Berita

Ilustrasi penyanderaan/Net

Politik

Pengamat Yakin Kopassus Bisa Membebaskan WNI Yang Disandera Abu Syayaf

KAMIS, 19 DESEMBER 2019 | 07:09 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Pemerintah Indonesia masih terus berupaya mencari jalan keluar untuk pembebaskan tiga nelayan yang disandera kelompok Abu Syayaf.

Sejauh ini berbagai negosiasi telah dilayangkan pemerintah Indonesia. Namun, hingga saat ini masih terus diupayakan yang terbaik agar tidak menimbulkan korban.

Pengamat intelijen Fauka Noor Farid menilai pasukan Komando Pasukan Khusus (Kopassus) TNI Angkatan Darat akan mampu membebaskan tiga nelayan asal Indonesia yang ditawan sejak September 2019 lalu.


Menurutnya, Indonesia sudah terkenal dengan perang gerilya. Korps baret merah akan mampu membebaskan ketiga sandera dalam keadaan selamat..  

"Kalau tim Kopassus kita pasti sudah sangat siap. Indonesia kan sudah terkenal dengan perang gerilya, ini yang dilakukan kelompok Abu Sayyaf juga sama," kata Fauka, di Jakarta, Rabu (18/12).

Fauka menuturkan kiprah Kopassus dalam tugas pembebasan sandera di berbagai medan tak perlu diragukan karena sudah terbukti. Ia mengisahkan kejadian sandera Mapenduma sebagai gambaran kekuatan Kopassus.

Untuk diketahui, operasi militer yang sebagian besar anggotanya berasal dari Kopassus melakukan Operasi Pembebasan Sandera Mapenduma untuk membebaskan peneliti dari Ekspedisi Lorentz 95 yang disandera Organisasi Papua Merdeka.

"Pada kondisi sesulit apa pun, contoh Mapenduma, itu sulitnya bagaimana. Tapi Kopassus mampu untuk membebaskan. Meskipun ada korban, tapi kecil," ujar mantan prajurit Kopassus ini pula.

Selama tergabung dalam Kopassus yang memang dituntut siap menghadapi segala medan, Fauka yakin Kopassus bisa membebaskan tawanan Abu Syayaf.

Namun keberhasilan setiap misi pembebasan tergantung dari informasi yang diberikan intelijen sebelum melaksanakan tugas.

Dalam hal ini, katanya lagi, Badan Intelijen Negara (BIN) diyakini sudah bergerak dan mengantongi informasi terkait kelompok Abu Sayyaf karena kehebatan pasukan pembebasan tak berarti bila tak punya informasi lengkap terkait musuh yang dihadapi.

Ia juga menyebutkan peran Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dan Kepala BIN Budi Gunawan sangat penting.

Prabowo memiliki kemampuan pengalaman dalam kasus pembebasan dan kewenangan mengerahkan Kopassus. Sedangkan Budi Gunawan sebagai pemimpin BIN memiliki jajaran yang sudah bergerak mengumpulkan segala informasi terkait kelompok Abu Sayyaf.

"Dipastikan berhasil, Insya Allah berhasil. Saya yakin, karena Pak Prabowo punya pengalaman, BG pun punya pengalaman. Kunci pembebasan sandera pertama intelijen, kedua gerakan pasukan," ujarnya pula.

Tiga nelayan asal Indonesia yang ditawan yakni Maharudin Lunani (48), anaknya Muhammad Farhan (27), dan kru kapal Samiun Maneu (27).

Ketiganya bekerja di kapal milik satu perusahaan Malaysia, dan ditangkap kelompok Abu Sayyaf saat mencari ikan di perairan wilayah Malaysia.

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Bangun Jembatan Harapan

Minggu, 07 Desember 2025 | 02:46

Distribusi Bantuan di Teluk Bayur

Minggu, 07 Desember 2025 | 04:25

Bahlil Minta Maaf Usai Prank Presiden Prabowo

Selasa, 09 Desember 2025 | 18:00

UPDATE

RUU Koperasi Diusulkan Jadi UU Sistem Perkoperasian Nasional

Rabu, 17 Desember 2025 | 18:08

Rosan Update Pembangunan Kampung Haji ke Prabowo

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:54

Tak Perlu Reaktif Soal Surat Gubernur Aceh ke PBB

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:45

Taubat Ekologis Jalan Keluar Benahi Kerusakan Lingkungan

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:34

Adimas Resbob Resmi Tersangka, Terancam 10 Tahun Penjara

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:25

Bos Maktour Travel dan Gus Alex Siap-siap Diperiksa KPK Lagi

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:24

Satgas Kemanusiaan Unhan Kirim Dokter ke Daerah Bencana

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:08

Pimpinan MPR Berharap Ada Solusi Tenteramkan Warga Aceh

Rabu, 17 Desember 2025 | 16:49

Kolaborasi UNSIA-LLDikti Tingkatkan Partisipasi Universitas dalam WURI

Rabu, 17 Desember 2025 | 16:45

Kapolri Pimpin Penutupan Pendidikan Sespim Polri Tahun Ajaran 2025

Rabu, 17 Desember 2025 | 16:42

Selengkapnya