Berita

Pengamat Politik Islam dan Demokrasi, Dr Muhammad Najib/Istimewa

Muhammad Najib

Mengapa Tajdid Atau Pembaharuan Diperlukan?

MINGGU, 31 MEI 2020 | 18:34 WIB | OLEH: DR. MUHAMMAD NAJIB

TAJDID atau pembaharuan berasal dari bahasa Arab: "Jaddada-Yujaddidu-Tajdiidan" yang artinya memperbaharui. Kedalam istilah Bahasa Inggris "tajdid" sering dianalogikan dengan "modernisation" atau modernisasi, suatu terjemahan yang sangat jauh dari hakikat tajdid secara substansial.

Secara etimologi "tajdid" dimaknai sebagai menjadikan sesuatu yang lama/qadim menjadi baru/jadid kembali. Dalam konteks ini, tajdid memberikan penekanan pada aspek pemurnian atas sesuatu yang telah terkontaminasi atau ternodai.

Sedangkan "tajdid" secara terminologi dimaknai sebagai menghidupkan/ihya’ atau menegakkan kembali nilai-nilai Islam yang telah luntur, terlupakan, atau tidak sesuai dengan keadaan.

Termasuk dalam konteks ini, bagaimana memaknai nilai-nilai Islam sesuai perkembangan zaman, khususnya terhadap berbagai perubahan yang terjadi akibat kemajuan sains dan teknologi. Itulah sebabnya tafsir atas Al Qur'an maupun interpretasi hadist dari waktu ke waktu bisa berubah, atau mengalami perluasan maupun pedalaman makna.

Dorongan untuk melakukan pembaharuan dalam Islam berpijak pada hadits Nabi yang berbunyi: “Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala mengutus untuk umat ini setiap awal seratus tahun orang yang memperbarui agamanya.”(Diriwayatkan oleh Abu Daud).

Hadits lain terkait masalah ini adalah ketika sahabat Nabi bernama Muadz ibn Jabal saat hendak diutus Rasulullah ke Yaman, Nabi bertanya:
Apabila dihadapkan kepadamu satu kasus hukum, bagaimana kamu memutuskannya? Muadz menjawab: Saya akan memutuskan berdasarkan Al Qur’an.

Nabi bertanya lagi: Jika kasus itu tidak kamu temukan dalam Al Qur’an? Muadz menjawab: Saya akan memutuskannya berdasarkan Sunnah Rasulullah. Lebih lanjut Nabi bertanya: Jika kasusnya tidak terdapat dalam Sunnah Rasul dan Al-Qur’an? Muadz menjawab: Saya akan berijtihad dengan seksama.

Kemudian Rasulullah menepuk-nepuk dada Muadz dengan tangan beliau, seraya berkata: Segala puji bagi Allah yang telah memberi petunjuk kepada utusan Rasulullah terhadap jalan yang diridhoi-Nya.” (Diriwayatkan oleh Abu Dawud)

Jika pada hadits pertama memberikan penekanan pada aspek waktu, setidaknya setiap 100 tahun diperlukan pembaharuan, maka pada hadits kedua mengingatkan perlunya ijtihad baik secara individual maupun kelompok untuk menghidupkan dan merelevankan ajaran Islam untuk menjawab berbagai persoalan yang dihadapi umat manusia.

Di samping merujuk pada dua hadits di atas, sejumlah ulama juga memandang diutusnya para nabi dan rasul secara berantai, tidak bisa dilepaskan dari fungsinya sebagai pengejawantahan semangat tajdid atau pembaharuan, dimana nabi-nabi atau rasul-rasul yang datang belakangan berfungsi memperbaharui ajaran yang dibawa oleh nabi-nabi dan rasul-rasul sebelumnya.

Setelah Muhammad SAW sebagai Rasul yang terakhir, maka tugas pembaharuan berada di pundak para ulama sebagai pewaris misi para nabi.

Para ulama kemudian memilah wilayah tajdid atau pembaharuan menjadi dua: Pertama, terkait pemahaman terhadap nilai-nilai. Termasuk dalam wilayah ini adalah bagaimana melakukan reinterpretasi terhadap ayat Al Qur'an atau Hadits, sesuai dengan perkembangan zaman.

Kedua, terkait dengan amaliah. Termasuk dalam wilayah ini adalah bagaimana melakukan pembaharuan dalam bidang sosial, ekonomi, dan politik. Wilayah yang dikenal dengan istilah ibadah gairu mahdhah.

Jika semangat ini terus digelorakan dan diamalkan secara sungguh-sungguh, maka peradaban Islam akan terus maju dan berkembang, serta ummat Islam tidak akan tertinggal dalam bidang apapun dibanding ummat lain. Wallahua'lam.

Penulis adalah Pengamat Politik Islam dan Demokrasi

Populer

Jaksa Agung Tidak Jujur, Jam Tangan Breitling Limited Edition Tidak Masuk LHKPN

Kamis, 21 November 2024 | 08:14

MUI Imbau Umat Islam Tak Pilih Pemimpin Pendukung Dinasti Politik

Jumat, 22 November 2024 | 09:27

Kejagung Periksa OC Kaligis serta Anak-Istri Zarof Ricar

Selasa, 26 November 2024 | 00:21

Rusia Siap Bombardir Ukraina dengan Rudal Hipersonik Oreshnik, Harga Minyak Langsung Naik

Sabtu, 23 November 2024 | 07:41

Ini Identitas 8 Orang yang Terjaring OTT KPK di Bengkulu

Minggu, 24 November 2024 | 16:14

Sikap Jokowi Munculkan Potensi konflik di Pilkada Jateng dan Jakarta

Senin, 25 November 2024 | 18:57

Legislator PKS Soroti Deindustrialisasi Jadi Mimpi Buruk Industri

Rabu, 20 November 2024 | 13:30

UPDATE

Jokowi Tak Serius Dukung RK-Suswono

Jumat, 29 November 2024 | 08:08

Ferdian Dwi Purwoko Tetap jadi Kesatria

Jumat, 29 November 2024 | 06:52

Pergantian Manajer Bikin Kantong Man United Terkuras Rp430 Miliar

Jumat, 29 November 2024 | 06:36

Perolehan Suara Tak Sesuai Harapan, Andika-Hendi: Kami Mohon Maaf

Jumat, 29 November 2024 | 06:18

Kita Bangsa Dermawan

Jumat, 29 November 2024 | 06:12

Pemerintah Beri Sinyal Lanjutkan Subsidi, Harga EV Diprediksi Tetap Kompetitif

Jumat, 29 November 2024 | 05:59

PDIP Akan Gugat Hasil Pilgub Banten, Tim Andra Soni: Enggak Masalah

Jumat, 29 November 2024 | 05:46

Sejumlah Petahana Tumbang di Pilkada Lampung, Pengamat: Masyarakat Ingin Perubahan

Jumat, 29 November 2024 | 05:31

Tim Hukum Mualem-Dek Fadh Tak Gentar dengan Gugatan Paslon 01

Jumat, 29 November 2024 | 05:15

Partisipasi Pemilih Hanya 55 Persen, KPU Kota Bekasi Dinilai Gagal

Jumat, 29 November 2024 | 04:56

Selengkapnya