Berita

Sri Mulyani/Net

Bisnis

Cerita Sri Mulyani Soal Amburadulnya Pencatatan Aset Negara, Menteri Bisa Seenaknya Jual Tanah

JUMAT, 07 JUNI 2019 | 19:03 WIB | LAPORAN:

Sebuah potongan video lama Menteri Keuangan Sri Mulyani viral di jagat media sosial. Video yang diketahui direkam pada September tahun lalu itu membahas soal amburadulnya sistem pencatatan aset negara.

Belakangan, video itu diketahui adalah saat Sri Mulyani memberikan kuliah umum di Universitas Gajah Mada (UGM) 25 September 2018 lalu.

Dalam awal video, Sri Mulyani menjelaskan bahwa pada awalnya, Republik Indonesia tidak memiliki neraca. Jadi harta milik negara pun tidak diadministrasikan, tidak direcord.

"Kita asal bangun waktu Pak Harto 30 tahun bangun banyak sekali tidak ada pembukuannya, jadi waktu kemudian terjadi krisis kemudian kita punya Undang-Undang keuangan negara dan pembendaharaan negara kita baru membangun neraca keuangan," kata Sri dalam rekaman video itu.

Ia menceritakan, di tengah krisis itulah baru semua tersadar untuk memulai membukukan dan mencatat segala aset negara.

Sri mencontohkan, di zaman dia masih muda, sering sekali ada universitas membangun perumahan dosen menggunakan tanah milik negara. Tanah itu kemudian dibangun untuk menjadi tampat tinggal para dosen.

"Kemudian dosennya sudah pensiun, dosennya sudah meninggal itu masih dimiliki oleh dosen itu. Tanpa kejelasan apakah barang itu dihibahkan atau tidak. Sehingga di universitas masih masuk dalam pembukuan universitas tapi sebetulnya ini sudah dipakai oleh dosen dan anak cucunya, itu banyak sekali barang milik negara," katanya.

Belum lagi, lanjut Sri Mulyani, dahulu tanah-tanah negara sering dijual tanpa pencatatan. Menteri kala itu bisa jual tanah seenaknya. "Kalau menterinya lagi senang kalau kepengin jual tanah, jual tanah saja, karena dulu gak pernah ada pengadministrasian," katanya.

Sehingga, kala itu, banyak sekali negara ini kehilangan cukup banyak aset-aset strategis. Salah satu contoh, tambah Sri, Komplek Senayan Gelora Bung Karno.

Ia mengungkapkan, dulu Presiden Soekarno membangun seluruh komplek itu sampai dengan Manggala Wana Bhakti TVRI sampai kepada Hotel Hilton, semuanya itu termasuk Hotel Mulia, itu semuanya sampai ke Plaza Senayan.

"Itu semuanya adalah semua komplek milik negara. Karena tidak pernah dibukukan suatu saat terjadi tadi kerjasama-kerjasama, tiba-tiba swasta sudah punya title. Sehingga waktu kami memulai membuat pembukuan, Hotel Hilton itu sudah tidak ada di dalam titlenya, kita hilang yang sekarang jadi Hotel Sultan. Hotel Mulia itu kita harus fight banyak sekali untuk bisa bahwa titlenya tetap punya pemerintah tapi kerjasamanya boleh swasta.

"We are loosing quite a lot significant position. Lokasi, hanya karena dulu republik ini gak punya buku. Gak punya neraca. Jadi Anda-Anda semuanya yang masih baru-baru ini yang masih muda-muda sekali, this is what I call as revolusinya Indonesia tidak dengan mungkin berdarah-darah," imbuhnya.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

Bentuk Unit Khusus Pidana Ketenagakerjaan, Lemkapi sebut Kapolri Visioner

Kamis, 02 Mei 2024 | 22:05

KPK Sita Bakal Pabrik Sawit Diduga Milik Bupati Labuhanbatu

Kamis, 02 Mei 2024 | 21:24

Rakor POM TNI-Polri

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:57

Semarak Hari Kartini, Srikandi BUMN Gelar Edukasi Investasi Properti

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:50

KPK Sita Kantor Nasdem Imbas Kasus Bupati Labuhanbatu

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:46

Sesuai UU Otsus, OAP adalah Pribumi Pemilik Pulau Papua

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:33

Danone Indonesia Raih 3 Penghargaan pada Global CSR dan ESG Summit 2024

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:21

Pabrik Narkoba di Bogor Terungkap, Polisi Tetapkan 5 Tersangka

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:15

Ahmed Zaki Harap Bisa Bermitra dengan PKB di Pilgub Jakarta

Kamis, 02 Mei 2024 | 19:50

PP Pemuda Muhammadiyah Gelar Tasyakuran Milad Songsong Indonesia Emas

Kamis, 02 Mei 2024 | 19:36

Selengkapnya