Berita

Ilustrasi Laboratorium/Net

Dunia

Kepolisian Amankan Ilmuwan Yang Berbagi Informasi Senjata Pemusnah Massal Untuk Iran

SELASA, 21 JANUARI 2020 | 17:18 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Layanan Keamanan Polisi (PST) sedang mempelajari kasus pelanggaran berbagi data dan informasi yang dilakukan dua peneliti di Universitas Sains dan Teknologi Norwegia (NTNU) di Trondheim. Kedua peneliti itu didakwa dengan tuduhan berbagi informasi sensitif dengan Iran.

Sebelumnya, kedua peneliti itu mengundang ilmuwan tamu dari Iran ke laboratorium canggih, tanpa melewati prosedur. Akibatnya, kedua peneliti  dituduh berkontribusi terhadap pelanggaran data tentang pembuatan senjata pemusnah massal.  Kini, keduanya telah ditangguhkan dari posisi mereka dan dilarang mangakses laboratorium universitas.

Direktur Komunikasi PST, Trond Hugubakken menyampaikan, penelitian yang dilakukan kedua ilmuwan itu penting diketahui apakah terkait dengan pembuatan senjata pemusnah massal.  


“Penelitian ini terkait dengan lingkungan yang lebih kecil, termasuk peneliti tamu dari Iran. Pertanyaan kunci bagi kami adalah untuk mengetahui apakah penelitian ini dapat menjadi penting untuk pembuatan senjata pemusnah massal (WMD)," kata  Trond Hugubakken, kepada lembaga penyiaran Norwegia, NRK, Selasa (21/1).

Sampai sekarang, dua karyawan NTNU itu dituduh berkontribusi terhadap pelanggaran data dengan menyediakan akses tidak sah ke sistem komputer. Hugubakken menyatakan, ia akan mendalami kasus ini, dan penyelidikan akan diperluas lagi.

Hugubakken telah melakukan interogasi terhadap keduanya dan sudah mendapatkan bukti teknis. Ia masih akan melakukan investigasi dan membutuhkan waktu yang lama.

Wakil Presiden NTNU untuk penelitian, Bjarne Foss, mengemukakan bahwa para peneliti memiliki akses ke laboratorium, di mana bahan-bahan canggih, seperti paduan logam, dianalisis.

Pasca kejadian ini, ia akan memperketat lagi keamanan laboratorium.

"Kami harus seterbuka mungkin, sementara pada saat yang sama ditutup seperlunya. Sistem harus didasarkan pada rasa saling percaya," kata Foss.

Saat ini Iran tidak diketahui memiliki senjata pemusnah massal (WMD) atau tidak. Namun, negara itu telah menandatangani sejumlah perjanjian yang menolak kepemilikan WMD, termasuk Konvensi Senjata Biologis, Konvensi Senjata Kimia, dan Perjanjian Non-Proliferasi.

Iran memiliki pengetahuan langsung tentang dampak senjata pemusnah massal, karena puluhan ribu tentara dan warga sipil Iran menjadi korban senjata kimia selama Perang Iran-Irak tahun 1980-an.

Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei bersama dengan anggota ulama lainnya telah mengeluarkan fatwa yang menentang pengembangan, produksi, penimbunan, dan penggunaan senjata nuklir, seperti disebutkan NRK.

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Bank Mandiri Berikan Relaksasi Kredit Nasabah Terdampak Bencana Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 12:12

UMP Jakarta 2026 Naik Jadi Rp5,72 Juta, Begini Respon Pengusaha

Jumat, 26 Desember 2025 | 12:05

Pemerintah Imbau Warga Pantau Peringatan BMKG Selama Nataru

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:56

PMI Jaksel Salurkan Bantuan untuk Korban Bencana di Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:54

Trump Selipkan Sindiran untuk Oposisi dalam Pesan Natal

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:48

Pemerintah Kejar Pembangunan Huntara dan Huntap bagi Korban Bencana di Aceh

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:15

Akhir Pelarian Tigran Denre, Suami Selebgram Donna Fabiola yang Terjerat Kasus Narkoba

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:00

Puan Serukan Natal dan Tahun Baru Penuh Empati bagi Korban Bencana

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:49

Emas Antam Naik, Buyback Nyaris Tembus Rp2,5 Juta per Gram

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:35

Sekolah di Sumut dan Sumbar Pulih 90 Persen, Aceh Menyusul

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:30

Selengkapnya