Berita

Ilustrasi/Net

Dunia

Enggan Bayar Lebih, AS Pertimbangkan Tarik 4.000 Pasukan Dari Korsel

KAMIS, 21 NOVEMBER 2019 | 09:37 WIB | LAPORAN: AMELIA FITRIANI

Amerika Serikat saat ini tengah mempertimbangkan untuk menarik ribuan pasukan bersenjata dari Korea Selatan. Hal itu akan dilakukan jika negeri ginseng tidak menyetujui permintaan Amerika Serikat untuk berkontribusi lebih banyak pada biaya penempatan pasukan di negara itu.

Kabar tersebut dimuat oleh sebuah surat kabar Korea Selatan, Chosun Ilbo pada Kamis (21/11).

Diketahui bahwa Amerika Serikat menghentikan pembicaraan dengan Korea Selatan awal pekan ini setelah menuntut negara tersebut untuk menaikkan kontribusi tahunannya bagi pasukan Amerika Serikat menjadi 5 miliar dolar AS. Jumlah itu lebih dari lima kali lipat dari jumlah yang dibayarkan oleh Korea Selatan saat ini.

Laporan Chosun Ilbo menjelaskan bahwa Presiden Amerika Serikat Donald Trump bersikeras bahwa Korea Selatan harus membayar lebih, jika tidak maka Amerika Serikat siap menarik satu brigade pasukannya dari Korea Selatan

"Saya mengerti bahwa Amerika Serikat sedang bersiap untuk menarik satu brigade jika negosiasi dengan Korea Selatan tidak berjalan sebagaimana yang diinginkan oleh Presiden Trump," begitu kata sumber diplomatik di Washington yang dekat dengan kabar tersebut seperti dimuat Chosun Ilbo.

Saat ini ada sekitar 28.500 tentara Amerika Serikat di Korea Selatan. Sementara itu, satu brigade adalah setara dengan sekitar 3.000 hingga 4.000 pasukan.

Sementara itu, perwakilan khusus Amerika Serikat untuk Korea Utara Stephen Biegun mengatakan pada hari Rabu (20/11) bahwa dia percaya Amerika Serikat akan terus menempatkan pasukan di Korea Selatan.

“Korea Selatan adalah salah satu mitra aliansi kami yang paling penting. Itu tidak berarti siapa pun mendapat tumpangan gratis. Kami memiliki negosiasi pembagian beban yang sulit bahwa kami berada di tengah-tengah dengan Korea Selatan," kata Biegun seperti dimuat Reuters.

Populer

KPK Ancam Pidana Dokter RSUD Sidoarjo Barat kalau Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

Jumat, 19 April 2024 | 19:58

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Megawati Bermanuver Menipu Rakyat soal Amicus Curiae

Kamis, 18 April 2024 | 05:35

Diungkap Pj Gubernur, Persoalan di Masjid Al Jabbar Bukan cuma Pungli

Jumat, 19 April 2024 | 05:01

Bey Machmudin: Prioritas Penjabat Adalah Kepentingan Rakyat

Sabtu, 20 April 2024 | 19:53

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

UPDATE

Kini Jokowi Sapa Prabowo dengan Sebutan Mas Bowo

Minggu, 28 April 2024 | 18:03

Lagi, Prabowo Blak-blakan Didukung Jokowi

Minggu, 28 April 2024 | 17:34

Prabowo: Kami Butuh NU

Minggu, 28 April 2024 | 17:15

Yahya Staquf: Prabowo dan Gibran Keluarga NU

Minggu, 28 April 2024 | 17:01

Houthi Tembak Jatuh Drone Reaper Milik AS

Minggu, 28 April 2024 | 16:35

Besok, MK Mulai Gelar Sidang Sengketa Pileg

Minggu, 28 April 2024 | 16:30

Netanyahu: Keputusan ICC Tak Membuat Israel Berhenti Perang

Minggu, 28 April 2024 | 16:26

5.000 Peserta MTQ Jabar Meriahkan Pawai Taaruf

Minggu, 28 April 2024 | 16:20

Kepala Staf Angkatan Darat Israel Diperkirakan Mundur dalam Waktu Dekat

Minggu, 28 April 2024 | 16:12

Istri Rafael Alun Trisambodo Berpeluang Ditersangkakan

Minggu, 28 April 2024 | 16:05

Selengkapnya