Berita

Dahlan Iskan bersama Mahasiswa Tiongkok asal Indonesia/Ist

Dahlan Iskan

Langkah Kecil

RABU, 06 NOVEMBER 2019 | 05:17 WIB | OLEH: DAHLAN ISKAN

MEREKA baru sebulan kuliah di mancanegara. Di Hangzhou University of Technology. Tiga wanita berjilbab itu. Tiga lagi laki-laki, satu anak kiai, satu lagi anak desa di pelosok gunung. Dan satu lagi keturunan Tionghoa.
 
Saya mengundang mereka makan malam. Yang tiga orang ternyata sudah empat tahun kuliah di Hangzhou, kota yang jadi pusatnya Ali Baba dan tuan rumah Asian Games 2020.
 
"Tidak terbayangkan sekarang sudah 400 mahasiswa Indonesia kuliah di sini," ujar Fandy Putra Limanto. Asal Surabaya. Alumni SMA St. Louis 1. Yang lagi menyelesaikan kuliah di jurusan tehnik sipil.
 

 
Tahun lalu Fandy menjabat Ketua Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) Hangzhou. "Awal saya di sini yang dari Indonesia tidak sampai 50 orang," katanya.
 
Tentu makan malam itu ada udang di balik batunya: yang tiga orang itu dari pesantren keluarga kami, Pesantren Sabilil Muttaqin (PSM) Magetan.
 
Semacam untuk mengucapkan selamat belajar kepada anak sesama Magetan. Saya begitu kaget ada anak Magetan kuliah di Tiongkok. Pertanda Magetan akan maju? Saya tidak pernah memberi anjuran apa pun.
 
Yang jilbab itu memilih kuliah jurusan bisnis: Sastyaveani Rhea Revansyah dan Dyah Ayu Kusuma Wardhani. Satu orang lagi, yang dari gunung itu kuliah di jurusan teknologi software: Yusuf Muhammad Irfan.
 
Mereka itulah lulusan pertama SMA International Islamic School (IIS) PSM Magetan.
 
Awalnya dulu, saya hanya ingin mendirikan madrasah tingkat SD. Yang level internasional di Magetan. Di tengah 120 madrasah kami yang level lokal. Di kawasan Madiun-Kediri dan sekitarnya.
 
Setelah SD internasional itu berjalan lima tahun, orang tua murid berkumpul. Mengundang saya. Mereka mendaulat agar saya juga mendirikan SMP.
 
Alasan mereka: setelah lulus SD nanti ke SMP mana anak mereka. Tidak ada SMP sekelas itu di Magetan. SMP pun terpaksa berdiri.
 
Dua tahun kemudian terulang. Orang tua yang sama kumpul lagi. Mendaulat lagi. Agar PSM mendirikan IIS tingkat SMA. Alasannya sama: tidak ada SMA di Magetan yang cocok untuk lulusan SMP IIS PSM.
 
Tiga orang itu termasuk lulusan pertama SMA itu. Yang diam-diam mendaftar ke Yayasan ITCC. Untuk mendapat beasiswa kuliah di Tiongkok.
 
Yayasan itu kebetulan saya yang mendirikan. Tahun ini sama dengan tahun-tahun sebelumnya: mengirim 350 calon mahasiswa ke Tiongkok (termasuk ke Taiwan).
 
Malam itu kami ngobrol banyak hal. Terutama alasan masing-masing untuk kuliah di Tiongkok.
 
Ajra Ibraheem Maghfira Daud  sebenarnya sudah mendaftar ke Amerika Serikat. Ingin kuliah di New York. Ajra lulusan Pondok Modern Gontor, Ponorogo.
 
"Tapi saya ingin terjun ke bisnis," kata Ajra.
 
Ternyata saya kenal ayahnya. Seorang ulama sufi, ahli perbandingan agama, yang juga lulusan Gontor. Yang kuliah di berbagai universitas di luar negeri. Termasuk kuliah di Universitas Vatikan, Roma. Atas beasiswa langsung dari Paus.
 
Kini Ajra sudah bisa membeli sepeda motor sendiri. Dari hasil bisnis informalnya di Hangzhou.
 
"Tapi mengapa rambut Anda panjang? Seperti anak muda masa kini?" tanya saya.
 
"Rambut Nabi Muhammad juga panjang," jawabnya. "Bahkan semua nabi rambutnya panjang," tambahnya.
 
Kelihatan sekali ia menguasai banyak hal di bidang agama.
 
Lain lagi dengan Awlya Fakhrunnisa. Selama empat tahun di Hangzhou dia hanya pulang dua kali.
 
"Waktu liburan saya pilih magang kerja di sini," katanya.
 
Awalnya lulusan SMA Nahdlatul Ulama 1 Gresik, Jatim. Ayahnya pengusaha.
 
Kini sang ayah bersahabat dengan bos tempat putrinya magang. Punya hubungan bisnis pula. Kalau ayahnya ke Hangzhou bertemu bosnya. Kalau bosnya ke Indonesia bertemu bapaknya.
 
Kini mereka lagi membuat langkah-langkah kecil. Untuk masa depan yang panjang.

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Bangun Jembatan Harapan

Minggu, 07 Desember 2025 | 02:46

Distribusi Bantuan di Teluk Bayur

Minggu, 07 Desember 2025 | 04:25

Bahlil Minta Maaf Usai Prank Presiden Prabowo

Selasa, 09 Desember 2025 | 18:00

UPDATE

RUU Koperasi Diusulkan Jadi UU Sistem Perkoperasian Nasional

Rabu, 17 Desember 2025 | 18:08

Rosan Update Pembangunan Kampung Haji ke Prabowo

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:54

Tak Perlu Reaktif Soal Surat Gubernur Aceh ke PBB

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:45

Taubat Ekologis Jalan Keluar Benahi Kerusakan Lingkungan

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:34

Adimas Resbob Resmi Tersangka, Terancam 10 Tahun Penjara

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:25

Bos Maktour Travel dan Gus Alex Siap-siap Diperiksa KPK Lagi

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:24

Satgas Kemanusiaan Unhan Kirim Dokter ke Daerah Bencana

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:08

Pimpinan MPR Berharap Ada Solusi Tenteramkan Warga Aceh

Rabu, 17 Desember 2025 | 16:49

Kolaborasi UNSIA-LLDikti Tingkatkan Partisipasi Universitas dalam WURI

Rabu, 17 Desember 2025 | 16:45

Kapolri Pimpin Penutupan Pendidikan Sespim Polri Tahun Ajaran 2025

Rabu, 17 Desember 2025 | 16:42

Selengkapnya