Berita

Orang-orang terkaya di dunia/Net

Dunia

Oxfam: Kekayaan 2 Ribu Orang Terkaya Di Dunia Lebih Banyak Dari 4,6 Miliar Penduduk Miskin

SENIN, 20 JANUARI 2020 | 10:57 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Sebuah fakta menarik sekaligus miris disampaikan sebuah lembaga amal berbasis di Inggris, Oxfam. Sebuah data yang dirilis Oxfam menunjukkan ketimpangan ekonomi masyarakat dunia.

Data yang dirilis oleh Oxfam pada Senin (20/1) menyebutkan bahwa 2.153 orang terkaya dunia ternyata mengendalikan uang lebih banyak dibandingkan 4,6 miliar penduduk miskin pada 2019.

Oxfam menyebut, angka kekayaan mereka setara dengan upah kerja 12,5 miliar jam gadis miskin. Setidaknya bernilai 10,8 triliun dolar AS, setara dengan Rp 147.398 triliun (Rp 13.648/dolar AS) per tahunnya.


"Ekonomi kita yang hancur berbaris di kantong para miliarder dan bisnis besar dengan mengorbankan laki-laki dan perempuan biasa. Tidak heran orang-orang mulai mempertanyakan apakah para milarder seharusnya ada," ujar Kepala Oxfam dari India, Amitabh Behar.

"Kesenjangan antara kaya dan miskin tidak dapat diselesaikan tanpa kebijakan penghilangan ketimpangan yang disengaja," katanya yang akan mewakili Oxfam di Forum Ekonomi Dunia (WEF) pada Selasa (21/1) di Davos, Swiss.

Laporan tahunan Oxfam juga menyebutkan miliarder dunia meningkat dua kali lipat dalam satu dekade terakhir dan lebih kaya dari 60 persen populasi global. Adapun angka-angka tersebut Oxfam dapatkan dari data Majalah Forbes dan Swiss Credit Suisse, meski datanya kerap diperselisihkan.

"Ada 22 pria terkaya di dunia memiliki lebih banyak kekayaan daripada semua wanita di Afrika," ungkapnya.

Behar menggambarkan, jika 1 persen saja orang terkaya di dunia membayar 0,5 persen pajak tambahan atas kekayaan mereka selama 10 tahun, angka tersebut dapat menciptakan 117 juta lapangan pekerjaan.

Oleh karena itu, Behar menyerukan agar pemerintah harus memastikan bahwa orang-orang kaya membayar pajak mereka. Pajak itu kemudian harus digunakan untuk meningkatkan fasilitas seperti air bersih, perawatan kesehatan, dan sekolah yang lebih berkualitas.  

Selain itu, dalam laporannya, Oxfam juga mencermati bagaimana ketimpangan yang terjadi antara perempuan dan laki-laki. Perempuan kerap kali dibebani untuk menjaga roda ekonomi, bisnis, dan pergerakan masyarakat.

Sayangnya, mereka menjadi memiliki sedikit waktu untuk belajar guna mencari nafkah yang layak. Mereka telah terjebak di bagian bawah ekonomi, kata Behar.

"Di seluruh dunia, 42 persen wanita tidak bisa mendapatkan pekerjaan karena mereka bertanggung jawab atas semua pengasuhan, dibandingkan dengan hanya 6 persen pria," kata Oxfam.

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Kepala Daerah Dipilih DPRD Bikin Lemah Legitimasi Kepemimpinan

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:59

Jalan Terjal Distribusi BBM

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:39

Usulan Tanam Sawit Skala Besar di Papua Abaikan Hak Masyarakat Adat

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:16

Peraih Adhyaksa Award 2025 Didapuk jadi Kajari Tanah Datar

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:55

Pengesahan RUU Pengelolaan Perubahan Iklim Sangat Mendesak

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:36

Konser Jazz Natal Dibatalkan Gegara Pemasangan Nama Trump

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:16

ALFI Sulselbar Protes Penerbitan KBLI 2025 yang Sulitkan Pengusaha JPT

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:58

Pengendali Pertahanan Laut di Tarakan Kini Diemban Peraih Adhi Makayasa

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:32

Teknologi Arsinum BRIN Bantu Kebutuhan Air Bersih Korban Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:15

35 Kajari Dimutasi, 17 Kajari hanya Pindah Wilayah

Kamis, 25 Desember 2025 | 22:52

Selengkapnya