Berita

Mardani Ali Sera/Net

Politik

Soal Natuna, Ketua PKS: Indonesia Bisa Pakai Gaya Total Football Ala Belanda

SELASA, 07 JANUARI 2020 | 08:24 WIB | LAPORAN: AHMAD ALFIAN

Masuknya kapal China ke Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Indonesia di perairan Natuna, Kepulauan Riau merupakan ancaman yang sangat serius

Secara hukum, selama puluhan tahun laut Natuna merupakan milik Indonesia. Hal tersebut sesuai dengan ketetapan UNCLOS atau konvensi Hukum Laut PBB Tahun 1982.

Dengan dasar hukum yang kuat, tidak ada cara lain selain menjaga wilayah tersebut karena merupakan bagian dari NKRI.


Begitu tegas Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera dalam akun Twitter pribadinya, Senin lalu (6/1).

"Jika dibiarkan, ini bisa menjadi konflik yang serius. Segala cara harus digunakan untuk mempertahankannya," tulisnya pada Senin (6/1).

Anggota Komisi II DPR ini menganologikan sikap yang harus ditempuh Indonesia dengan gaya permainan sepakbola. Menurutnya, gaya main total football yang menjadi ciri khas permainan Belanda cocok untuk diterapkan. Gaya ini menghendaki semua pemain aktif bergerak menyerang daerah pertahanan lawan.

Artinya, tidak hanya diplomasi yang dikedepankan, tapi juga harus menampilkan deterrence effect dalam kekuatan pertahanan yang cerdas.

"Termasuk diplomasi people to people. Tentu ini memerlukan kerja kolosal, mulai dari Kemenlu sampai Kemenhan," jelasnya.

Untuk itu, selain menambah pasukan pengamanan serta armada yang kuat, pendampingan kepada nelayan-nelayan lokal juga perlu dilakukan. Hal ini penting untuk memberikan kenyamanan sampai jaminan keamanan kepada nelayan kita.

Pasalnya, selama ini nelayan Indonesia kerap berhadapan dengan kapal-kapal nelayan China yang mendapat kawalan ketat dari kapal pemerintah.

"Jangan sampai kejadian tersebut terulang kembali. Laut Natuna mutlak merupakan teritori kita," tegas Mardani

"Melalui kejadian ini kita bisa mengambil pelajaran pentingnya memperkuat keamanan diberbagai wilayah laut yang memiliki potensi konflik. Karena Indonesia merupakan negara dengan kepulauan terbesar di dunia," pungkasnya.

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Bahlil Minta Maaf Usai Prank Presiden Prabowo

Selasa, 09 Desember 2025 | 18:00

Ini Susunan Lengkap Direksi dan Komisaris bank bjb

Selasa, 09 Desember 2025 | 17:12

Pidato Prabowo buat Roy Suryo: Jangan Lihat ke Belakang

Senin, 08 Desember 2025 | 12:15

UPDATE

BNN-BNPP Awasi Ketat Jalur Tikus Narkoba di Perbatasan

Jumat, 19 Desember 2025 | 00:09

Perkuat Keharmonisan di Jakarta Lewat Pesona Bhinneka Tunggal Ika

Jumat, 19 Desember 2025 | 00:01

Ahmad Doli Kurnia Ditunjuk Jadi Plt Ketua Golkar Sumut

Kamis, 18 Desember 2025 | 23:47

Ibas: Anak Muda Jangan Gengsi Jadi Petani

Kamis, 18 Desember 2025 | 23:26

Apel Besar Nelayan Cetak Rekor MURI

Kamis, 18 Desember 2025 | 23:19

KPK Akui OTT di Kalsel, Enam Orang Dicokok

Kamis, 18 Desember 2025 | 23:12

Pemerintah Didorong Akhiri Politik Upah Murah

Kamis, 18 Desember 2025 | 23:00

OTT Jaksa oleh KPK, Kejagung: Masih Koordinasi

Kamis, 18 Desember 2025 | 22:53

Tak Puas Gelar Perkara Khusus, Polisi Tantang Roy Suryo Cs Tempuh Praperadilan

Kamis, 18 Desember 2025 | 22:24

Menkeu Purbaya Bantah Bantuan Bencana Luar Negeri Dikenakan Pajak

Kamis, 18 Desember 2025 | 22:24

Selengkapnya