing untuk turut andil dan memperoleh manfaat dari kemajuan pesat Indonesia saat ini.

Djauhari menutup keynote speech dengan memaparkan tips perubahan perilaku masyarakat Indonesia pasca Covid-19 yang perlu diperhatikan pebisnis asing, seperti gaya hidup sehat, aktivitas online dan virtual yang meningkat, serta empati dan kepedulian yang tinggi akan lingkungan.

Empat perilaku tersebut perlu diadaptasi oleh pelaku bisnis. Perubahan perilaku tersebut juga dapat dikapitalisasi melalui product atau company branding.

Sebelumnya, dalam kesempatan yang sama, Chairman dari Jiang Tai International Associates, Shen Kaitao dalam pidato pembukaannya menyampaikan bahwa Pemerintah Tiongkok tetap memberikan prioritas untuk berbagai perusahaan nasional untuk melakukan ekspansi ke luar negeri.

Investasi ke luar negeri menjadi semakin penting di tengah situasi pandemi Covid-19, tidak hanya bagi pertumbuhan ekonomi Tiongkok namun juga pertumbuhan ekonomi global.

Namun demikian, situasi penanganan pandemi di masing-masing negara juga perlu tetap menjadi pertimbangan utama dalam melakukan investasi.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

Bentuk Unit Khusus Pidana Ketenagakerjaan, Lemkapi sebut Kapolri Visioner

Kamis, 02 Mei 2024 | 22:05

KPK Sita Bakal Pabrik Sawit Diduga Milik Bupati Labuhanbatu

Kamis, 02 Mei 2024 | 21:24

Rakor POM TNI-Polri

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:57

Semarak Hari Kartini, Srikandi BUMN Gelar Edukasi Investasi Properti

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:50

KPK Sita Kantor Nasdem Imbas Kasus Bupati Labuhanbatu

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:46

Sesuai UU Otsus, OAP adalah Pribumi Pemilik Pulau Papua

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:33

Danone Indonesia Raih 3 Penghargaan pada Global CSR dan ESG Summit 2024

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:21

Pabrik Narkoba di Bogor Terungkap, Polisi Tetapkan 5 Tersangka

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:15

Ahmed Zaki Harap Bisa Bermitra dengan PKB di Pilgub Jakarta

Kamis, 02 Mei 2024 | 19:50

PP Pemuda Muhammadiyah Gelar Tasyakuran Milad Songsong Indonesia Emas

Kamis, 02 Mei 2024 | 19:36

Selengkapnya