Berita

Taiwan/Net

Dunia

Diduga Ada Permainan Uang Di Balik Peralihan Dukungan Kepulauan Solomon Dari Taiwan Ke China

MINGGU, 08 DESEMBER 2019 | 06:48 WIB | LAPORAN: AMELIA FITRIANI

Para politisi di Kepulauan Solomon menuding China dan Taiwan sama-sama menawarkan suap senilai ratusan ribu dolar AS demi mendapatkan dukungan mereka di tengah pertikaian diplomatik yang mengguncang negara itu awal tahun ini.

Diketahui bahwa September lalu, perdana menteri Kepulauan Solomon, Manasseh Sogavare, secara resmi memutuskan hubungan dengan Taiwan dan menjalin hubungan dengan China. Dia mengakhiri hubungan 36 tahun negara itu dengan Taiwan.

Keputusan itu mengejutkan banyak pihak, termasuk warga Taiwan dan senator Amerika Serikat yang geram.


Dengan demikian, saat ini jumlah negara yang mengakui Taiwan sebagai negara berkurang menjadi 15 negara.

Namun The Guardian (Sabtu, 7/11), mengabarkan, bahwa di balik keputusan bersejarah itu ada dugaan suap dan permainan uang.

Sejumlah anggota parlemen Kepulauan Solomon menyebut bahwa mereka didekati oleh perwakilan, baik dari pemerintah China maupun Taiwan yang menawarkan ratusan ribu dolar AS sebagai imbalan atas dukungan mereka.
"(Ini) adalah rahasia umum bahwa uang selalu terlibat dalam hal-hal ini," kata wakil pemimpin oposisi, Peter Kenilorea Jr, merujuk pada anggota parlemen yang mengabaikan posisi lama negara yang pro-Taiwan untuk beralih ke China.

Kenilorea menilai bahwa hal ini adalah tamparan terhadap proses parlementer dinegara tersebut.

Dia mengatakan bahwa da mendengar dari para anggota parlemen yang terlibat dalam keputusan itu bahwa mereka telah ditawarkan yang antara 246 ribu hingga 615 ribu dolar AS untuk mendukung China.

Sementara itu, anggota parlemen dari Malaita, provinsi terbesar di Kepulauan Solomon, Daniel Sudaini menyebut bahwa dia ditawari suap sebagai imbalan karena melunakkan posisinya yang anti-Beijing.

"Sebelum sakelar dibuat, ada sekelompok orang atau mungkin seseorang yang menelepon saya untuk memberi saya tawaran sehingga saya dapat mendukung sakelar itu. Tetapi saya memutuskan untuk tidak melakukannya karena jika saya menerima tawaran saya tidak mewakili warga," ujarnya.

"Mereka menawarkan sejumlah uang, memberi tahu saya di telepon jika Anda bergabung dengan kami ada paket di sini," sambungnya.

Sudaini mengatakan dia menolak tawaran itu. Dia mengaku ditawari uang senilai 123 ribu dolar AS. Tuduhannya itu saat ini menjadi pokok penyelidikan resmi oleh komisaris polisi Kepulauan Solomon.

Di tengah tudingan tersebut, Kementerian Luar Negeri China dalam sebuah penyataan akhir pekan ini mengatakan pembentukan hubungan diplomatik dengan Kepulauan Solomon telah menjadi proses terbuka.

"Tidak ada desas-desus atau fitnah yang akan mempengaruhi perkembangan hubungan persahabatan antara China dan Kepulauan Solomon," begitu bunyi pernyataan tersebut.

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

UPDATE

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Pramono Putus Rantai Kemiskinan Lewat Pemutihan Ijazah

Senin, 22 Desember 2025 | 17:44

Jangan Dibenturkan, Mendes Yandri: BUM Desa dan Kopdes Harus Saling Membesarkan

Senin, 22 Desember 2025 | 17:42

ASPEK Datangi Satgas PKH Kejagung, Teriakkan Ancaman Bencana di Kepri

Senin, 22 Desember 2025 | 17:38

Menlu Sugiono Hadiri Pertemuan Khusus ASEAN Bahas Konflik Thailand-Kamboja

Senin, 22 Desember 2025 | 17:26

Sejak Lama PKB Usul Pilkada Dipilih DPRD

Senin, 22 Desember 2025 | 17:24

Ketua KPK: Memberantas Korupsi Tidak Pernah Mudah

Senin, 22 Desember 2025 | 17:10

Ekspansi Pemukiman Israel Meluas di Tepi Barat

Senin, 22 Desember 2025 | 17:09

Menkop Dorong Koperasi Peternak Pangalengan Berbasis Teknologi Terintegrasi

Senin, 22 Desember 2025 | 17:02

PKS Kaji Usulan Pilkada Dipilih DPRD

Senin, 22 Desember 2025 | 17:02

Selengkapnya