Berita

Protes di Kolombia/Reuters

Dunia

Protes Kepemimpinan Presiden Duque, 100 Ribu Orang Turun Ke Jalanan Ibukota Kolombia

JUMAT, 22 NOVEMBER 2019 | 06:55 WIB | LAPORAN: AMELIA FITRIANI

Kolombia menjadi negara di Amerika Selatan terbaru yang menghadapi gelombang protes jalanan. Pada hari Kamis (21/11), lebih dari 100 ribu pengunjuk rasa turun ke jalanan ibukota, Bogota dan sejumlah kota lain di Kolombia.

Para pengunjuk rasa yang datang dari sejumlah kelompok masyarakat sipil mengirimkan seruan terhadap pemerintahan sayap kanan Presiden Ivan Duque atas reformasi ekonomi yang dipimpinnya.

Protes atas reformasi ekonomi itu sendiri sebenarnya telah disuarakan sejak bulan lalu. Namun pasca berminggu-minggu protes di Chile yang dipicu oleh ketidaksetaraan ekonomi yang berkelanjutan, serta kerusuhan di Bolivia, Ekuador, Haiti, Venezuela dan Brasil, gelombang protes yang muncul di Kolombia berubah menjadi lebih kuat.


Protes yang muncul menjadi akumulasi dari protes yang tumbuh atas ketidakpuasan kinerja pemerintah dalam berbagai aspek di masyarakat, terutama dalam hal ekonomi dan keamanan.

"Di komunitas saya, di departemen Cauca saya, mereka membunuh para pemimpin sosial kami di tanah adat kami, mereka membunuh kami secara selektif," kata salah seorang pengunjuk rasa di Bogota, Almayari Barano Yanakuna.

Dengan mengibarkan bendera pelangi pribumi di atas bahunya, dia mengatakan rumahnya di Kolombia barat pernah menjadi tempat pertumpahan darah. Meski sempat merasakan kedamaian singkat pada tahun 2016 ketika pemerintah menandatangani perjanjian perdamaian tengara, kekerasan terhadap komunitasnya kembali lagi terjadi. Karena itulah dia pergi ke Bogota untuk mengirim pesan ke Duque dan negara.

"Hari ini, saya ingin mengirim pesan bahwa mereka menghormati wilayah leluhur kami, bahwa mereka menghormati kehidupan," katanya.

"Kami tidak ingin ada pembunuhan lagi," tegasnya.

Pemerintahan Duque yang baru berkuasa satu tahun lebih belakangan itu dirusak oleh perpecahan politik yang mendalam, tertambat terutama pada kegagalan pemerintah untuk mematuhi proses perdamaian negara itu, korupsi dan pembunuhan para pemimpin sosial.

Ketegangan-ketegangan itu semakin dalam dalam beberapa pekan terakhir dengan pembantaian penduduk asli oleh kelompok-kelompok kriminal di Cauca dan pengunduran diri menteri pertahanan Duque setelah pemboman yang menargetkan para pembangkang dari kelompok pemberontak Angkatan Bersenjata Revolusioner Kolombia (FARC) yang terdemobilisasi, serta menewaskan sedikitnya delapan orang anak-anak.

Pelajar, kelompok masyarakat adat, buruh, politik dan sosial turun ke jalan untuk membawa keluhan mereka masing-masing terhadap pemerintahan Duque.

Direktur Andes Kantor Washington tentang Amerika Latin Gimena Sanchez menyebut, apa yang mereka serukan adalah "referendum tentang Duque".

"Ini bukan hanya protes tentang 'Bisakah kita mengubah siapa pun yang ada dalam pemerintahan,'" kata Sanchez.

"Tetapi fakta bahwa seluruh sistem politik dan ekonomi gagal memenuhi kebutuhan orang Amerika Latin yang lebih luas," tambahnya seperti dimuat Reuters.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Kades Diminta Tetap Tenang Sikapi Penyesuaian Dana Desa

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:10

Demokrat Bongkar Operasi Fitnah SBY Tentang Isu Ijazah Palsu Jokowi

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:08

KPK Dalami Dugaan Pemerasan dan Penyalahgunaan Anggaran Mantan Kajari HSU

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:01

INDEF: MBG sebuah Revolusi Haluan Ekonomi dari Infrastruktur ke Manusia

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:48

Pesan Tahun Baru Kanselir Friedrich Merz: Jerman Siap Bangkit Hadapi Perang dan Krisis Global

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:40

Prabowo Dijadwalkan Kunjungi Aceh Tamiang 1 Januari 2026

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:38

Emas Antam Mandek di Akhir Tahun, Termurah Rp1,3 Juta

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:26

Harga Minyak Datar saat Tensi Timteng Naik

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:21

Keuangan Solid, Rukun Raharja (RAJA) Putuskan Bagi Dividen Rp105,68 Miliar

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:16

Wacana Pilkada Lewat DPRD Salah Sasaran dan Ancam Hak Rakyat

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:02

Selengkapnya