Berita

Pesawat Tempur/Net

Dunia

Korut: Kehadiran Pesawat Tempur AS Di Korsel Picu Ketegangan

KAMIS, 22 AGUSTUS 2019 | 23:57 WIB | LAPORAN: WIDIAN VEBRIYANTO

Kondisi di Semenanjung Korea kembali tegang. Pamer kekuatan militer kembali dilakukan oleh duo korea, plus Amerika Serikat.

Republik Demokratik Rakyat Korea (RDRK) atau Korea Utara menilai langkah-langkah militer yang berbahaya telah dilakukan saudaranya. Langkah-langkah itu bisa memicu perang dingin baru di semenanjung yang sempat mereda.

Kementerian Luar Negeri Korea Utara menyebut bahwa langkah berbahaya yang dimaksud adalah pengenalan pesawat tempur F-35A dari Amerika Serikat kepada para tentara Korea Selatan secara sembunyi-sembunyi.


Pengenalan itu dilakukan setelah latihan militer bersama antara Korsel dan AS berakhir.

“Kami telah berulang kali memperingatkan hal itu,” ujar jurubicara Kemenlu Korut dalam siaran pers yang diterima, Kamis (22/8).

Korut memandang pengenalan alat-alat militer mutakhir yang mematikan merupakan provokasi serius. Tindakan itu sekaligus menyangkal deklarasi bersama dan perjanjian militer antara utara dan selatan.

Korsel dianggap telah melakukan kemunafikan dan standar ganda. Seoul selalu sibuk mengatakan bahwa mereka tengah membuat hal-hal yang bermanfaat dan tidak membahayakan dialog.

Padahal, gerakan militer yang dilakukan dengan Amerika Serikat justru membuat dialog antar kedua negara dalam membangun perdamaian terganggung.

“Ini memaksa kita untuk mempertimbangkan cara realistis untuk mengalihkan perhatian kita lebih banyak untuk memperkuat pencegahan fisik,” tegas jurubicara itu.

Apalagi, AS baru saja melakukan ujicoba rudal jelajah jarak menengah dan berencana mengerahkan sebagian besar peralatan militer ofensif seperti "F-35" stealth fighters dan "F-16V" fighter di Jepang dan daerah lain di sekitar Semenanjung Korea.

Artinya, tindakan itu menambah perlombaan senjata dan konfrontasi regional, serta menjadi alarm kewaspadaan terbesar Korut

“Kami telah menggarisbawahi berkali-kali bahwa latihan militer bersama dan pembangunan angkatan bersenjata di Korea Selatan adalah tindakan berbahaya yang merusak perdamaian dan stabilitas di Semenanjung Korea,” tegasnya.

“Kami tetap tidak berubah dalam posisi kami untuk menyelesaikan semua masalah secara damai melalui dialog dan negosiasi. Namun, dialog yang disertai ancaman militer tidak menarik bagi kami,” pungkasnya.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Pramono Pertahankan UMP Rp5,7 Juta Meski Ada Demo Buruh

Rabu, 31 Desember 2025 | 02:05

Bea Cukai Kawal Ketat Target Penerimaan APBN Rp301,6 Triliun

Rabu, 31 Desember 2025 | 01:27

Penemuan Cadangan Migas Baru di Blok Mahakam Bisa Kurangi Impor

Rabu, 31 Desember 2025 | 01:15

Masyarakat Diajak Berdonasi saat Perayaan Tahun Baru

Rabu, 31 Desember 2025 | 01:02

Kapolri: Jangan Baperan Sikapi No Viral No Justice

Rabu, 31 Desember 2025 | 00:28

Pramono Tebus 6.050 Ijazah Tertunggak di Sekolah

Rabu, 31 Desember 2025 | 00:17

Bareskrim Klaim Penyelesaian Kasus Kejahatan Capai 76 Persen

Rabu, 31 Desember 2025 | 00:05

Bea Cukai Pecat 27 Pegawai Buntut Skandal Fraud

Selasa, 30 Desember 2025 | 23:22

Disiapkan Life Jacket di Pelabuhan Penumpang pada Masa Nataru

Selasa, 30 Desember 2025 | 23:19

Jakarta Sudah On The Track Menuju Kota Global

Selasa, 30 Desember 2025 | 23:03

Selengkapnya