Berita

Pangeran Harry dan Meghan Markle/Net

Dahlan Iskan

Tabloid Meghan

KAMIS, 17 OKTOBER 2019 | 05:07 WIB | OLEH: DAHLAN ISKAN

"Jangan sampai sejarah terulang".
 
ITULAH kalimat yang membuat saya menulis ini hari ini. Yang mengucapkan kalimat itu pewaris kerajaan Inggris: Pangeran Harry. Dengan nada yang memelas.
 

Kalimat itu sekaligus menjadi alasan: mengapa dia mendukung langkah istrinya, Meghan Markle, yang mengajukan gugatan ke pengadilan.
 
Yang digugat adalah koran-koran Inggris grup media Associated Newspapers (Kini DMG Media). Yakni Daily Mail, MailOnline, Metro, dan penerbitan lain di grup itu.
 
Tokoh seperti Elton John dan Hillary Clinton mendukung langkah Meghan itu. Itulah koran-koran yang mengutamakan gosip. Khususnya gosip keluarga kerajaan.
 
Kalimat Pangeran Harry itu memang juga mengingatkan sejarah duka ibunya: Lady Di. Yang tidak henti-hentinya jadi bahan gosip koran dan tabloid Inggris.
 
Yang membuat sang ibu terbirit-birit. Dengan naik mobil Mercy-nya. Di malam hari. Sampai mengalami kecelakaan fatal. Yang membuat Lady Di meninggal dunia. Demikian juga pacarnya, pacar? Dody Alfayed.
 
Sikap ke Meghan ini untuk pertama kali: keluarga kerajaan ambil peduli. Sampai ke jalur hukum. Tidak lagi pola lama. Yang hanya menghindar dan sembunyi.
 
Mungkin karena Meghan bukan asli orang dalam kerajaan. Bukan dari kalangan ningrat. Bahkan bukan orang Inggris. Pun bukan orang kulit putih sepenuhnya.
 
Meghan tidak terlalu terbeban untuk menjadi tidak biasa. Dia sudah biasa memberontak. Kawin dengan pewaris kerajaan adalah pemberontakan tersendiri.
 
Janda kawin perjaka pemberontakan yang lain lagi. Pun dia yang jauh lebih tua. Mendapat jodoh Pangeran Harry yang lebih muda.
 
Dia aslinya adalah gadis California. Dengan kehidupan bebasnya. Pemakai jeans dan baju potong duanya. Yang sering kelihatan pusarnya. Bahkan Meghan memberontak ayahnya sendiri: Thomas Markel.
 
Meghan tidak mau ayahnya hadir di perkawinannya. Itu lantaran sang ayah terlihat ingin memanfaatkan hubungannya dengan pewaris kerajaan itu.
 
Kita semua menonton upacara perkawinan kerajaan itu. Dua tahun lalu. Yang terlihat hadir hanya ibunya: Doria Ragland. Yang berkulit hitam, berambut keriting. Yang terlihat menonjol sebagai orang biasa di tengah laut kulit putih nan serba upper class.
 
Sang bapak adalah salah seorang pelaku produksi perfilman, terus ingin memperbaiki hubungan dengan putrinya itu. Tapi sang putri terus menghindar. Dia melihat indikasi negatif: sang ayah hanya ingin memanfaatkan posisinya.

Begitu gigih sang ayah berusaha mendekat sang putri. Tidak berhasil. Suatu saat Meghan sampai kirim surat sendiri ke ayahnya. Dia tulis sendiri dengan tangannya. Isinya Anda bisa menerka sendiri.
 
Sebagian surat itulah yang bocor ke tabloid Inggris. Yang tidak habis-habisnya digoreng, digunting, ditambal, dijahit dan dibordir. Jadi berita gosip yang tidak habis-habisnya.
 
Sang ayah membantah sebagai yang membocorkannya. Tabloid itu hanya mengambil bagian-bagian kalimat yang menguntungkannya. Yang seolah hubungan dengan Meghan sudah baikan.
 
Sang ayah juga membantah isu lain: dia mendapatkan uang dari menjual bagian-bagian surat Meghan itu.
 
Tapi siapa yang percaya. Pangeran Harry begitu iba melihat istrinya jadi bulan-bulanan media.
 
