Potret siswa di Kabupaten Kepulauan Mentawai/Net
Program belajar dari rumah yang disiarkan TVRI sejak 13 April 2020, sangat membantu siswa, guru dan orang tua dalam mengikuti proses pembelajaran dari rumah, selama pandemik Covid-19.
Hanya saja, Ketua DPD PDI Perjuangan Sumatera Barat Alex Indra Lukman menyebutkan, layanan program TVRI itu tidak dapan dinikmati merata di Indonesia.
Dikatakan Alex, di wilayah Sumbar ada Kabupaten Kepulauan Mentawai, di mana saluran gratis dari TVRI ini dihadang ketiadaan pasokan listrik.
Selain itu, daerah yang berhadapan langsung dengan kawasan Samudra Hindia ini, juga tidak terlalu baik dalam hal fasilitas jaringan internet.
“Pembelajaran melalui TVRI ataupun secara daring melalui internet, tak bisa dinikmati generasi masa depan Mentawai yang merupakan sebagai salah satu daerah kategori terdepan, terluar dan tertinggal (3T) di Sumbar," kata Alex dalam keterangannya, Kamis (18/6).
"Listriknya tak menyala di siang hari, internet juga tak tersedia merata,†imbuhnya megaskan.
Untuk itu, Alex meminta PT PLN dan PT Telkom, segera memberikan perhatian khusus pada daerah kepulauan ini, demi kelanjutan pendidikan di kawasan itu.
Diketahui, siaran pembelajaran di TVRI ini dimulai pukul 08.00-15.00 WIB. Pada rentang waktu itu, tak ada pasokan listrik dari PLN di Mentawai. Di sebagian besar kawasan, strom listrik hanya mengalir di malam hari.
“Kita meminta, selama wabah Covid19 ini, PT PLN memperpanjang jadwal aktifnya terutama pada waktu pembelajaran di sekolah. Sehingga, pelaksanaan pendidikan sesuai SE Kemendikbud 4/2020 bisa diterapkan di daerah itu,†jelasnya.
Lanjut Alex, persoalan itu bukan hanya dirasakan siswa. Tetapi, majelis guru juga dihadang persoalan ketiadaan listrik dan internet ini.
Selain pembelajaran daring (jarak jauh) yang tak bisa dilaksanakan, para guru ini juga tak bisa melaporkan tata laksana pengelolaan pendidikan melalui aplikasi data pokok pendidikan (Dapodik).
“Mengakses Dapodik yang terhubung langsung dengan Kemendikbud ini, harus menggunakan jaringan internet. Selama ini, jaringan internet itu yang tak ada. Ini harus dicarikan solusinya segera,†katanya.
Terpisah, Bupati Kepuluan Mentawai, Yudas Sabagalet menambahkan, tak adanya jaringan internet ini, mengakibatkan pelaporan data sekolah jadi terlambat.
“Setiap mau melapor, guru di daerah kita mesti mencari daerah yang ada internetnya dulu. Lokasi yang ada internet itu, biasanya cukup jauh dari tempat tinggal mereka,†ungkap Yudas.
“Kadang, untuk menelepon dengan ponsel saja, warga ada yang berjalan ke puncak bukit dulu. Tak jarang, ada yang mesti memanjat pohon demi mendapatkan sinyal telepon seluler,†ungkapnya.
Karena tak bisanya diakses pembelajaran daring maupun yang tersedia gratis di TVRI, Yudas mengkhawatirkan, mutu pendidikan mentawai akan jadi makin menurun.
“Menurunnya mutu pendidikan, tentu akan membuat daerah kami ini makin lama menyandang status 3T,†pungkasnya.