Berita

Ilustrasi/Disway

Dahlan Iskan

Setan Sembunyi

KAMIS, 04 JUNI 2020 | 04:10 WIB | OLEH: DAHLAN ISKAN

SURABAYA tidak lagi hanya merah. Tapi merah kehitaman. Pertanda wabah virus corona baru (Covid-19) kian mengkhawatirkan.

Apalagi ada berita medsos yang agak ngawur sebelumnya: Surabaya bisa seperti Wuhan. Padahal, Wuhan itu menjadi Wuhan bukan karena seperti kondisi Surabaya.

Pokoknya minggu ini Surabaya lagi apes. Dimulai oleh drama rebutan dua mobil sumbangan BNPB itu. Yang ditandai dengan adegan marah-marah dan nangis-nangis walikotanya itu.


Apakah keadaan Surabaya kini mencekam?

Sama sekali tidak.

Saya lagi ter-lockdown di Surabaya. Inilah yang terjadi kemarin. Pagi-pagi saya olahraga bersama klub ”Senam DI’s Way”. Tidak ada suasana mencekam itu.

Siang sedikit saya ke pabrik irradiasi PT Ensterna Indonesia. Yang sedang melakukan komisioning, minggu depan mulai uji coba. Covid belum selesai, pabrik ini sudah akan selesai. Alhamdulillah. Perjalanan ke pabrik itu biasanya 25 menit. Selama PSBB berlaku. Lalu-lintas sangat lancar.

Kemarin perjalanan ke pabrik itu menjadi 50 menit. Sudah sangat padat. Sudah macet di beberapa titik. Gencarnya berita bahwa Surabaya sudah ”merah hitam” kalah dengan keriuhan berita ”new normal”.

Banyaknya berita ”new normal” di televisi seperti sebuah pernyataan bahwa ”bahaya Covid-19 sudah selesai”. Pun di Surabaya, pembicaraan ”merah hitam” tidak ada gemanya.

”New normal” sudah seperti diterjemahkan ”kembali normal”.

Saya bersyukur membaca berita Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo, melakukan sidak ke bandara Semarang.

Di situ Ganjar digambarkan marah-marah: penumpang pesawat berjubel, tanpa mengindahkan jaga jarak. Banyak juga yang tidak pakai masker.

Mengikuti apa yang ditemukan Ganjar di Semarang, itulah potret asli kita di mana-mana. Akhirnya ilmu manajemen memang benar: the devil is in the details.

”Setan”-nya selalu bersembunyi ”di detail pelaksanaan”.

Teori boleh bagus. Konsepnya hebat. Pidatonya luar biasa. Dengan tiga tahap itu pekerjaan dianggap seperti sudah selesai. Beres.

Ternyata jauh panggang dari api.

Borok-boroknya selalu di jepitan-jepitan pelaksanaan di lapangan.

Itulah sebabnya pemimpin yang baik adalah yang menapak dari bawah. Merekalah yang tahu di mana setan-setan bersembunyi.

Padahal begitu banyak pemimpin yang merasa sudah bekerja kalau sudah memberi pengarahan.

Bagaimana di Jakarta?

”Sama, Abah...,” jawab ”Wanita DI’s Way” tadi malam. ”Di bus TransJakarta berjubel,” tambahnya.

Dia juga melihat di pasar-pasar kian ramai. Juga kian abai pada protokol Covid-19. ”Wanita DI’s Way” itu (Baca: Wanita DI’s Way) punya usul menarik.

”Baiknya pemerintah pusat dan provinsi mengubah jam kerja,” ujarnyi. ”Kalau tidak, semua angkutan umum akan sangat padat,” tambahnyi.

Tentu saya setuju dengan usul seperti itu. Atau jangan-jangan justru sudah dilaksanakan. Seharusnya pegawai negeri juga mulai diperkenalkan ke sistem ”orientasi hasil”.

Selama ”new normal” ini harusnya jam kerja tidak begitu penting lagi.

Mau bekerja jam berapa pun mestinya tidak masalah. Asal pekerjaan mereka beres. Pun target bisa dipenuhi.

Yang diperlukan hanya pengumuman. Siapa, atau bagian apa, bisa ditemui jam berapa. Agar masyarakat yang memerlukan layanan bisa menyesuaikan diri.

New normal kelihatannya sudah seperti new year. Yang ditunggu tinggal berapa yang kena ledakan mercon.

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Bahlil Minta Maaf Usai Prank Presiden Prabowo

Selasa, 09 Desember 2025 | 18:00

Ini Susunan Lengkap Direksi dan Komisaris bank bjb

Selasa, 09 Desember 2025 | 17:12

Pidato Prabowo buat Roy Suryo: Jangan Lihat ke Belakang

Senin, 08 Desember 2025 | 12:15

UPDATE

BNN-BNPP Awasi Ketat Jalur Tikus Narkoba di Perbatasan

Jumat, 19 Desember 2025 | 00:09

Perkuat Keharmonisan di Jakarta Lewat Pesona Bhinneka Tunggal Ika

Jumat, 19 Desember 2025 | 00:01

Ahmad Doli Kurnia Ditunjuk Jadi Plt Ketua Golkar Sumut

Kamis, 18 Desember 2025 | 23:47

Ibas: Anak Muda Jangan Gengsi Jadi Petani

Kamis, 18 Desember 2025 | 23:26

Apel Besar Nelayan Cetak Rekor MURI

Kamis, 18 Desember 2025 | 23:19

KPK Akui OTT di Kalsel, Enam Orang Dicokok

Kamis, 18 Desember 2025 | 23:12

Pemerintah Didorong Akhiri Politik Upah Murah

Kamis, 18 Desember 2025 | 23:00

OTT Jaksa oleh KPK, Kejagung: Masih Koordinasi

Kamis, 18 Desember 2025 | 22:53

Tak Puas Gelar Perkara Khusus, Polisi Tantang Roy Suryo Cs Tempuh Praperadilan

Kamis, 18 Desember 2025 | 22:24

Menkeu Purbaya Bantah Bantuan Bencana Luar Negeri Dikenakan Pajak

Kamis, 18 Desember 2025 | 22:24

Selengkapnya