Berita

Aung San Suu Kyi/Net

Dunia

Aung Sang Suu Kyi Siap Bela Tuduhan Genosida Rohingya Di Mahkamah Internasional

KAMIS, 21 NOVEMBER 2019 | 07:11 WIB | LAPORAN: AMELIA FITRIANI

Pemimpin Myanmar yang juga merupakan peraih Nobel Perdamaian Aung San Suu Kyi akan memimpin delegasi ke Mahkamah Internasional (ICJ) untuk membantah kasus yang menjeratnya.

Kasus yang dimaksud adalah tuduhan bahwa pasukan keamanan Myanmar telah melakukan upaya genosida terhadap kelompok minoritas muslim Rohingnya.

Kasus tersebut pada puncaknya tahun 2017 lalu menyebabkan lebih dari 730 ribu warga Rohingya melarikan diri ke negara tetangga mereka, Bangladesh untuk menyelematkan diri dari tindakan keras militer.

Penyelidik PBB menilai bahwa tindakan keras itu dilakkan dengan niat genosida.

Kasus tersebut kemudian dibawa ke pengadilan tinggi PBB oleh Gambia setelah negara kecil di Afrika Barat tersebut memenangkan dukungan dari Organisasi untuk Kerjasama Islam (OKI), yang memiliki 57 negara anggota.

Hanya sebuah negara yang dapat mengajukan kasus terhadap negara lain di ICJ.

Kasus ini akan menjadi upaya hukum internasional pertama untuk membawa Myanmar ke pengadilan internasional atas krisis Rohingya. Hal ini juga merupakan contoh yang jarang terjadi dari sebuah negara yang menuntut negara lain atas masalah yang tidak secara langsung melibatkan negara pelapor.

ICJ sendiri akan mengadakan dengar pendapat publik pertama dalam kasus ini mulai tanggal 10 hingga 12 Desember mendatang.

"Myanmar telah mempertahankan pengacara internasional terkemuka untuk menentang kasus yang diajukan oleh Gambia," kata kantor penasihat negara Aung San Suu Kyi dalam sebuah unggahan di Facebook.

"Penasihat Negara, dalam kapasitasnya sebagai Menteri Urusan Luar Negeri, akan memimpin tim ke Den Haag, Belanda, untuk membela kepentingan nasional Myanmar di ICJ," sambungnya tanpa memberikan rincian lebih lanjut, seperti dimuat Al Jazeera.

Sementara itu, seorang juru bicara partai Aung San Suu Kyi, Liga Nasional untuk Demokrasi, mengatakan dia telah memutuskan untuk menangani kasus ini sendiri.

"Mereka menuduh bahwa Daw Aung San Suu Kyi tidak berbicara tentang pelanggaran terhadap hak asasi manusia," kata juru bicara Myo Nyunt.

"Dan mereka menuduh dia tidak mencoba menghentikan pelanggaran HAM. Dia memutuskan untuk menghadapi gugatan itu sendiri," tambahnya.

Baik Gambia maupun Myanmar diketahui merupakan negara penandatangan Konvensi Genosida 1948, yang tidak hanya melarang negara melakukan genosida tetapi juga memaksa semua negara penandatangan untuk mencegah dan menghukum kejahatan genosida.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

Pendapatan Garuda Indonesia Melonjak 18 Persen di Kuartal I 2024

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:41

Sidang Pendahuluan di PTUN, Tim Hukum PDIP: Pelantikan Prabowo-Gibran Bisa Ditunda

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:35

Tak Tahan Melihat Penderitaan Gaza, Kolombia Putus Hubungan Diplomatik dengan Israel

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:34

Pakar Indonesia dan Australia Bahas Dekarbonisasi

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:29

Soal Usulan Kewarganegaraan Ganda, DPR Dorong Revisi UU 12 Tahun 2006

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:25

Momen Hardiknas, Pertamina Siap Hadir di 15 Kampus untuk Hadapi Trilemma Energy

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:24

Prabowo-Gibran Diminta Lanjutkan Merdeka Belajar Gagasan Nadiem

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:16

Kebijakan Merdeka Belajar Harus Diterapkan dengan Baik di Jakarta

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:06

Redmi 13 Disertifikasi SDPPI, Spesifikasi Mirip Poco M6 4G

Kamis, 02 Mei 2024 | 10:59

Prajurit TNI dan Polisi Diserukan Taat Hukum

Kamis, 02 Mei 2024 | 10:58

Selengkapnya