Berita

Komandan militer top Iran, Qassem Soleimani/Net

Dunia

Diam-Diam Trump Beri Lampu Hijau Pembunuhan Qassem Soleimani Sejak Tujuh Bulan Lalu

SENIN, 13 JANUARI 2020 | 22:58 WIB | LAPORAN: AMELIA FITRIANI

Presiden Amerika Serikat Donald Trump rupanya diam-diam memberikan izin kepada militer untuk melakukan pembunuhan komandan militer top Iran, Mayor Jenderal Qassem Soleimani sejak tujuh bulan lalu. Pengesahan itu dibuat jika terjadi peningkatan agresi Iran yang mengakibatkan kematian seorang warga Amerika Serikat.

Begitu kabar yang dimuat NBC News dengan mengutip informasi dari lima pejabat senior saat ini dan mantan pejabat pemerintahan yang tidak disebutkan namanya.

Mereka menyebut bahwa setelah Iran menembak drone Amerika Serikat pada bulan Juni tahun 2019 lalu, penasihat keamanan nasional Trump pada saat itu, John Bolton mendesak Trump untuk membalas dengan cara menandatangani sebuah rencana operasi untuk membunuh Soleimani.

Pada saat itu, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Mike Pompeo juga ingin Trump mengesahkan pembunuhan itu.
Namun Trump menolak gagasan itu. Trump mengatakan bahwa dia akan mengambil langkah tersebut hanya jika Iran melewati garis merahnya, yakni membunuh seorang warga Amerika Serikat.

Menurut seorang pejabat anonim yang terlibat dalam diskusi pada saat itu, Trump mengatakan bahwa opsi pembunuhan Soleimani hanya akan ada di atas meja jika Iran membunuh warga Amerika Serikat.

Karena itulah, awal bulan ini ketika Iran melancarkan serangan proksi di Irak di mana seorang kontraktor asal Amerika Serikat meninggal dunia dan empat anggota layanan Amerika Serikat lainnya terluka, opsi pembunuhan Soleimani kembali muncul di "menu" pilihan yang disajikan militer kepada Trump.

Para pejabat kemudian mengklaim bahwa Soleimani yang memimpin pasukan elit Pasukan Pengawal Revolusi Islam Quds, sedang merencanakan serangan yang akan segera terjadi pada orang Amerika Serikat dan hal tersebut harus dihentikan.

"Ada sejumlah opsi yang diberikan kepada presiden selama waktu itu," kata seorang pejabat senior pemerintahan Trump anonim yang dikutip NBC News.

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Kantongi Sertifikasi NBTC, Poco F6 Segera Diluncurkan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 08:24

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Ketua Alumni Akpol 91 Lepas Purna Bhakti 13 Anggota

Minggu, 05 Mei 2024 | 17:52

UPDATE

Menag Cek Persiapan Akhir Layanan Jemaah Haji di Arab Saudi

Selasa, 07 Mei 2024 | 02:05

Baru Kantongi 100 Ribu KTP, Noer Fajriensyah Ngebet Maju Pilgub Jakarta

Selasa, 07 Mei 2024 | 02:02

Politikus Perempuan di DPR Diprediksi Bertambah 10 Orang

Selasa, 07 Mei 2024 | 01:29

PDIP Tancap Gas Godok Nama-Nama Calon di Pilkada 2024

Selasa, 07 Mei 2024 | 01:26

Pemprov DKI Tak Serius Sediakan TPU di Kepulauan Seribu

Selasa, 07 Mei 2024 | 01:00

Subholding Pelindo Siap Kelola Area Pengembangan I Bali Maritime Tourism Hub

Selasa, 07 Mei 2024 | 00:40

Ridwan Kamil-Bima Arya Berpeluang Dipromosikan 3 Parpol Besar di Pilgub Jakarta

Selasa, 07 Mei 2024 | 00:32

DPRD DKI Terus Dorong Program Sekolah Gratis Direalisasikan

Selasa, 07 Mei 2024 | 00:24

Buku "Peta Jalan Petani Cerdas" Panduan Petani Sukses Dunia Akhirat

Senin, 06 Mei 2024 | 23:59

Popularitas Jokowi dan Gibran Tetap Tinggi Tanpa PDIP

Senin, 06 Mei 2024 | 23:11

Selengkapnya