Berita

Ketua Persaudaraan Alumni (PA) 212, Slamat Maarif/Net

Politik

Kasus Sukmawati, PA 212: Jangan Sampai Kepercayaan Umat Ke Penegak Hukum Jadi Luntur

SENIN, 02 DESEMBER 2019 | 12:42 WIB | LAPORAN: AHMAD ALFIAN

Persaudaraan Alumni (PA) 212 terus mendesak pihak kepolisian untuk segera memproses kasus dugaan penistaan agama yang dilakukan oleh Sukmawati Soekarnoputri.

Karena, bila kasus ini dibiarkan berlarut, berpotensi menimbulkan gangguan dalam kehidupan umat Muslim di Indonesia. Termasuk merusak kerukunan antarumat beragama.

"Kalau ini dibiarkan terus menerus, nanti siapapun bisa seenaknya menodakan agama. Nah ini merusak kerukunan beragama di Indonesia," ungkap Ketua PA 212 Slamet Maarif saat ditemui di acara Reuni Akbar 212 di kawasan Monas, Senin (2/12).

Hal terpenting dan harus segera dilakukan kepolisian saat ini, kata Slamet, adalah pemanggilan Sukmawati untuk diproses lebih lanjut.

"Bagaimana bisa mengatakan tidak melanggar hukum kalau tidak pernah dipanggil. Panggil dulu, proses dulu, kemudian kalau memenuhi unsur, dijadikan tersangka," tegas Slamet.

"Jadi biarkan nanti pengadilan yang memutuskan apakah penodaan agama atau tidak," sambungnya.

Slamet menuturkan umat Islam sangat mengharapkan pihak kepolisian dapat berlaku objektif. Jangan sampai kepercayaan umat Islam terhadap penegak hukum jadi luntur.

"Oleh karena itu, jangan sampai kali ini tidak diproses. Bahaya kalau kepercayaan umat luntur kepada penegak hukum," tandas Slamet.

Sukmawati diketahui telah beberapa kali diduga melakukan penistaan agama Islam. Terakhir, Sukmawati membandingkan peran Rasulullah SAW dengan ayahnya saat zaman penjajahan.

"Sekarang saya mau tanya nih semua. Yang berjuang di abad 20, itu nabi yang mulia Muhammad apa Insinyur Soekarno? Untuk kemerdekaan Indonesia? Saya minta jawaban,” ujar Sukmawati seperti yang dikutip dari video viral yang telah beredar luas beberapa waktu lalu.  

Populer

KPK Ancam Pidana Dokter RSUD Sidoarjo Barat kalau Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

Jumat, 19 April 2024 | 19:58

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Megawati Bermanuver Menipu Rakyat soal Amicus Curiae

Kamis, 18 April 2024 | 05:35

Diungkap Pj Gubernur, Persoalan di Masjid Al Jabbar Bukan cuma Pungli

Jumat, 19 April 2024 | 05:01

Bey Machmudin: Prioritas Penjabat Adalah Kepentingan Rakyat

Sabtu, 20 April 2024 | 19:53

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

UPDATE

Kini Jokowi Sapa Prabowo dengan Sebutan Mas Bowo

Minggu, 28 April 2024 | 18:03

Lagi, Prabowo Blak-blakan Didukung Jokowi

Minggu, 28 April 2024 | 17:34

Prabowo: Kami Butuh NU

Minggu, 28 April 2024 | 17:15

Yahya Staquf: Prabowo dan Gibran Keluarga NU

Minggu, 28 April 2024 | 17:01

Houthi Tembak Jatuh Drone Reaper Milik AS

Minggu, 28 April 2024 | 16:35

Besok, MK Mulai Gelar Sidang Sengketa Pileg

Minggu, 28 April 2024 | 16:30

Netanyahu: Keputusan ICC Tak Membuat Israel Berhenti Perang

Minggu, 28 April 2024 | 16:26

5.000 Peserta MTQ Jabar Meriahkan Pawai Taaruf

Minggu, 28 April 2024 | 16:20

Kepala Staf Angkatan Darat Israel Diperkirakan Mundur dalam Waktu Dekat

Minggu, 28 April 2024 | 16:12

Istri Rafael Alun Trisambodo Berpeluang Ditersangkakan

Minggu, 28 April 2024 | 16:05

Selengkapnya