Berita

CEO Ryanair, Michael O'Leary menilai bahwa rencana kebijakan karantina bagi pengunjung internasional tidak dapat diterapkan/Net

Dunia

Bos Maskapai Ryanair Ejek Rencana Karantina Pengunjung Internasional Di Inggris Bodoh

SELASA, 19 MEI 2020 | 00:32 WIB | LAPORAN: AMELIA FITRIANI

Rencana pemerintah Inggris untuk memberlakukan karantina selama 14 hari pada pengunjung internasional yang datang ke negara tersebut merupakan tindakan bodoh dan tidak dapat diterapkan. Begitu kata CEO salah satu maskapai besar di benua Eropa, Ryanair, Michael O'Leary pada Senin (18/5).

Menurutnya, pemerintah Inggris telah salah mengelola krisis akibat pandemi virus corona atau Covid-19 selama beberapa waktu terakhir.

Rencana terbaru pemerintah Inggris untuk memaksakan karantina 14 hari pada pengunjung internasional tertentu dianggap O'Leary menambah buruk situasi.


Dalam rencana itu pengunjung internasional diharuskan melakukan karantina selama 14 hari. Namun ada pengecualian bagi pengunjung yang datang dari Irlandia dan Perancis.

"Ketika pemerintah menempatkan lebih banyak daging di tulang-tulang dari lockdown 14 hari yang tidak dapat dilaksanakan, tidak dikelola dan tidak dapat dipecahkan, orang-orang hanya akan mengabaikan sesuatu yang sangat rusak," kata O'Leary kepada radio BBC.

"Apa yang kami coba untuk dorong pada pemerintah Inggris dalam panggilan langsung kami dengan mereka adalah, mari kita memiliki beberapa tindakan efektif seperti masker wajah," sambungnya.

Di sisi lain, seperti dikabarkan BBC, rencana karantina itu sendiri akan dapat mengancam rencana Ryanair untuk memulihkan 40 persen penerbangannya mulai Juli mendatang,

Banyak pelancong yang akan enggan untuk terbang jika mereka perlu menghabiskan waktu dalam isolasi setelah mendarat di negara itu.

Menurut O'Leary, kebijakan tersebut sangat aneh, karena penggua transportasi lainnya tidak terkena peraturan tersebut.

"Pemerintah ini memberi tahu kami bahwa Anda tidak dapat terbang kecuali jika Anda mengisolasi selama 14 hari, namun Anda dapat pergi ke London Underground, Anda tidak perlu mengisolasi selama 14 hari. Tidak ada dasar dalam sains," tambahnya.

London Underground yang dimaksud O'Leary merujuk pada jaringan angkutan cepat listrik yang melayani daerah kota London dan kawasan London Raya.

Lebih lanjut, O'Leary juga mengatakan, daripada menerapkan aturan karantina, ada baiknya pemerintah Inggris mendorong penggunaan maker. Menurutnya, ada konsensus yang cukup bahwa memakai masker wajah efektif dalam menekan penyebaran virus corona. Dia juga menilai bahwa masker adalah satu-satunya cara untuk memungkinkan orang menggunakan transportasi massal dengan aman, termasuk kereta komuter dan pesawat.

"Tanpa orang-orang yang bepergian, Anda tidak dapat memulai kembali ekonomi ini," tekannya.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Kades Diminta Tetap Tenang Sikapi Penyesuaian Dana Desa

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:10

Demokrat Bongkar Operasi Fitnah SBY Tentang Isu Ijazah Palsu Jokowi

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:08

KPK Dalami Dugaan Pemerasan dan Penyalahgunaan Anggaran Mantan Kajari HSU

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:01

INDEF: MBG sebuah Revolusi Haluan Ekonomi dari Infrastruktur ke Manusia

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:48

Pesan Tahun Baru Kanselir Friedrich Merz: Jerman Siap Bangkit Hadapi Perang dan Krisis Global

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:40

Prabowo Dijadwalkan Kunjungi Aceh Tamiang 1 Januari 2026

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:38

Emas Antam Mandek di Akhir Tahun, Termurah Rp1,3 Juta

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:26

Harga Minyak Datar saat Tensi Timteng Naik

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:21

Keuangan Solid, Rukun Raharja (RAJA) Putuskan Bagi Dividen Rp105,68 Miliar

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:16

Wacana Pilkada Lewat DPRD Salah Sasaran dan Ancam Hak Rakyat

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:02

Selengkapnya