Berita

Donald Trump berjalan menuju gereja St Johns Church untuk lakukan sesi foto dan mengusir para pendemo yang ada di sana/Net

Dunia

Saksi Mata: Menjelang Sesi Foto Trump, Polisi Secara Paksa Mengusir Pendeta Dari Gereja St. John Di Dekat Gedung Putih

RABU, 03 JUNI 2020 | 07:03 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Polisi dengan dukungan kendaraan lapis baja mengusir pendeta dan orang-orang yang sedang berada di taman Gereja St. John's satu jam sebelum Donald Trump melakukan sesi foto di sana, Senin (1/6).  

Cerita ini disampaikan Pendeta Gini Gerbasi, Rektor di Gereja St. John's. Ia bersama sekitar 20 pendeta dan sekelompoknjamaat ketika itu sedang membagikan makanan dan minuman serta pembersih tangan kepada para demonstran yang berkumpul dengan damai di Lafayette Park di seberang Gedung Putih.

Kelompok ini diorganisasi oleh Keuskupan Washington DC untuk melayani sebagai "kehadiran damai dalam mendukung para pengunjuk rasa."


Namun, sekitar pukul 18:40, polisi tiba-tiba datang tergesa, mengusir demonstran dari taman, lalu langsung menembakkan gas air mata dan granat kilat untuk membubarkan kerumunan. Polisi juga mendorong orang-orang dari teras gereja agar segera menyingkir. Banyak yang mengeluh kesakitan bahkan sebagian lainnya menangis.

Aksi itu jelas mengejutkan karena mereka dalam keadaan damai tanpa keributan. Aparat melakukan pengusiran dengan cara yang kasar. Berbagai pihak menyoroti Trump menggunakan kekuatan milter untuk melemahkan rakyatnya sendiri.

"Aku ada di sana dengan sweter pink kecil di kerahku, rambut kelabu saya diikat ekor kuda, dengan kacamata baca saya," kata Gerbas, salah satu orang yang ada di lokasi kejadian. Ia menceritakan dirinya bersama orang-orang langsung berlari menjauh. Ia measa sedih.

"Mereka mengubah tanah suci menjadi medan perang," kata Gerbasi. "Mereka mensteril taman dan teras itu supaya orang itu bisa berdiri di depan gedung itu dan berfoto dengan Alkitab."

Para pemimpin gereja dari banyak denominasi mengecam insiden pada Senin malam itu.

Pendeta Kanan Mariann Budde, uskup dari Keuskupan Episkopal Washington, yang membantu mengatur kehadiran para klerus di St. John's, mengatakan semua presiden, juga Trump, "Akan disambut bila datang mengunjungi gereja itu tapi tidak berhak menggunakan simbolisme spiritual dari ruang suci sebagai wadah untuk mempromosikan diri atau menyampaikan pesan yang berbeda."

Kepala Keuskupan Episcopal Washington DC, Uskup Mariann Edgar Budde, mengungkapkan sebenarnya ia menyayangkan kunjungan Trump ke St. John's Church pada Senin (1/6) yang tanpa izin, dan dilakukan hanya untuk sekedar berfoto.

"Dia tidak datang untuk berdoa. Dia tidak datang untuk menyesali kematian George Floyd. Dia tidak datang untuk membahas luka mendalam yang diekspresikan melalui protes damai oleh ribuan demi ribuan. Dia tidak mencoba untuk membawa ketenangan ke situasi yang meledak dengan rasa sakit," ujar Budde.

Pendeta Glenna Huber, rektor Gereja Epifani yang juga sedang berada di St. John's langsung tergesa menghindar ketika Pengawal Nasional tiba. Ia mengatakan, menyaksikan ketika polisi bergegas ke daerah yang baru saja dia tinggalkan dengan gas air mata dan tempakan peluru karet.

Ia prihatin, segera mengingatkan pendeta lainnya untuk berhati-hati.

Gereja St. John's memang telah lama dikaitkan dengan kepresidenan. Didirikan pada tahun 1816, setiap presiden setidaknya pernah mengunjungi gereja itu, sehingga sering disebut sebagai "Gereja Presiden."

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Bangunan di Jakarta Bakal Diaudit Cegah Kebakaran Maut Terulang

Senin, 29 Desember 2025 | 20:13

Drama Tunggal Ika Teater Lencana Suguhkan Kisah-kisah Reflektif

Senin, 29 Desember 2025 | 19:53

Ribuan Petugas Diturunkan Jaga Kebersihan saat Malam Tahun Baru

Senin, 29 Desember 2025 | 19:43

Markus di Kejari Kabupaten Bekasi Mangkir Panggilan KPK

Senin, 29 Desember 2025 | 19:35

DPP Golkar Ungkap Pertemuan Bahlil, Zulhas, Cak Imin, dan Dasco

Senin, 29 Desember 2025 | 19:25

Romo Mudji Tutup Usia, PDIP Kehilangan Pemikir Kritis

Senin, 29 Desember 2025 | 19:22

Kemenkop Perkuat Peran BA dalam Sukseskan Kopdes Merah Putih

Senin, 29 Desember 2025 | 19:15

Menu MBG untuk Ibu dan Balita Harus Utamakan Pangan Lokal

Senin, 29 Desember 2025 | 19:08

Wakapolri Groundbreaking 436 SPPG Serentak di Seluruh Indonesia

Senin, 29 Desember 2025 | 19:04

Program Sekolah Rakyat Harus Terus Dikawal Agar Tepat Sasaran

Senin, 29 Desember 2025 | 18:57

Selengkapnya