Berita

Bernie Sanders/Net

Dunia

Bernie Sanders: Perang AS Dengan Iran Akan Lebih Buruk Daripada Irak

KAMIS, 09 JANUARI 2020 | 07:28 WIB | LAPORAN: AMELIA FITRIANI

Warga Amerika Serikat sudah cukup "dibohongi" dengan perang-perang yang pernah dilakukan oleh Amerika Serikat di masa lampau.

Karena itulah, potensi perang baru dengan Iran yang saat ini muncul pasca pembunuhan komandan militer top Iran Qassem Soleimani oleh Amerika Serikat pekan lalu, hanya akan membawa masalah tersendiri bagi negeri Paman Sam.
"Saya pikir sebagian besar orang Amerika tahu, jauh ketika kami dibohongi tentang situasi di Vietnam dan kami pergi ke perang yang berakhir dengan biaya 59 ribu jiwa berdasarkan pada kebohongan," kata senator Amerika Serikat, Bernie Sanders dalam video yang dirilis tim kampanyenya baru-baru ini.

"2003 kami dibohongi tentang Iraq yang diduga memiliki senjata pemusnah massal. Kami kehilangan lebih dari 4.000 orang Amerika yang berani dan ratusan ribu orang di wilayah itu terbunuh dan dipaksa meninggalkan rumah mereka," sambungnya.

"2003 kami dibohongi tentang Iraq yang diduga memiliki senjata pemusnah massal. Kami kehilangan lebih dari 4.000 orang Amerika yang berani dan ratusan ribu orang di wilayah itu terbunuh dan dipaksa meninggalkan rumah mereka," sambungnya.

Karena itulah, bakal calon presiden dari Demokrat ini menekankan bahwa potensi perang baru dengan Iran saat ini akan menjadi bencana baru bagi Amerika Serikat.

"Saya menyadari bahwa perang dengan Iran akan menjadi bencana absolut, jauh lebih buruk dengan perang dengan Irak," tegas Sanders.

"Dan saya berharap orang-orang Amerika memberi tahu pemerintahan (Presiden Donald Trump) ini bahwa kita tidak akan berperang di Iran," sambungnya.

Sanders juga mengutarakan harapannya bahwa Kongres Amerika Serikat bisa melakukan segala cara untuk mengingatkan Trump soal konstitusi Amerika Serikat.

"Terkadang kita lupa, tetapi beberapa dari kita belajar di sekolah bahwa kongres lah yang menentukan apakah negara ini akan berperang atau tidak, dan bukan presiden Amerika Serikat," tutupnya.

Populer

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

UPDATE

Menhut Kebagian 688 Ribu Hektare Kawasan Hutan untuk Dipulihkan

Rabu, 24 Desember 2025 | 20:14

Jet Militer Libya Jatuh di Turki, Kepala Staf Angkatan Bersenjata Tewas

Rabu, 24 Desember 2025 | 20:05

Profil Mayjen Primadi Saiful Sulun, Panglima Divif 2 Kostrad

Rabu, 24 Desember 2025 | 19:46

Nutrisi Cegah Anemia Remaja, Gizigrow Komitmen Perkuat Edukasi

Rabu, 24 Desember 2025 | 19:41

Banser dan Regu Pramuka Ikut Amankan Malam Natal di Katedral

Rabu, 24 Desember 2025 | 19:33

Prabowo: Uang Sitaan Rp6,6 Triliun Bisa Dipakai Bangun 100 Ribu Huntap Korban Bencana

Rabu, 24 Desember 2025 | 19:11

Satgas PKH Tagih Denda Rp2,34 Triliun dari 20 Perusahaan Sawit dan 1 Tambang

Rabu, 24 Desember 2025 | 18:43

Daftar 13 Stafsus KSAD Usai Mutasi TNI Terbaru

Rabu, 24 Desember 2025 | 18:36

Prabowo Apresiasi Kinerja Satgas PKH dan Kejaksaan Amankan Aset Negara

Rabu, 24 Desember 2025 | 18:35

Jelang Malam Natal, Ruas Jalan Depan Katedral Padat

Rabu, 24 Desember 2025 | 18:34

Selengkapnya