Berita

Pasien positif corona di Tasik akhirnya bisa dikremasi/RMOLJabar

Nusantara

Terkendala Koordinasi Buruk, Jenazah Pasien Positif Covid-19 Di Tasik Akhirnya Bisa Dikremasi

SENIN, 30 MARET 2020 | 11:57 WIB | LAPORAN: AGUS DWI

Setelah seharian menanti kejelasan pemakaman, pasien positif Covid-19 yang meninggal dunia di salah satu rumah sakit di Kota Tasikmalaya akhirnya dikremasi di krematorium Kampung Cisapi, Kelurahan Gunung Gede, Kecamatan Kawalu, Kota Tasikmalaya.

Proses ini dikawal ketat aparat gabungan TNI, Polri, Satpol PP, dan BPBD Kota Tasikmalaya, Minggu malam (29/3).

Walikota Tasikmalaya, Budi Budiman mengatakan, jenazah pasien positif corona tersebut rencananya akan dikremasi pada Minggu pagi. Namun, terjadi kesalahpahaman antara petugas dengan masyarakat yang rumahnya di sekitar lokasi kremasi.


“Ini terjadi karena kurangnya sosialisasi ke masyarakat, sehingga timbul pemahaman yang berbeda. Alhamdulillah malam bisa dilaksanakan kremasi,” kata Budi saat ditemui di sekitar lokasi Krematorium, Senin dini hari (30/3), dikutip Kantor Berita RMOLJabar.

Sebelumnya, beredar infomasi proses kremasi dan pemakaman jenazah pasien positif Covid-19 berjenis kelamin laki-laki berusia 71 tahun itu ditolak pengelola krematorium. Hal tersebut dibenarkan jurubicara Tim Crisis Center Covid-19 Kota Tasikmalaya, dr Uus Supangat.

Adanya penolakan jenazah tersebut, dinilai Uus karena kurangnya pemahaman di masyarakat mengenai kasus Covid-19. Padahal petugas sudah menjamin keamanan masyarakat yang berdekatan dengan jenazah.

“Untuk kasus Covid-19, kita sudah melakukan langkah pengamanan, kita sudah lakukan dengan prosedur bahwa jenazah ini harus diberlakukan sesuai SOP yang ada. Sehingga tidak akan mencemari atau menularkan (virus) keluar setelah pasien ini meninggal dunia,” ucap Uus.

Sementara itu, seorang warga yang rumahnya berdekatan dengan lokasi krematorium, Ade Muharam (50), membantah ada penolakan pelaksanaan kremasi jenazah pasien Covid-19. Namun, Ade mengaku, lambatnya pelaksanaan kremasi ini karena tidak ada koordinasi antara petugas dengan warga sekitar.

Bahkan menurut Ade, kremasi jenazah pasien Covid-19 di kampungnya ini sudah berlangsung dua kali. Pertama pada Kamis (26/3) yang merupakan pasien PDP Covid-19.

“Saat itu, ambulans pengangkut jenazah datang secara tiba-tiba. Yang mengantar memakai baju APD (Alat Pelindung Diri), sedangkan yang membakar jenazah (kremasi) tidak. Yang bakar kan warga, jadi trauma akibat tidak ada koordinasi,” jelas Ade.

Menurut Ade, peristiwa serupa kembali terjadi pada Minggu pagi. Ambulans pengangkut jenazah pasien Covid-19 tiba-tiba datang ke lokasi Krematorium tanpa koordinasi dengan warga sekitar. Pemilik krematorium dan warga sekitar yang biasa membantu melakukan kremasi pun tidak menyanggupi untuk melakukan pembakaran jenazah.

“Pemilik tidak sanggup membakar. Warga juga tidak ada yang mau,” ucap Ade.

Setelah itu, petugas akhirnya memutuskan untuk kembali meninggalkan lokasi kremasi, dan disepakati akan mengurus jenazah dengan cara dikubur. Namun, pada Minggu petang petugas kembali membawa jenazah ke krematorium, sebab jenazah tidak jadi dikuburkan karena ditolak oleh warga di sekitar lokasi pemakaman.

Setelah melakukan perundingan akhirnya petugas dan warga sepakat jenazah tersebut bisa dikremasi. “Sebenarnya kita dari awal setuju. Hanya kurang koordinasi,” kata Ade.

Ade berharap, ke depan jika ada lagi pasien Covid-19 yang akan dikremasi bisa dikoordinasikan dengan baik dan tidak datang secara tiba-tiba, karena warga juga butuh persiapan.

“Soalnya kan kita khawatir kalau ada yang dekat lokasi. Warga yang menjemur pakaian juga bisa diangkat dulu. Kita ikhtiar agar tidak tertular virus itu,” pungkas Ade.

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

UPDATE

Laksdya Erwin Tinjau Distribusi Bantuan di Aceh Tamiang

Selasa, 23 Desember 2025 | 03:55

Jembatan Merah Putih

Selasa, 23 Desember 2025 | 03:40

Kongres Perempuan 1928 Landasan Spirit Menuju Keadilan Gender

Selasa, 23 Desember 2025 | 03:13

Menko AHY Lepas Bantuan Kemanusiaan Lewat KRI Semarang-594

Selasa, 23 Desember 2025 | 02:55

Membeli Damai dan Menjual Perang

Selasa, 23 Desember 2025 | 02:32

Komdigi Gandeng TNI Pulihkan Infrastruktur Komunikasi di Aceh

Selasa, 23 Desember 2025 | 02:08

Rocky Gerung: Kita Minta Presiden Prabowo Menjadi Leader, Bukan Dealer

Selasa, 23 Desember 2025 | 01:45

DPRD Minta Pemkot Bogor Komitmen Tingkatkan Mutu Pendidikan

Selasa, 23 Desember 2025 | 01:27

Kebijakan Mualem Pakai Hati Nurani Banjir Pujian Warganet

Selasa, 23 Desember 2025 | 01:09

Pemilihan Kepala Daerah Lewat DPRD Bikin Pemerintahan Stabil

Selasa, 23 Desember 2025 | 00:54

Selengkapnya