Berita

Ilustrasi/Net

Dunia

PBB: Hampir Setengah Miliar Orang Di Bumi Tidak Memiliki Pekerjaan Layak

SELASA, 21 JANUARI 2020 | 12:03 WIB | LAPORAN: AMELIA FITRIANI

Ratusan juta orang di seluruh dunia saat ini menganggur atau setengah menganggur. Begitu data terbaru yang dirilis oleh Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) dalam World Employment and Social Outlook.

Sebenarnya, tingkat pengangguran global tetap relatif stabil selama sebagian besar dekade terakhir. Tahun 2019 lalu, tingkat pengangguran global mencapai 5,4 persen.

Namun angka pengangguran keseluruhan cenderung naik karena perlambatan ekonomi menyebabkan jumlah pekerjaan yang tersedia cenderung lebih sedikit bila dibandingkan dengan populasi yang tumbuh.


Laporan terbaru ILO memperingatkan, jumlah orang yang terdaftar sebagai pengangguran diperkirakan akan meningkat menjadi 190,5 juta, atau naik dari 188 juta pada 2019 lalu.

Pada saat yang sama, ILO juga menekankan bahwa sekitar 285 juta orang lainnya di seluruh dunia dianggap setengah menganggur, yang berarti mereka bekerja lebih sedikit dari yang mereka butuhkan.

Jika ditotal antara mereka yang menganggur dan setengah menganggur, maka ada hampir setengah miliar orang di dunia yang tidak memiliki pekerjaan layak.

"Bagi jutaan orang yang bekerja, semakin sulit saya berpikir untuk membangun kehidupan yang lebih baik melalui pekerjaan," kata ketua ILO Guy Ryder kepada wartawan di Jenewa, seperti dimuat Channel News Asia.

"Saya pikir ini adalah temuan yang sangat mengkhawatirkan," katanya, seraya menambahkan bahwa kurangnya akses ke pekerjaan layak tampaknya menjadi bagian dari pemicu gerakan protes dan keresahan yang berkembang di seluruh dunia.

"Kondisi pasar tenaga kerja berkontribusi terhadap erosi kohesi sosial ini di banyak masyarakat kita," katanya, merujuk pada demonstrasi massa di tempat-tempat seperti Lebanon dan Chili.  

Laporan ILO menggarisbawahi bahwa lebih dari 60 persen tenaga kerja global saat ini bekerja di ekonomi informal, yang seringkali bekerja keras untuk mendapatkan upah di bawah standar dan tidak memiliki perlindungan sosial dasar.

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Bank Mandiri Berikan Relaksasi Kredit Nasabah Terdampak Bencana Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 12:12

UMP Jakarta 2026 Naik Jadi Rp5,72 Juta, Begini Respon Pengusaha

Jumat, 26 Desember 2025 | 12:05

Pemerintah Imbau Warga Pantau Peringatan BMKG Selama Nataru

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:56

PMI Jaksel Salurkan Bantuan untuk Korban Bencana di Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:54

Trump Selipkan Sindiran untuk Oposisi dalam Pesan Natal

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:48

Pemerintah Kejar Pembangunan Huntara dan Huntap bagi Korban Bencana di Aceh

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:15

Akhir Pelarian Tigran Denre, Suami Selebgram Donna Fabiola yang Terjerat Kasus Narkoba

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:00

Puan Serukan Natal dan Tahun Baru Penuh Empati bagi Korban Bencana

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:49

Emas Antam Naik, Buyback Nyaris Tembus Rp2,5 Juta per Gram

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:35

Sekolah di Sumut dan Sumbar Pulih 90 Persen, Aceh Menyusul

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:30

Selengkapnya