Berita

Sejumlah turis yang didepak dari Machu Picchu/AFP

Dunia

Buang Air Besar Di Kuil Berusia 600 Tahun, Lima Wisatawan Ini Dilarang Kembali Ke Machu Picchu Selama 15 Tahun

JUMAT, 17 JANUARI 2020 | 11:52 WIB | LAPORAN: AMELIA FITRIANI

Sebanyak lima wisatawan yang melakukan vandalisme alias perusakan situs bersejarah Machu Picchu di Peru dideportasi ke Bolivia pada Kamis (16/1). Bukan hanya itu, mereka juga dilarang kembali ke negara tersebut selama 15 tahun.

Dalam sebuah pernyataan, pihak Imigrasi Peru mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa para turis tersebut yang terdiri dari dua orang Brasil, seorang warga Argetina, seorang warga Chili dan seorang warga Perancis.

"(Mereka) diberi hukuman maksimum dengan pengusiran dan larangan masuk untuk jangka waktu 15 tahun," begitu bunyi keterangan tersebut, seperti dimuat AFP.


Sebenarnya, ada enam orang turis yang diamankan. Turis keenam adalah seorang warga Argentina bernama Nahuel Gomez, berusia 28 tahun tahun. Namun dia dilarang meninggalkan kota kecil Machu Picchu setelah diduga mengakui merusak Kuil Matahari di tempat kudus Inca kuno tersebut.

Dia dijerat dengan hukum dan terancam kurungan penjara selama empat tahun.

Keenam turis tersebut sebelumnya ditangkap karena merusak warisan budaya Peru, tepatnya di daerah terlarang di Kuil Matahari akhir pekan kemarin.

Bukan hanya melakukan pengerusakan, mereka juga diduga buang air besar di dalam kuil berusia 600 tahun itu.

Turis yang bernama Gomez mengakui bahwa vadalisme yang dia lakukan menyebabkan lempengan batu jatuh dari dinding kuil dan retak. Akibatnya dia ditahan sambil menunggu pengadilan setempat.

Kompleks Machu Picchu diketahui merupakan situs kuno paling ikonik peninggalan kekaisaran Inca yang memerintah petak besar di Amerika Selatan bagian barat selama 100 tahun sebelum penaklukan Spanyol pada abad ke-16. Situs ini mencakup tiga wilayah berbeda untuk pertanian, perumahan dan upacara keagamaan.

Machu Picchu, yang berarti "gunung tua" dalam bahasa Quechua yang berasal dari daerah itu, berada di puncak gunung yang subur dan dibangun pada masa pemerintahan kaisar Inca Pachacuti (1438-1471).

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

UPDATE

Trump Serang Demokrat dalam Pesan Malam Natal

Kamis, 25 Desember 2025 | 16:04

BUMN Target 500 Rumah Korban Banjir Rampung dalam Seminggu

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:20

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Gibran Minta Pendeta dan Romo Terus Menjaga Toleransi

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:40

BGN Sebut Tak Paksa Siswa Datang ke Sekolah Ambil MBG, Nanik: Bisa Diwakilkan Orang Tua

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:39

Posko Pengungsian Sumut Disulap jadi Gereja demi Rayakan Natal

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:20

Banyak Kepala Daerah Diciduk KPK, Kardinal Suharyo Ingatkan Pejabat Harus Tobat

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:15

Arsitektur Nalar, Menata Ulang Nurani Pendidikan

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:13

Kepala BUMN Temui Seskab di Malam Natal, Bahas Apa?

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:03

Harga Bitcoin Naik Terdorong Faktor El Salvador-Musk

Kamis, 25 Desember 2025 | 13:58

Selengkapnya