Berita

Ilustrasi/Net

Publika

Nasehat Rizal Ramli Soal IKN, Sejalan Dengan Sukarno

RABU, 29 APRIL 2020 | 19:52 WIB | OLEH: ARIEF GUNAWAN

WAKTU mau bikin ibukota di Palangkaraya, Sukarno libatkan IPB teliti pasir di Kalteng yang ternyata rawan dipakai untuk membangun gedung-gedung.

Rencana pindah ibu kota batal karena isu ini ternyata digunakan Sukarno untuk merespon infiltran Malaysia, boneka Neokolim Inggris, yang mau kuasai penuh Borneo.

Sedang Semaun, ketua umum pertama PKI yang membisikkan pindah ibukota, punya kepentingan sendiri buat penetrasi komunisme.

Isu ibukota baru juga dipakai Sukarno untuk menghilangkan sentralisme Jawa yang menimbulkan ketidakpuasan & pergolakan di beberapa daerah seperti PRRI/Permesta.

Sukarno dua kali ke Palangkaraya, 1957 & 1959.

Waktu pertama datang pukul dua malam langsung meditasi di tepi sungai Kahayan.

Disambut sebagai pahlawan besar.

Dalam upacara adat, rakyat yang hadir berkata dalam bahasa Dayak:

“Selama darah kami masih merah, kami tidak mau dijajah ... ”.

Rakyat berebut salaman. Mesin mobil diminta dimatikan.

Saking cinta, mobil Sukarno ditarik dan didorong rakyat rame-rame sampai ke lokasi yang jaraknya tiga kilometer.

Batal memindahkan IKN (Ibu Kota Negara) adalah hal lumrah. Terlebih  di masa sulit. Di musim banyak rakyat jatuh melarat seperti hari ini, akibat Covid-19 dan perekonomian nasional yang ngeblangsak, yang menteri keuangannya seakan ngumpet di kolong meja.

Soeharto nggak jadi pindahin ibukota ke Jonggol.

Dulu Raffles pernah mau geser pusat pemerintahan ke Semarang. Daendels ke Surabaya. Semua batal karena urusan geoekonomi waktu itu.

Sukarno sendiri sebenarnya tau tidak ada uang buat mindahin ibukota, karena tahun-tahun itu perekonomian rakyat sangat sulit, dan banyak rentetan event politik & kenegaraan yang dia bikin, sebagai mercusuar negara yang baru merdeka dan promosikan Indonesia ke luar negeri.

Mulai dari sulitnya bahan bangunan, proyek Asian Games (1962), Ganefo/Canefo (1963), Konferensi Wartawan Asia Afrika (1963), dst.

Intinya butuh biaya besar untuk infrastruktur.

Pada 1956 itu pula Sukarno mengeluarkan Dekrit kembali ke UUD 1945. Di pasal 2 ayat 2 UUD disebutkan:

“Majelis Permusyawaratan Rakyat Bersidang Sedikitnya Sekali Dalam Lima Tahun Di Ibu Kota Negara”.

Inilah antara lain yang memperjelas pembatalan pindah ke Palangkaraya.

Ekonom pro rakyat Dr. Rizal Ramli sejalan dengan Sukarno.

Menurutnya dalam ekonomi  sulit seperti ini harus ada prioritas. Pindah ibukota jelas bukan prioritas, melainkan ada yang lebih penting, yaitu memenuhi kebutuhan masyarakat.

Jauh sebelum tiba virus Corona dari negeri China komunis, Rizal Ramli sudah menyampaikan peringatan ini. Apalagi waktu itu kondisi perekonomian nasional sudah memburuk.

Studi pembangunan IKN menelan banyak biaya. Selain itu yang  mengerjakan bukan orang Indonesia, melainkan sebuah lembaga yang menurutnya berkelas amatiran.

“Studinya Rp 75 miliar. Amatiran. Asal-asalan. Mereka semua orang asing,” kata Rizal.

Berkaitan dengan hal ini Rizal Ramli juga mempertanyakan peran Bappenas, yang tidak jelas. Mestinya total biaya yang sangat besar  IKN dialihkan untuk penuntasan Covid-19 dan memompa perekonomian nasional.

Parahnya lagi, belakangan ini media massa memberitakan lokasi IKN tersebut rawan terjangan tsunami dengan tinggi gelombang yang sangat dahsyat.

Penulis adalah wartawan senior.

Populer

Fenomena Seragam Militer di Ormas

Minggu, 16 Februari 2025 | 04:50

Asian Paints Hengkang dari Indonesia dengan Kerugian Rp158 Miliar

Sabtu, 15 Februari 2025 | 09:54

Bos Sinarmas Indra Widjaja Mangkir

Kamis, 13 Februari 2025 | 07:44

PT Lumbung Kencana Sakti Diduga Tunggangi Demo Warga Kapuk Muara

Selasa, 18 Februari 2025 | 03:39

Temuan Gemah: Pengembang PIK 2 Beli Tanah Warga Jauh di Atas NJOP

Jumat, 14 Februari 2025 | 21:40

Pengiriman 13 Tabung Raksasa dari Semarang ke Banjarnegara Bikin Heboh Pengendara

Senin, 17 Februari 2025 | 06:32

Dugaan Tunggangi Aksi Warga Kapuk Muara, Mabes Polri Diminta Periksa PT Lumbung Kencana Sakti

Selasa, 18 Februari 2025 | 17:59

UPDATE

Anis Matta hingga Fahri Hamzah Hadir di Pelantikan Pengurus Partai Gelora 2024-2029

Sabtu, 22 Februari 2025 | 15:31

Fitur Investasi Emas Super Apps BRImo Catatkan Transaksi Rp279,8 miliar

Sabtu, 22 Februari 2025 | 14:48

Adian Napitupulu hingga Ahmad Basarah Merapat ke Rumah Megawati

Sabtu, 22 Februari 2025 | 14:35

Muslim LifeFair Bantu UMKM Kota Bekasi Naik Kelas

Sabtu, 22 Februari 2025 | 14:28

AS Ancam Cabut Akses Ukraina ke Starlink jika Menolak Serahkan Mineral Berharga

Sabtu, 22 Februari 2025 | 14:12

Kapolri Terbuka dengan Kritik, Termasuk dari Band Sukatani

Sabtu, 22 Februari 2025 | 13:58

Himbara Catat Kinerja Solid di Tengah Dinamika Ekonomi Global

Sabtu, 22 Februari 2025 | 13:56

Mendagri: Kepala Daerah Bertanggung Jawab ke Rakyat, Bukan Partai

Sabtu, 22 Februari 2025 | 13:21

Jual Ribuan Konten Porno Anak Via Telegram, Pria Ini Diringkus Polisi

Sabtu, 22 Februari 2025 | 13:11

Trump Guncang Pentagon, Pecat Jenderal Brown dan 5 Perwira Tinggi Sekaligus

Sabtu, 22 Februari 2025 | 12:36

Selengkapnya