Berita

Novel Baswedan/RMOL

Hukum

Amnesty International: Novel Baswedan Jadi Ikon HAM Internasional

MINGGU, 28 JULI 2019 | 05:27 WIB | LAPORAN: FAISAL ARISTAMA

Kasus penyerangan terhadap penyidik KPK, Novel Baswedan, mendunia. Amnesty International membawa kasus yang tak kunjung tuntas itu ke hadapan anggota Kongres Amerika Serikat.

Peristiwa itu dipersoalkan Anggota Komisi III DPR RI, Masinton Pasaribu. Ia bahkan mengeluarkan seruan untuk membekukan sementara anggaran KPK karena upaya internasionalisasi kasus Novel.

Campaign Manager Amnesty International Indonesia, Puri Kencana Putri, mengatakan, seharusnya presiden dan DPR menilai positif sekaligus "malu" atas upaya internasionalisasi itu. Sebab, kasus kejahatan hak asasi manusia (HAM) yang terjadi sejak 2017 itu belum menemui titik terang meski Tim Gabungan Pencari Fakta sudah selesai bekerja.

"Saya pikir bentuk dukungan dan rekognisi (pengakuan) internasional harus dinilai positif. Dan ini akan memberikan kredensial jika Presiden Joko Widodo memahami sifat kemendesakan untuk segera menyelesaikan kasus Novel secara transparan, adil dan berpihak pada agenda pemberantasan korupsi dan HAM," ujar Puri kepada Kantor Berita RMOL, Sabtu malam (27/7).

Puri menegaskan, kasus penyerangan terhadap Novel tidak bisa serta-merta dilihat dari satu sisi atau persoalan personal belaka. Kasus Novel adalah isu universal tentang kemanusiaan. Bisa dikategorikan kejahatan terhadap pejuang HAM

"Kasus Novel tidak bisa dilihat dari ruang hampa. Kasus ini sudah mengglobal. Novel sudah menjadi ikon HAM, tidak hanya di tingkat nasional, ada rekognisi internasional atas kerja Novel," terang Puri.

Ia juga jelaskan bahwa Amnesty International turut berupaya agar pelaku teror dan kejahatan HAM tidak mendapat impunitas atas perbuatan kejahatan yang telah dilakukan.

"Yang sedang ingin dilakukan Amnesty International dan telah dilakukan pada proses hearing beberapa waktu lalu adalah mendorong agenda akuntabilitas dalam skup tanggung jawab komunitas internasional ketika gejala impunitas masih menguat di satu kawasan Asia Tenggara, Indonesia khususnya," terangnya.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

UPDATE

Hadiri Halal Bihalal Ansor, Kapolda Jateng Tegaskan Punya Darah NU

Jumat, 03 Mei 2024 | 06:19

Bursa Bacalon Wali Kota Palembang Diramaikan Pengusaha Cantik

Jumat, 03 Mei 2024 | 06:04

KPU Medan Tunda Penetapan Calon Terpilih Pileg 2024

Jumat, 03 Mei 2024 | 05:50

Pensiunan PNS di Lubuklinggau Bingung Statusnya Berubah jadi Warga Negara Malaysia

Jumat, 03 Mei 2024 | 05:35

Partai KIM di Kota Bogor Kembali Rapatkan Barisan Jelang Pilkada

Jumat, 03 Mei 2024 | 05:17

PAN Jaring 17 Kandidat Bakal Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Bengkulu

Jumat, 03 Mei 2024 | 04:58

Benny Raharjo Tegaskan Golkar Utamakan Kader untuk Pilkada Lamsel

Jumat, 03 Mei 2024 | 04:41

Pria di Aceh Nekat Langsir 300 Kg Ganja Demi Upah Rp50 Ribu

Jumat, 03 Mei 2024 | 04:21

Alasan Gerindra Pagar Alam Tak Buka Pendaftaran Bacawako

Jumat, 03 Mei 2024 | 03:57

KPU Tubaba Tegaskan Caleg Terpilih Tidak Dilantik Tanpa Serahkan LHKPN

Jumat, 03 Mei 2024 | 03:26

Selengkapnya