Berita

Ribuan Orang Padati Area Pemakaman Seorang Ulama Bangladesh/Net

Dunia

Ribuan Orang Iringi Pemakaman Ulama Besar Bangladesh, Polisi Selidiki Pembiaran Pelanggaran Lockdown

SENIN, 20 APRIL 2020 | 11:13 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Ribuan orang membanjiri jalan-jalan ke distrik Brahmanbaria. Mereka berjalan kaki bergerombol membuat sesak jalanan sekitar menuju Madrasah Jamia Rahmania.

Ribuan orang itu nekat menghadiri pemakaman seorang ulama terkemuka Bangladesh, Maulana Zubayer Ahmad Ansar.

Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Islamis setempat, Mohammad Mamunul Haque, menyebut bahwa puluhan ribu orang yang menghadiri pemakaman itu telah diingatkan tentang aturan lockdown namun mereka tetap memaksa.

Mufti Mubarro Ullah selaku kepala madrasah itu menyatakan awalnya pemakaman akan digelar secara sederhana demi mematuhi aturan lockdown. Ia sendiri tidak menyangka warga nekat melanggar aturan tersebut, melansir CNN, Senin (20/4).

Hal ini memicu kekhawatiran penularan massal virus Corona.

Bangladesh telah menerapkan aturan melarang perkumpulan lebih dari lima orang saat menghadiri ibadah atau acara doa dalam sekali waktu, serta mengingatkan agar orang berdiam di rumah.

"Kami ingin membuat pengaturan kecil untuk pemakaman, dengan mematuhi panduan pemerintah dalam menjaga keselamatan dan kesehatan. Tapi orang-orang berkumpul untuk memberi penghormatan tanpa sepengetahuan kami. Kami tidak tahu bagaimana itu terjadi," ujar Mufti Mubarro Ullah.

Juru bicara Kepolisian Sentral Bangladesh, Sohel Rana, mengatakan pihak kepolisian tidak mampu mengendalikan kerumunan orang yang menghadiri pemakaman itu. Jumlah massa begitu banyak.

Para personel yang bertugas untuk mengawal massa itu akhirnya ditarik dari acara tersebut.

Sohel Rana mengatakan, telah membentuk satuan untuk menyelidiki mengapa kerumunan orang sebanyak itu dibiarkan berkumpul pada satu waktu, sekalipun itu adalah pemakaman ulama terkenal.

Otoritas Kesehatan Bangladesh mengonfirmasi angka kasus di negara itu mencapai 2.456 per Minggu (19/4) dengan 91 kematian.

Sebagai upaya membatasi penyebaran virus Corona, otoritas Bangladesh memberlakukan lockdown nasional yang akan berlangsung hingga 25 April.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

UPDATE

Pilkada 2024 jadi Ujian dalam Menjaga Demokrasi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 23:52

Saling Mengisi, PKB-Golkar Potensi Berkoalisi di Pilkada Jakarta dan Banten

Sabtu, 04 Mei 2024 | 23:26

Ilmuwan China Di Balik Covid-19 Diusir dari Laboratoriumnya

Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:54

Jepang Sampaikan Kekecewaan Setelah Joe Biden Sebut Negara Asia Xenophobia

Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:43

Lelang Sapi, Muzani: Seluruh Dananya Disumbangkan ke Palestina

Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:35

PDIP Belum Bersikap, Bikin Parpol Pendukung Prabowo-Gibran Gusar?

Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:16

Demonstran Pro Palestina Capai Kesepakatan dengan Pihak Kampus Usai Ribuan Mahasiswa Ditangkap

Sabtu, 04 Mei 2024 | 21:36

PDIP Berpotensi Koalisi dengan PSI Majukan Ahok-Kaesang di Pilgub Jakarta

Sabtu, 04 Mei 2024 | 21:20

Prabowo Akan Bentuk Badan Baru Tangani Makan Siang Gratis

Sabtu, 04 Mei 2024 | 20:50

Ribuan Ikan Mati Gara-gara Gelombang Panas Vietnam

Sabtu, 04 Mei 2024 | 20:29

Selengkapnya