Berita

KRI Dr Soeharso/Net

Pertahanan

Pentingnya Kehadiran Pendamping KRI Dr Soeharso

SELASA, 16 JULI 2019 | 11:23 WIB | LAPORAN: A KARYANTO KARSONO

Pemotongan baja perdana (first steel cutting) yang dilakukan PT PAL (Persero) beberapa waktu lalu pertanda mulainya pembuatan hospital support ship (HSS) pesanan Kementerian Pertahanan RI untuk TNI AL.

Akhirnya, pembuatannya kapal jenis bantu rumah sakit (HSS) jadi kenyataan, setelah menanti cukup panjang. Tak hanya untuk memenuhi kebutuhan pokok minimum atau MEF (minimum essential forces), tapi karena kapal jenis ini juga termasuk kebutuhan strategis nasional.

Kapal bantu rumah sakit buatan PT.PAL kali ini memiliki dimensi dan bobot setara dengan kapal perang jenis LPD (Landing Platform Dock). LPD sendiri berfungsi utama sebagai pengangkut kekuatan pendarat amfibi (amphibious landing force). Baik pasukan ataupun kendaraan tempur (ranpur) hingga material logistik (amunisi dan bahan bakar).


Salah satu ciri khas LPD, selain daya muat lambung yang besar, juga ada dek penerbangan (flight deck) yang mampu menampung beberapa unit helikopter.

Sesuai peruntukannya, kapal bantu rumah sakit berfungsi utama sebagai kapal rumah sakit militer, dan mendukung operasi perang TNI. Namun, ada pula fungsi lain di luar perang, sebagai alat TNI dalam OMSP (operasi militer selain perang).

Kapal bantu rumah sakit dilengkapi fasilitas medis yang memadai, seperti ruang penanganan gawat darurat (emergency room), ruang operasi (operating theater) dan bangsal perawatan. Juga bisa difungsikan untuk misi evakuasi darurat.

Bagi negara kepulauan dengan wilayah amat luas seperti Indonesia, kehadiran kapal bantu rumah sakit sungguh vital, entah dalam situasi damai maupun perang. Penanganan korban bencana alam atau menangani wabah penyakit menular berbahaya (pandemik) bisa  diemban HSS.

Paling tidak ada dua keuntungan yang menonjol dari eksistensi kapal rumah sakit. Pertama, kemampuannya bisa digelar di seluruh pelosok wilayah Nusantara, tanpa harus didukung infratruktur khusus.

Sebagai contoh, pengerahan pesawat angkut berat yang berkemampuan membawa modul rumah sakit darurat, penggelarannya ke wilayah terpencil masih mensyaratkan adanya infrastruktur lapangan udara minimal sepanjang 1.500 m. Sedangkan kapal  bantu rumah sakit bebas leluasa digelar ke manapun.

Keuntungan kedua adalah sifat kapal itu sendiri sebagai platform apung yang (hanya) bergerak di laut. Jika terjadi wabah pandemik, kapal rumah sakit secara otomatis sudah terisolasi. Posisinya yang berada di laut, sehingga meminimalkan resiko penularan.

Saat ini TNI AL baru memiliki satu buah kapal bantu rumah sakit, yaitu KRI Dr. Soeharso (990) yang berbobot kosong sekitar 11.400 ton, dan berbobot penuh sekitar 16.000 ton.

KRI Dr Soeharso tadinya adalah kapal jenis LPD buatan Daesun Shipbuilding and Engineering Co., Korea Selatan yang diberi nama KRI Tanjung Dalpele (972). Beberapa tahun setelah tiba dan memperkuat TNI Al tahun 2003, perubahan fungsi KRI Tanjung Dalpele (972) menjadi kapal bantu rumah sakit diresmikan oleh KSAL (waktu itu) Laksamana (TNI) Slamet Soebijanto berikut penggantian namanya menjadi KRI Dr. Soeharso (990).

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Aliran Bantuan ke Aceh

Sabtu, 06 Desember 2025 | 04:08

Korban Bencana di Jabar Lebih Butuh Perhatian Dedi Mulyadi

Sabtu, 06 Desember 2025 | 04:44

Bangun Jembatan Harapan

Minggu, 07 Desember 2025 | 02:46

UPDATE

Kapolda Metro Buka UKW: Lawan Hoaks, Jaga Jakarta

Selasa, 16 Desember 2025 | 22:11

Aktivis 98 Gandeng PB IDI Salurkan Donasi untuk Korban Banjir Sumatera

Selasa, 16 Desember 2025 | 21:53

BPK Bongkar Pemborosan Rp12,59 Triliun di Pupuk Indonesia, Penegak Hukum Diminta Usut

Selasa, 16 Desember 2025 | 21:51

Legislator PDIP: Cerita Revolusi Tidak Hanya Tentang Peluru dan Mesiu

Selasa, 16 Desember 2025 | 21:40

Mobil Mitra SPPG Kini Hanya Boleh Sampai Luar Pagar Sekolah

Selasa, 16 Desember 2025 | 21:22

Jangan Jadikan Bencana Alam Ajang Rivalitas dan Bullying Politik

Selasa, 16 Desember 2025 | 21:19

Prabowo Janji Tuntaskan Trans Papua hingga Hadirkan 2.500 SPPG

Selasa, 16 Desember 2025 | 20:54

Trio RRT Harus Berani Masuk Penjara sebagai Risiko Perjuangan

Selasa, 16 Desember 2025 | 20:54

Yaqut Cholil Qoumas Bungkam Usai 8,5 Jam Dicecar KPK

Selasa, 16 Desember 2025 | 20:47

Prabowo Prediksi Indonesia Duduki Ekonomi ke-4 Dunia dalam 15 Tahun

Selasa, 16 Desember 2025 | 20:45

Selengkapnya