Berita

Ilustrasi E-KTP

Politik

ICFS: Pemerintah Harus Blak-blakan Kalau Memang Data Penduduk Dikomersilkan

SENIN, 03 FEBRUARI 2020 | 01:43 WIB | LAPORAN: AHMAD ALFIAN

Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) didesak untuk segera membahas dan mengesahkan Rancangan Undang-Undang (RUU) Perlindungan Data Pribadi.

Hal itu dikarenakan data kependudukan adalah informasi awal yang diperlukan untuk membuka dan membuat segala jenis pelayan publik. Jika dari awal sudah tercemar, maka bisa dipastikan akan bermasalah ke depannya.

"Ketika 'mengomersilkan' data kependudukan, hendaknya harus ada transparansi dan dikelola dengan membentuk semacam badan independen yang disebut public data clearing house," kata Founder Indonesia Cyber Security Forum (ICFS), Ardi Sutedja saat dihubungi Kantor Berita Politik RMOL, Minggu (2/1).


Hal itu menurutnya penting dilakukan mengingat kerja sama dalam urusan data publik tidak boleh sembarangan untuk menghindari abuse atau penyalahgunaan.

Selain itu, ia juga menegaskan tidak ada satu pihak mana pun yang bisa menjamin mitra-mitra Dukcapil yang bekerja sama sudah aman.

"Kalau ada yang mengatakan sebaliknya pun harus ditanya, siapa badan yang diberikan kewenangan untuk memastikan dan orangnya ada nggak untuk memeriksa dan audit?" pungkasnya.

Belakangan, data kependudukan masyarakat kembali menjadi sorotan usai adanya kasus pemalsuan data simcard hingga berujung pembobolan rekening yang menimpa wartawan senior, Ilham Bintang.

Sejauh ini, Ardi membeberakkan sedikitnya ada 1,350 perjanjian Diskdukcapil dengan pihak ketiga yang meliputi sektor industri keuangan dan industri keuangan nonbank.

Namun hampir semua perjanjian dan bentuk kerja-sama tersebut tidak pernah transparan dan terbuka kepada publik. Padahal, lanjutnya, kerja sama tersebut berkaitan dengan data-data kependudukan masyarakat Indonesia.

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Ini Susunan Lengkap Direksi dan Komisaris bank bjb

Selasa, 09 Desember 2025 | 17:12

Bahlil Minta Maaf Usai Prank Presiden Prabowo

Selasa, 09 Desember 2025 | 18:00

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

UPDATE

Pesan Ketum Muhammadiyah: Fokus Tangani Bencana, Jangan Politis!

Jumat, 19 Desember 2025 | 10:13

Amanat Presiden Prabowo di Upacara Hari Bela Negara

Jumat, 19 Desember 2025 | 10:12

Waspada Banjir Susulan, Pemerintah Lakukan Modifikasi Cuaca di Sumatera

Jumat, 19 Desember 2025 | 10:05

Audit Lingkungan Mendesak Usai Bencana di Tiga Provinsi

Jumat, 19 Desember 2025 | 10:04

IHSG Menguat, Rupiah Dibuka ke Rp16.714 Pagi Ini

Jumat, 19 Desember 2025 | 09:59

TikTok Akhirnya Menyerah Jual Aset ke Amerika Serikat

Jumat, 19 Desember 2025 | 09:48

KPK Sita Ratusan Juta Rupiah dalam OTT Kepala Kejari HSU

Jumat, 19 Desember 2025 | 09:28

Bursa Asia Menguat saat Perhatian Investor Tertuju pada BOJ

Jumat, 19 Desember 2025 | 09:19

OTT Kalsel: Kajari HSU dan Kasi Intel Digiring ke Gedung KPK

Jumat, 19 Desember 2025 | 09:05

Mentan Amran: Stok Pangan Melimpah, Tak Ada Alasan Harga Melangit!

Jumat, 19 Desember 2025 | 08:54

Selengkapnya