Berita

Menteri LHK, Siti Nurbaya Bakar/Net

Publika

Wuih, Menteri Galak

SELASA, 11 FEBRUARI 2020 | 15:20 WIB

MEMBACA majalah Tempo edisi 3-9 Februari 2020 berjudul depan "Murka Menteri Siti" cukup mengejutkan.

Ibu Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan galak sekali. Berkaitan dengan pemutusan kerja sama sepihak dengan Yayasan WWF Indonesia. Efeknya program konservasi satwa langka dapat terbengkalai. Alasannya ruang lingkup WWF yang meluas, publikasi klaim sepihak, serta kampanye medsos tak sesuai fakta. Pemutusan sepihak ini dinilai sewenang wenang dan melanggar hukum perjanjian.

Ketika kerusakan hutan luar biasa besar dimana tercatat 1,47 juta hektare penebangan hutan terjadi per tahun, maka kontribusi WWF Indonesia cukup besar pula. Kegiatan konservasi hutan termasuk perlindungan hewan di taman-taman nasional sangat bermakna. Dengan hilangnya dana 350 miliar per tahun, maka kegiatan lingkungan hidup WWF Indonesia menjadi terhenti. Kerusakan hutan lebih besar mengancam.


Galaknya Menteri Siti Nurbaya membarengi galaknya Menko Luhut Panjaitan. Luhut yang memang "panasan" dan ceplas-ceplos. Ia akan melibas siapa pun yang membuat kegaduhan negeri (padahal yang bikin gaduh pak presiden hi hi), ngamuk saat Gubernur Kalsel tidak datang menghadiri undangannya, serta marah-marah ketika Jokowi dituduh bohong soal kebakaran hutan. Andre Rosiade kena semprot saat mengaitkan Luhut dengan proyek KCN dan KBN "Saya tumbuk mulutnya!" katanya.

Satu Menteri yang galak juga yaitu Menteri Agama. Agama yang diimbau untuk santun, toleran, dan tidak radikal justru memiliki Menteri yang galak dan "radikal".

Sejak isu celana cingkrang, cadar, khilafah hingga hal "radikalisme" nada kebijakannya selalu galak. Di samping menolak pemulangan WNI yang ikut ISIS, Menag juga "mengobrak-abrik" buku agama. Untungnya setiap statemen galak direaksi publik. Kini Pak Menteri nampaknya agak tiarap ucap.

Semua kebijakan menteri menjadi tanggung jawan presiden, maklum sistem kita adalah presidensial. Tak ada menteri yang salah sepanjang tak dicopot. Presiden pun pernah menyatakan bahwa tidak ada visi dan misi menteri, yang ada adalah visi misi Presiden. Sentralisasi.

Sebenarnya presiden pun galak juga. Instruksi agar jalan tol dijual, BPJS dinaikan tarif, pemotongan dana pensiun Asabri dan Taspen saat integrasi kepada BPJS Tenaga Kerja, kenaikan tarif listrik dan harga BBM, hingga kebolehan hutan lindung diubah menjadi perkebunan adalah kebijakan galak.

Bandelnya juga ada, yakni tidak mau mengikuti Putusan MA soal Karhutla. Mungkin karena suka baca buku komik anak bandel Sinchan.

Sayangnya para menteri dan presiden itu galaknya kepada rakyatnya sendiri. Padahal alangkah indahnya jika mereka itu galaknya justru kepada negara atau bangsa lain. Tentu dalam rangka menjaga wibawa dan kedaulatan negeri.

Galak kepada investor asing yang seenaknya, galak kepada negara Cina yang menginjak-injak Natuna, galak kepada Amerika yang memainkan Freeeport, galak pada gerakan separatisme Papua, atau galak kepada TKA ilegal yang harus segera diusir.

Galak kah pemerintah pada penguras kekayaan rakyat dan negara. Para komprador, kolaborator, dan koruptor?

M Rizal Fadillah
Pemerhati Politik

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

UPDATE

DAMRI dan Mantan Jaksa KPK Berhasil Selamatkan Piutang dari BUMD Bekasi

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:12

Oggy Kosasih Tersangka Baru Korupsi Aluminium Alloy Inalum

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:09

Gotong Royong Penting untuk Bangkitkan Wilayah Terdampak Bencana

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:08

Wamenkum: Restorative Justice Bisa Diterapkan Sejak Penyelidikan hingga Penuntutan

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:04

BNI Siapkan Rp19,51 Triliun Tunai Hadapi Libur Nataru

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:58

Gus Dur Pernah Menangis Melihat Kerusakan Moral PBNU

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:57

Sinergi Lintas Institusi Perkuat Ekosistem Koperasi

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:38

Wamenkum: Pengaturan SKCK dalam KUHP dan KUHAP Baru Tak Halangi Eks Napi Kembali ke Masyarakat

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:33

Baret ICMI Serahkan Starlink ke TNI di Bener Meriah Setelah 15 Jam Tempuh Medan Ekstrim

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:33

Pemerintah Siapkan Paket Diskon Transportasi Nataru

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:31

Selengkapnya