Berita

Jokowi dan Ahok pada Pilkada 2012/Net

Politik

Jokowi Harus Lirik Spion Sebelum Angkat Ahok Jadi Bos BUMN

RABU, 13 NOVEMBER 2019 | 14:24 WIB | LAPORAN: AHMAD ALFIAN

Mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok pagi tadi mendatangi kantor Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

Politisi PDI Perjuangan itu mengatakan, dirinya dimintai Menteri BUMN Erick Thohir untuk memimpin salah satu perusahaan BUMN.

Terkait hal ini, pengamat politik dari Universitas Paramadina Hendri Satrio mengatakan, tidak bisa dipungkiri Ahok memang punya kedekatan dengan Presiden Joko Widodo.

Dia mengingatkan Jokowi, sebelum benar-benar memberikan jabatan pimpinan salah satu BUMN kepada Ahok, maka harus melihatnya dengan  menggunakan teori kaca spion.

"Harus pakai teori kaca spion lah untuk Ahok ini. Lihat ke belakang untuk maju ke depan. Jangan lihat belakang balik ke belakang," kata Hendri saat dihubungi Kantor Berita Politik RMOL, Rabu (13/11).

Menurut founder lembaga survei KedaiKopi ini, kalau pun benar Ahok dipercaya sebagai salah satu Bos BUMN maka agaknya posisi tersebut kurang pas.

"Mau jadi direktur BUMN? Mungkin jadi staf Erick Thohir kali. Mungkin bagian staf khusus di bidang apa lah. Saya pikir ngapain jadi direksi BUMN orang udah pernah jadi Gubernur," kata Hendri dengan diringi tawa.

"Dan jangan munculin sentimen masa lalu. Kan lagi enak nih jalan pemerintahan, santai. Kemudian Pak Jokowi bisa fokus untuk mencapai janji politiknya. Kita kan cuma bisa mengingat saja," tambahnya.

Hadirnya Ahok Ke kantor Kementerian BUMN dan bertemu Menteri Erick Thohir direspon ramai publik. Bahkan ada yang menyatakan Jokowi akan lakukan blunder jika menunjuk Ahok menjadi bos salah satu perusahaan BUMN.

Untuk mengingatkan, Ahok sendiri diduga sempat tersandung banyak permasalahan. Diantaranya pembelian bus rusak dari RRC dan pembelian mark-up RS Sumber Waras, tanah DKI. Selain itu, penggusuran rumah rakyat yang dilakukan Ahok saat menjadi Gubernur DKI pun telah menjadi catatan hitam.

Ahok juga mantan terpidana kasus penistaan agama.

Maka, lanjut Hendri, apabila Ahok betul menjabat di BUMN, dikhawatirkan akan muncul masalah baru yang tidak diperlukan.

"Kalau ditarok jadi direksi perusahaan besar, misal Pertamina atau PLN, nanti kalau harga naik Pak Jokowi repot lagi. Orang lagi enak rekonsiliasi," tutupnya.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

UPDATE

Pengukuhan Petugas Haji

Sabtu, 04 Mei 2024 | 04:04

Chili Siap Jadi Mitra Ekonomi Strategis Indonesia di Amerika Selatan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 04:02

Basri Baco: Sekolah Gratis Bisa Jadi Kado Indah Heru Budi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 03:42

Pemprov DKI Tak Ingin Polusi Udara Buruk 2023 Terulang

Sabtu, 04 Mei 2024 | 03:24

Catat, Ganjil Genap di Jakarta Ditiadakan 9-10 Mei

Sabtu, 04 Mei 2024 | 03:22

BMKG Prediksi Juni Puncak Musim Kemarau di Jakarta

Sabtu, 04 Mei 2024 | 02:27

Patuhi Telegram Kabareskrim, Rio Reifan Tak akan Direhabilitasi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 02:05

Airlangga dan Menteri Ekonomi Jepang Sepakat Jalankan 3 Proyek Prioritas Transisi Energi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 02:00

Zaki Tolak Bocorkan soal Koalisi Pilkada Jakarta

Sabtu, 04 Mei 2024 | 01:35

Bertemu Wakil PM Belanda, Airlangga Bicara soal Kerja Sama Giant Sea Wall

Sabtu, 04 Mei 2024 | 01:22

Selengkapnya