Sang istri terlihat sangat tertekan. Sejak masih hamil. Sepanjang hamil. Sampai punya anak laki-laki: Archie Mountbatten-Windsor.
 
Meghan terus tertekan sampai kini. Sampai Archi tumbuh sebagai anak kerajaan sekarang ini.
 
Pangeran Harry tidak mau anaknya itu mengalami apa yang dia alami. Ketika dia masih kanak-kanak. Ketika ibunya depresi oleh pemberitaan media kuning.
 
Pangeran Harry sangat mendukung apa pun yang dilakulan Markel. Termasuk langkahnya menggugat surat kabar itu. Bagi Pangeran Harry, Meghan adalah segala-galanya. Meghan-lah yang berhasil mengubah hidupnya. Memperbaiki wataknya dan menghidupkan harapannya.
 
Baru tahun 2016 Pangeran Harry bertemu Meghan. Ketika umurnya sudah 32 tahun. Dan umur Meghan 35 tahun. Dalam sebuah pertemuan yang diatur temannya.
 
Dan itulah jalan hidupnya. "Begitu ketemu langsung terpikat," ujar Pangeran Harry dalam wawancara yang amat jarang.
 
Dulu pun Pangeran Harry pernah tersenyum. Tapi tidak pernah senyumnya secerah setelah bertemu Meghan. Wajahnya pernah ceria. Tapi tidak pernah seceria setelah bersama Meghan.
 
Meghan-lah yang menemukan kembali hidup Pangeran Harry. Yang sejak kanak-kanak ibu-bapaknya dalam ketegangan abadi. Yang ketika remaja terlibat kenakalan melebihi kepatutan bangsawan. Yang ketika muda menantang-nantang pemburu berita.
 
Apalagi ketika kakaknya, Pangeran William, menikah. Pangeran Harry lebih tidak punya sandaran lagi.
 
Memang dia sempat pacaran. Dengan artis dan gadis model dari Inggris sendiri. Namanya 'Gadis Itu'. Umurnya 25 tahun. Saat itu, gosip pun meluas. Mereka segera menikah.
 
Nama asli 'Gadis Itu' adalah: Cressida Curzon Bonas. Ternyata putus. Pangeran Harry kian tidak bercahaya. Di wajahnya. Sampai takdir menentukan yang lain: bertemu Meghan itu.
 
Yang kini sedang sewot habis terhadap media-media Inggris. Pers Inggris sudah sering kalah menghadapi gugatan seperti itu. Mereka mampu membayar ganti rugi.
 
Tapi Meghan tidak punya motif uang di balik gugatannya. Dia lebih pada idealisme: membebaskan manusia dari bully. Dia melihat bully adalah neraka baru bagi manusia masa kini.
 
Pasti gugatannya itu akan jadi bahan gosip tersendiri. Pangeran Harry pun setuju: untuk sementara mereka pindah negara. Tinggal di Kanada.
 
Mereka sudah membeli istana di sana. Kini sudah hampir selesai diperbaiki. Betapa besar cinta Pangeran Harry kepada Meghan. Sampai ada yang mengatakan 'tanggung jawab Meghan lebih besar untuk memelihara cinta pangerannya'.
 

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

Pendapatan Garuda Indonesia Melonjak 18 Persen di Kuartal I 2024

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:41

Sidang Pendahuluan di PTUN, Tim Hukum PDIP: Pelantikan Prabowo-Gibran Bisa Ditunda

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:35

Tak Tahan Melihat Penderitaan Gaza, Kolombia Putus Hubungan Diplomatik dengan Israel

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:34

Pakar Indonesia dan Australia Bahas Dekarbonisasi

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:29

Soal Usulan Kewarganegaraan Ganda, DPR Dorong Revisi UU 12 Tahun 2006

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:25

Momen Hardiknas, Pertamina Siap Hadir di 15 Kampus untuk Hadapi Trilemma Energy

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:24

Prabowo-Gibran Diminta Lanjutkan Merdeka Belajar Gagasan Nadiem

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:16

Kebijakan Merdeka Belajar Harus Diterapkan dengan Baik di Jakarta

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:06

Redmi 13 Disertifikasi SDPPI, Spesifikasi Mirip Poco M6 4G

Kamis, 02 Mei 2024 | 10:59

Prajurit TNI dan Polisi Diserukan Taat Hukum

Kamis, 02 Mei 2024 | 10:58

Selengkapnya