Berita

Politik

Kamrussamad: Pemberlakuan New Normal Secara Nasional Sangat Berbahaya

JUMAT, 29 MEI 2020 | 15:46 WIB | LAPORAN: RAIZA ANDINI

Ketua Rumpun Kuratif Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jawa Timur, Joni Wahyuhadi menyampaikan bahwa Kota Surabaya diprediksi bakal seperti wilayah Kota Wuhan di China jika penanganan Covid-19 tidak tepat dan hati-hati, terlebih akan diberlakukannya new normal.

Anggota Komisi XI DPR RI, Kamrussamad mengatakan, pemerintah harus memperhatikan lebih seksama sejumlah daerah yang memiliki tingkat atau kurva Covid-19 sebelum memberlakukan sistem new normal.

"Kalau mau diberlakukan new normal maka harus diberlakukan sistem zonasi, berdasarkan kurva kabupaten/kota maupun provinsi itu harus jelas, karena kalau diberlakukan secara nasional berbahaya sekali," ujar Kamrussamad kepada Kantor Berita Politik RMOL, Jumat (29/5).

Politisi Gerindra ini menyatakan, sistem new normal akan berbahaya jika kurva penyebaran Covid-19 masih naik turun. Tidak akan pernah selesai jika penanganannya tidak maksimal, serta membuat investor asing kabur dari Indonesia.

"Kita di kurva W atau M itu bahaya sekali akhirnya apa dunia internasional tidak akan percaya bahwa Indonesia bisa keluar dari Covid-19, dan mempengaruhi investasi kita. Itu sudah pasti. Image global akan mempengaruhi, jika kita tidak bisa segera memgendalikan fundamental krisis, yaitu di bidang kesehatan," tegasnya.

Oleh karena, Kamrussamad mendesak pemerintah agar memperhatikan kapan waktu yang tepat untuk memberlakukan sistem new normal.

"Karena case setiap daerah berbeda untuk pertumbuhan transmisi maupun penambahan pasien Covid-19 ini," imbuhnya.

"Pemerintah jangan main-main dengan konsep new normal ini. Ya bisa jadi kurvanya jadi M atau W kalau itu terjadi naudzubillah min dzalik, berbahaya sekali buat masa depan bangsa Indonesia," ucap Kamrussamad menambahkan.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

UPDATE

Prabowo-Gibran Perlu Buat Kabinet Zaken

Jumat, 03 Mei 2024 | 18:00

Dahnil Jamin Pemerintahan Prabowo Jaga Kebebasan Pers

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:57

Dibantu China, Pakistan Sukses Luncurkan Misi Bulan Pertama

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:46

Prajurit Marinir Bersama Warga di Sebatik Gotong Royong Renovasi Gereja

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:36

Sakit Hati Usai Berkencan Jadi Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:26

Pemerintah: Internet Garapan Elon Musk Menjangkau Titik Buta

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:26

Bamsoet Minta Pemerintah Transparan Soal Vaksin AstraZeneca

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:16

DPR Imbau Masyarakat Tak Tergiur Investasi Bunga Besar

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:06

Hakim MK Singgung Kekalahan Timnas U-23 dalam Sidang Sengketa Pileg

Jumat, 03 Mei 2024 | 16:53

Polisi Tangkap 2.100 Demonstran Pro-Palestina di Kampus-kampus AS

Jumat, 03 Mei 2024 | 16:19

Selengkapnya