Berita

Jungkat-jungkit di dinding perbatasan AS-Meksiko/Net

Dunia

Sempat Viral, Jungkat-Jungkit Di Perbatasan AS-Meksiko Hanya Bertahan Kurang Dari Satu Hari

RABU, 31 JULI 2019 | 23:39 WIB | LAPORAN: AMELIA FITRIANI

Beberapa hari terakhir muncul video yang viral di sosial media yang menunjukkan jungkat-jungkit di perbatasan Amerika Serikat dan Meksiko.

Berbeda dari permainan pada umumnya, jungkat-jungkit ini berhasil menarik perhatian dunia, karena dibuat melintang di perbatasan dua negara. Satu sisi berada di Amerika Serikat, dan sisi lainnya berada di Meksiko.

Hal itu memungkinkan dua orang memainkan jungkat-jungkit itu dari sisi Amerika Serikat dan Meksiko.


Jungkat-jungkit yang diberi nama "Teeter-Totter Wall" itu menjadi simbol pemersatu masyarakat.

Jungkat-jungkit berwarna merah muda cerah itu sendiri merupakan karya profesor California Ronald Rael dan Virginia San Fratello. Akhir pekan kemarin, mereka menempatkan jungkat-jungkit itu di dinding perbatasan di Juarez, Meksiko dan El Paso, Texas, Amerika Serikat.

Jungkat-jungkit dibuat di Juarez oleh sekelompok seniman dan proyek ini diwujudkan dengan bantuan dari Colectivo Chopeke, yang berfokus pada upaya menyatukan masyarakat melalui desain.

"Jungkat-jungkit menunjukkan bagaimana hubungan langsung antara orang-orang dapat menciptakan lingkungan di mana kebahagiaan dan bermain juga merupakan aspek penting dari kehidupan di perbatasan dan bahwa hubungan kita dengan tetangga kita dapat memperluas hubungan politik masa lalu tetapi juga hubungan humanistik," begitu kata para pembuat jungkat-jungkit itu.

"Ini sangat penting pada saat hubungan antara orang-orang di kedua belah pihak terputus oleh tembok dan politik tembok. Dinding, dan politik tembok yang tidak menguntungkan, tidak hanya memisahkan negara, tetapi wilayah, kota, lingkungan, keluarga, dan baru-baru ini, pemisahan anak-anak dari orang tua mereka," sambungnya.

Kemudian pada Senin (29/7), salah satu designernya, Rael, berbagi gambar proyek tersebut di Instagram dengan keterangan.

"Tembok menjadi tumpuan harfiah bagi hubungan Amerika Serikat-Meksiko dan anak-anak serta orang dewasa terhubung dengan cara yang bermakna di kedua sisi dengan pengakuan bahwa tindakan yang terjadi di satu sisi memiliki konsekuensi langsung di sisi lain," tulisnya.

Dalam unggahan lain, dia menunjukkan video instalasi jungkat-jungkit itu.

"Kegembiraan yang dibagikan hari ini di kedua sisi adalah sesuatu yang akan tetap bersamaku selamanya," tulisnya.

Pesan instalasi itu dengan cepat menyebar di Instagram dan media sosial lainnya dan seketika menjadi viral.

Namun sayangnya, tidak lama setelah instalasi dibuat, jungkat-jungkit itu segera dibongkar di hari yang sama.

"Tidak ada taman bermain di sepanjang dinding perbatasan Amerika Serikat-Meksiko di New Mexico," begitu pernyataan petugas Bea Cukai dan Patroli Perbatasan, seperti dimuat Forbes (Rabu, 31/7).

Pernyataan yang sama menyebutkan bahwa pada malam 28 Juli kemarin, agen Patroli Perbatasan Amerika Serikat menjumpai kelompok kecil yang mengidentifikasi diri mereka sebagai staf pengajar universitas di dinding perbatasan.

Mereka telah menempatkan papan melalui dinding dan tampaknya sedang bermain dengan penduduk Meksiko saat melakukannya.

"Kelompok itu melepaskan papan dan meninggalkan daerah tanpa insiden setelah ditetapkan bahwa tidak ada koordinasi terlebih dahulu. Agen memastikan bahwa tidak ada orang/barang yang dilintasi selama pertemuan," tambah pernyataan yang sama.

Sementara itu, Ronald Rael dan Virginia San Fratello mengatakan bahwa mereka memasang sementara jungkat-jungkit itu di perbatasan Amerika Serikat-Meksiko, tetapi agen patroli meminta mereka untuk membongkarnya meskipun ada interaksi dari kedua sisi tembok.

Mereka mengatakan, konsep asli jungkat-jungkit itu telah dipikirkan sejak tahun 2009 ketika konsep alternatif untuk dinding perbatasan sedang dikembangkan untuk menceritakan kisah-kisah tentang tantangan humanistik, budaya, dan lingkungan dari konstruksi dinding yang disajikan.

Gambar dan model menceritakan kisah neraca perdagangan dan tenaga kerja, dan bagaimana tindakan di satu sisi perbatasan memiliki konsekuensi langsung di sisi lain.

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Bahlil Minta Maaf Usai Prank Presiden Prabowo

Selasa, 09 Desember 2025 | 18:00

Ini Susunan Lengkap Direksi dan Komisaris bank bjb

Selasa, 09 Desember 2025 | 17:12

Pidato Prabowo buat Roy Suryo: Jangan Lihat ke Belakang

Senin, 08 Desember 2025 | 12:15

UPDATE

BNN-BNPP Awasi Ketat Jalur Tikus Narkoba di Perbatasan

Jumat, 19 Desember 2025 | 00:09

Perkuat Keharmonisan di Jakarta Lewat Pesona Bhinneka Tunggal Ika

Jumat, 19 Desember 2025 | 00:01

Ahmad Doli Kurnia Ditunjuk Jadi Plt Ketua Golkar Sumut

Kamis, 18 Desember 2025 | 23:47

Ibas: Anak Muda Jangan Gengsi Jadi Petani

Kamis, 18 Desember 2025 | 23:26

Apel Besar Nelayan Cetak Rekor MURI

Kamis, 18 Desember 2025 | 23:19

KPK Akui OTT di Kalsel, Enam Orang Dicokok

Kamis, 18 Desember 2025 | 23:12

Pemerintah Didorong Akhiri Politik Upah Murah

Kamis, 18 Desember 2025 | 23:00

OTT Jaksa oleh KPK, Kejagung: Masih Koordinasi

Kamis, 18 Desember 2025 | 22:53

Tak Puas Gelar Perkara Khusus, Polisi Tantang Roy Suryo Cs Tempuh Praperadilan

Kamis, 18 Desember 2025 | 22:24

Menkeu Purbaya Bantah Bantuan Bencana Luar Negeri Dikenakan Pajak

Kamis, 18 Desember 2025 | 22:24

Selengkapnya