Berita

Dahlan Iskan/Net

Dahlan Iskan

Double Wows

KAMIS, 04 JULI 2019 | 05:06 WIB | OLEH: DAHLAN ISKAN

"Masjid near me."

"100 miles," kata Google.

Padahal sudah jam 11.30. Hari Jumat minggu kemarin. Saya cek lagi di Google. Jam berapa Salat Jumatnya. Alhamdulillah. Masih sempat. Mestinya.


Dengan kecepatan nyetir 120 km/jam secara konstan jarak itu pas saja. Ada dua masjid di kota Fargo ini. Kota terbesar di negara bagian North Dakota ini. Yang berbatasan dengan Kanada itu.

Saya pilih masjid yang kecil. Yang jaraknya 4 mil lebih dekat. Ternyata Google mengarahkan saya masuk rumah sakit. Saya pikir: ini pasti hanya musala. Yang mengambil sutu ruangan di dalam komplek RS. Tidak akan mudah menemukannya.

Perlu banyak bertanya: ke ruangan yang mana. Begitu banyak ruangan di rumah sakit itu. Apalagi akhirnya saya tahu: di ruangan dekat bagian anestesi.

Maka saya putuskan kembali ke tempat parkir. Ke masjid yang besar. Jarak 4 mil memang perlu waktu 15 menit. Kecepatan di dalam kota dibatasi hanya 35 mil/jam. Kadang hanya 20 mil. Kalau lagi melewati sekolahan. Juga banyak tanda stop-nya. Yang kita harus sering berhenti.

Ke masjid yang lebih jauh.

Saya pun telat. Saat tiba di masjid khotbah sudah dimulai. Masjid ini di pusat kota.

Tampak luarnya hanya seperti gudang supermarket. Begitu masuk saya kaget: luas sekali. Satu baris berisi 50 orang. Bisa 12 baris ke belakang. Dalam perjalanan saya ke Amerika inilah ruangan masjid yang terluas. Dalam lima tahun terakhir.

Begitu selesai salat saya menyalami orang di sebelah saya: seorang guru. Kulit hitam. Asal Somalia. Begitu banyak orang keturunan Somalia di Fargo. Meski tidak sebanyak di Minneapolis.

Ketika kami lagi asyik mengobrol seseorang datang. Bikin saya kaget. Kulitnya juga hitam. Dahinya lebar.

"Pak Dahlan, apa kabar?“ sapanya dengan ucapan yang keras. Yang seperti teman akrab yang sudah lama tidak bertemu.

"Kok di sini? “ tanyanya.

Ketika saya masih tertegun, ia sudah bicara lagi. Memperkenalkan siapa saya. Kepada guru teman saya ngobrol tadi.

"Itu dulu," kata saya menukas. "Sekarang saya orang biasa," tambah saya.

Saya pun ingin tahu siapa ia. Rasanya belum pernah ketemu. Dan lagi sosoknya sangat bukan Indonesia.

"Anda asli mana?" tanya saya.

"Somalia," jawabnya.

"Kok tahu saya?"

“Saya pernah di Indonesia," tambahnya.

Namanya: Hasan.

Pernah kuliah di UIN Syarif Hidayatullah Ciputat, Jakarta. Ambil studi pendidikan Islam. Mendapat bea siswa dari Somalia. Hasan sempat kerasan di Indonesia. Pun mendapat isteri orang Sunda. Dari Cimahi.

"Istri saya lagi di Bandung," katanya. "Membawa anak-anak liburan ke Indonesia," tambahnya.

Anaknya enam orang. Semua warga negara Amerika. "Biar lebih mudah masa depannya," kata Hasan. Ia sendiri juga sudah menjadi warga negara Amerika. Istrinya yang masih warga negara Indonesia.

Saya bersyukur. Di pelosok paling utara Amerika pun masih bisa bertemu teman.

Hasan sendiri lahir di Mogadisu, Ibu Kota Somalia. Setelah tamat SMA di sana barulah ke Indonesia. Lalu ke Amerika ini.

