Berita

Foto karya fotografer Frans Mendur, pendiri Indonesian Press Photo Service (Ipphos).

Publika

Bedanya Pencitraan Sebagai Alat Dan Tujuan

SENIN, 20 JANUARI 2020 | 07:37 WIB | OLEH: ARIEF GUNAWAN

PERTEMUAN Sukarno & Jenderal Sudirman setelah Agresi Kedua Belanda, tahun ‘48, di Jogja, berlangsung dalam suasana tegang.

Waktu tiba di kediaman presiden, Sudirman hanya berdiri kaku dengan keris di pinggang & tangan memegang tongkat.

Demi untuk menghilangkan suasana tidak nyaman, Sukarno yang telah menunggu di beranda depan tiba-tiba merangkul tubuh Sudirman yang ringkih.

Seketika itu pula, saat sedang merangkul Sudirman, mata Sukarno menangkap sosok fotografer Frans Mendur yang sedang memegang kamera. Sukarno meminta Mendur mengabadikan momentum berangkulan tersebut hingga dua kali pemotretan.

Foto berangkulan ini ternyata diperlukan oleh Sukarno untuk mencitrakan “berangkulannya” antara sipil & militer, dan antara pihak pro diplomasi versus perang gerilya.

Seperti diketahui, saat Agresi Kedua terjadi perbedaan pandangan antara Sukarno & Sudirman. Di satu sisi menginginkan penyelesaian dengan diplomasi, di lain pihak dengan  senjata yaitu perang gerilya.

Sukarno menggunakan pencitraan sebagai alat. Yaitu alat untuk kepentingan bangsa. Bukan sekedar untuk memenangkan kekuasaan atau personal glory, seperti banyak dilakukan oleh para PANGERAN PENCITRAAN dan para RATU PENCITRAAN saat ini, mulai dari Ridwan Kamil, Sri Mulyani, Ganjar Pranowo, Tri Rismaharini, AHY, Ahok, dan para elit kekuasaan hari ini pada umumnya.

Donald Trump mencitrakan diri kontroversial dan vulgar. Tetapi baginya American First. Kepentingan Amerika adalah yang utama.

Di bawah Trump selama 20 tahun terakhir tingkat pengangguran berada di titik terendah. Pendapatan upah meningkat. Kelompok Blue Colour (Partai Demokrat) bergeser mendukung Trump. Industri Amerika menguat dan banyak hal  dilakukannya untuk menekan Tiongkok agar perekonomian Amerika semakin baik.

Di Kanada terdapat Justin Trudeau. Perdana Menteri muda, charming, smart, and handsome, dan berasal dari keluarga elit lantaran bapaknya, Pierre Trudeau, juga pernah Perdana Menteri. Pencitraannya yang simpatik adalah untuk menomorsatukan Kanada dan digunakan untuk kepentingan nasional.

Waktu pesawat Ukraina jatuh di tengah memanasnya konflik Amerika-Iran baru-baru ini, ia tidak serta-merta mengecam Iran, walaupun banyak warga Kanada jadi korban jatuhnya pesawat. Ia menyebut Amerika sebagai pembuat ketegangan.

Bagaimana dengan di sini?

Di sini oligarki kekuasaan terus menerus sibuk membela para penguasa berkelas KW-3 yang naik ke tangga kekuasaan dengan menjadikan pencitraan sebagai tujuan.

Mereka pada dasarnya tidak peduli Indonesia bakal masuk ke dalam jurang kehancuran, lantaran memang tidak memiliki kapasitas untuk memimpin negara yang sedemikian luas, kaya, dan majemuk seperti ini.

Tidak memiliki kemampuan untuk menyelesaikan persoalan-persoalan yang terjadi, karena secara esensi mereka adalah para Pangeran Pencitraan dan para Ratu Pencitraan belaka, yang tatkala berkuasa menjadi sangat pandir, khianat, dan suka mencuri.

Penulis adalah wartawan senior.


Populer

Fenomena Seragam Militer di Ormas

Minggu, 16 Februari 2025 | 04:50

Asian Paints Hengkang dari Indonesia dengan Kerugian Rp158 Miliar

Sabtu, 15 Februari 2025 | 09:54

Bos Sinarmas Indra Widjaja Mangkir

Kamis, 13 Februari 2025 | 07:44

PT Lumbung Kencana Sakti Diduga Tunggangi Demo Warga Kapuk Muara

Selasa, 18 Februari 2025 | 03:39

Temuan Gemah: Pengembang PIK 2 Beli Tanah Warga Jauh di Atas NJOP

Jumat, 14 Februari 2025 | 21:40

Pengiriman 13 Tabung Raksasa dari Semarang ke Banjarnegara Bikin Heboh Pengendara

Senin, 17 Februari 2025 | 06:32

Dugaan Tunggangi Aksi Warga Kapuk Muara, Mabes Polri Diminta Periksa PT Lumbung Kencana Sakti

Selasa, 18 Februari 2025 | 17:59

UPDATE

Kepala Daerah Tidak Ikut Retret: Petugas Partai atau Petugas Rakyat, Jangan Ada Negara Dalam Negara

Minggu, 23 Februari 2025 | 01:27

Ketua DPRA Tuding SK Plt Sekda Permainan Wagub dan Bendahara Gerindra Aceh

Minggu, 23 Februari 2025 | 01:01

Tumbang di Kandang, Arsenal Gagal Dekati Liverpool

Minggu, 23 Februari 2025 | 00:43

KPK Harus Proses Kasus Dugaan Korupsi Jokowi dan Keluarga, Jangan Dipetieskan

Minggu, 23 Februari 2025 | 00:23

Iwakum: Pelaku Doxing terhadap Wartawan Bisa Dijerat Pidana

Sabtu, 22 Februari 2025 | 23:59

Langkah Bupati Brebes Ikut Retret ke Magelang Tuai Apresiasi

Sabtu, 22 Februari 2025 | 23:54

Tak Hanya Langka, Isi Gas LPG 3 Kg di Pagar Alam Diduga Dikurangi

Sabtu, 22 Februari 2025 | 23:42

Dari #KaburAjaDulu hingga #IndonesiaGelap: Belajar dari Bangladesh

Sabtu, 22 Februari 2025 | 23:21

Wartawan Jaksel Pererat Solidaritas Lewat Olahraga

Sabtu, 22 Februari 2025 | 22:58

PLN dan Wuling Siapkan Layanan Home Charging Praktis dan Cepat, Hanya 7 Hari

Sabtu, 22 Februari 2025 | 22:34

Selengkapnya