Berita

Hagia Sophia/Net

Dunia

Situs Hagia Sophia Akan Dibuka Untuk Tempat Ibadah, Patriarki Turki: Semoga Menjadi Simbol Kedamaian Umat

SENIN, 15 JUNI 2020 | 09:00 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Usulan agar Hagia Sophia di Turki difungsikan sebagai tempat ibadah umat Islam semakin menggema.

Seorang Patriarki  Armenia Turki,  Patrik Sahak II, telah bergabung dalam diskusi tentang potensi transformasi ulang Hagia Sofia menjadi sebuah masjid. Ia menyuarakan dukungannya dalam sebuah rangkaian tweet pada hari Sabtu (13/6).

"Hagia Sophia harus dibuka untuk beribadah," katanya, menyatakan bahwa Haghia Sophia adalah bangunan yang cukup besar untuk tujuan itu, sambil menyarankan juga ruang untuk orang Kristen.


“Biarkan dunia memuji kedamaian dan kedewasaan agama kita. Semoga Hagia Sophia menjadi simbol kedamaian umat manusia di zaman kita,” katanya seperti dikutip dari Daily Sabah, Sabtu (13/6).

Lebih lanjut Sahak menyatakan bahwa umat manusia berdoa untuk persatuan seperti itu dan dengan demikian dirinya menyarankan untuk berbagi kubah Hagia Sophia.

"Meskipun iman kita berbeda, bukankah kita percaya pada Tuhan yang sama?," katanya.

Ia mengklaim bahwa Hagia Sophia tidak akan mempermasalahkan hal tersebut, sebab bangunan ikonik di Turki itu telah menjadi tempat  ibadah bagi umat Kristen selama 1.000 tahun dan 500 lainnya untuk umat Islam.

"Hagia Sophia dibangun dengan tenaga kerja sepuluh ribu karya dengan biaya astronomi," katanya.

Patrik menunjukkan bahwa selama lebih dari 1.500 tahun banyak perbaikan telah dilakukan pada bangunan ikonik itu oleh Yayasan Fatih Sultan. Dia menekankan bahwa tujuan mereka adalah untuk melestarikannya sebagai tempat ibadah. "Bukan hanya museum," tambahnya.

Menurutnya, Hagia Sophia akan lebih cocok sebagai tempat ibadah dan berdoa sambil mengagumi struktur bangunan itu, daripada hanya sekadar situs wisata yang penuh dengan pengunjung dan namun mereka hanya melihat-lihat saja tanpa tujuan lain.

Hagia Sophia merupakan salah satu situs warisan sejarah dan budaya paling signifikan di dunia. Situs ini dibangun pada abad keenam masa Kekaisaran Bizantium Kristen dan berfungsi sebagai bagian Gereja Ortodoks Yunani.

Hagia Sophia kemudian dikonversi menjadi masjid kekaisaran setelah penaklukan Ottoman Istanbul pada tahun 1453. Strukturnya kemudian diubah menjadi museum pada tahun 1935, selama periode  kekuasaan rezim partai tunggal Turki yang sekuler.

Sejak saat itu, ada banyak diskusi yang mengusulkan bangunan itu agar diubah kembali menjadi masjid. Tuntutan publik untuk mengembalikannya sebagai tempat ibadah mendapatkan daya tarik di media sosial.

Masalah Hagia Sophia adalah salah satu yang menyebabkan banyak ketegangan antara Turki dan Yunani baru-baru ini.

Athena menentang usulan untuk membuka kembali Hagia Sophia sebagai tempat ibadah, tetapi pemerintah Turki, termasuk Presiden Recep Tayyip Erdoğan dan Menteri Luar Negeri Mevlüt Çavuşoğlu mengatakan keputusan itu merupakan masalah dalam negeri untuk Turki dan tidak menjadi urusan Athena.

"Yunani bukan orang yang mengatur tanah ini, jadi harus menghindari pernyataan seperti itu," kata Erdogan.

Sementara itu, Çavuşoğlu mengkritik Yunani yang ikut berkomentar tentang masalah ini, karena ia mengatakan pemerintah Yunani tidak boleh berbicara tentang hak-hak minoritas dan kebebasan beragama ketika Athena sendiri secara konsisten melanggar prinsip-prinsip tersebut.

Turki belum berbagi rincian tentang pembukaan Hagia Sophia sebagai tempat  ibadah, tetapi pemerintah sendiri tidak memiliki kewajiban hukum lokal atau internasional yang melarang langkah tersebut.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Pertunjukan ‘Ada Apa dengan Srimulat’ Sukses Kocok Perut Penonton

Minggu, 28 Desember 2025 | 03:57

Peran Indonesia dalam Meredam Konflik Thailand-Kamboja

Minggu, 28 Desember 2025 | 03:33

Truk Pengangkut Keramik Alami Rem Blong Hantam Sejumlah Sepeda Motor

Minggu, 28 Desember 2025 | 03:13

Berdoa dalam Misi Kemanusiaan

Minggu, 28 Desember 2025 | 02:59

Mualem Didoakan Banyak Netizen: Calon Presiden NKRI

Minggu, 28 Desember 2025 | 02:36

TNI AL Amankan Kapal Niaga Tanpa Awak Terdampar di Kabupaten Lingga

Minggu, 28 Desember 2025 | 02:24

Proyek Melaka-Dumai untuk Rakyat atau Oligarki?

Minggu, 28 Desember 2025 | 01:58

Wagub Sumbar Apresiasi Kiprah Karang Taruna Membangun Masyarakat

Minggu, 28 Desember 2025 | 01:34

Kinerja Polri di Bawah Listyo Sigit Dinilai Moncer Sepanjang 2025

Minggu, 28 Desember 2025 | 01:19

Dugaan Korupsi Tambang Nikel di Sultra Mulai Tercium Kejagung

Minggu, 28 Desember 2025 | 00:54

Selengkapnya