Hasan kini memiliki bisnis angkutan barang. Ia membeli truk raksasa. Yang biasa untuk kirim barang jarak jauh itu. "Awalnya saya beli yang bekas," katanya. Kini Hasan sudah memiliki dua tronton.

Untuk menuju North Dakota ini saya melewati Minnesota. Pernah juga Salat Jumat di Masjid Minneapolis. Kota terbesar di Minnesota. Kawasan yang saya lewati itu produsen kedelai yang luar biasa. Yang lagi kena imbas perang dagang Tiongkok dan Amerika.

"Masjid near me," tulis saya di Google tiga hari kemudian.

"120 miles," jawab Google.

Kali ini saya sedang di Helena, Ibu Kota negara bagian Montana. Saya pikir kali ini Google salah. "Itu, ada masjid. Kelihatan menara ya," kata saya dalam hati.

Sebenarnya saya lagi menuju kantor dinas pertanian di Helena. Tapi karena terlihat menara itu saya belok ke situ. Persis masjid. Arsitektur bangunan itu seperti masjid di Turki atau Asia Tengah. Lihatlah fotonya.

Ternyata itu bukan masjid. Google tidak pernah salah.

Kebetulan besoknya saya akan lewat yang 120 miles itu. Saya pasang Google map ke alamat itu: Jalan S 5th N, No 601, di kota Missoula. Masih di Montana. Di situlah alamat 'International Muslim Student Association'.

Saya pernah ke Missoula dua tahun lalu. Ketika akan ke pegunungan Yellow Stone.

Kali ini saya hanya lewat. Untuk suatu urusan di Lewiston, Idaho utara. Dekat kota Pullman, tempat kuliahnya pembaca Disway itu. 'Dekat' itu kira-kira masih 1,5 jam perjalanan mobil.

Begitu masuk kota Missoula saya gembira: akan bertemu teman-teman. Kalau bisa ketemu.

Mobil saya pun berhenti di "your destination is in your left". Saya lihat itu rumah biasa. Tidak ada tulisan apa-apa. Pintunya tertutup. Tidak ada orang.

Saya pun minta tolong orang lewat untuk memotret saya. Lihatlah fotonya. Itulah alamat yang ada di Google itu.

Belum rezeki saya.

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Aliran Bantuan ke Aceh

Sabtu, 06 Desember 2025 | 04:08

Korban Bencana di Jabar Lebih Butuh Perhatian Dedi Mulyadi

Sabtu, 06 Desember 2025 | 04:44

Bangun Jembatan Harapan

Minggu, 07 Desember 2025 | 02:46

UPDATE

Kapolda Metro Buka UKW: Lawan Hoaks, Jaga Jakarta

Selasa, 16 Desember 2025 | 22:11

Aktivis 98 Gandeng PB IDI Salurkan Donasi untuk Korban Banjir Sumatera

Selasa, 16 Desember 2025 | 21:53

BPK Bongkar Pemborosan Rp12,59 Triliun di Pupuk Indonesia, Penegak Hukum Diminta Usut

Selasa, 16 Desember 2025 | 21:51

Legislator PDIP: Cerita Revolusi Tidak Hanya Tentang Peluru dan Mesiu

Selasa, 16 Desember 2025 | 21:40

Mobil Mitra SPPG Kini Hanya Boleh Sampai Luar Pagar Sekolah

Selasa, 16 Desember 2025 | 21:22

Jangan Jadikan Bencana Alam Ajang Rivalitas dan Bullying Politik

Selasa, 16 Desember 2025 | 21:19

Prabowo Janji Tuntaskan Trans Papua hingga Hadirkan 2.500 SPPG

Selasa, 16 Desember 2025 | 20:54

Trio RRT Harus Berani Masuk Penjara sebagai Risiko Perjuangan

Selasa, 16 Desember 2025 | 20:54

Yaqut Cholil Qoumas Bungkam Usai 8,5 Jam Dicecar KPK

Selasa, 16 Desember 2025 | 20:47

Prabowo Prediksi Indonesia Duduki Ekonomi ke-4 Dunia dalam 15 Tahun

Selasa, 16 Desember 2025 | 20:45

Selengkapnya