Berita

Mantan Gubernur DKI Jakarta, Sutiyoso/Net

Nusantara

Bang Yos: Pindah Ibukota Itu Mahal Dan Ekonomi Kita Jelek

KAMIS, 02 MEI 2019 | 10:11 WIB | LAPORAN:

Wacana pemindahan Ibukota dari Jakarta turut ditanggapi mantan Gubernur DKI Jakarta, Letnan Jenderal TNI (Purn) Sutiyoso. Menurutnya, pemindahan Ibukota yang dicanangkan Presiden Joko Widodo bukan perkara mudah.

Sutiyoso yang pernah menjabat sebagai orang nomor satu di DKI selama dua periode ini menjelaskan bahwa perkara pemindahan Ibukota memerlukan biaya mahal. Hal itu kontras dengan kondisi ekonomi yang tengah lemah.

"Karena memindahkan Ibukota negara itu memerlukan biaya sangat tinggi. Boleh saja kan ada angkanya disebut 460 triliun lebih. Sementara, kondisi ekonomi kita belum baik-baik amat," ujar Sutiyoso saat dihubungi Kantor Berita Politik RMOL, Kamis (2/5).

Ada beberapa faktor yang menjadi alasan Ibukota negara dipindah, salah satunya soal banjir. Namun Bang Yos, sapaan Sutiyoso justru tak sependapat jika alasan tersebut menjadi alasan utama.

Sebab hingga saat ini, nyatanya pemerintahan tetap berjalan normal dan tak ada urgensi untuk dipindahkan.

"Pemerintah masih jalan saat ini, emang amat mendesak pemindahan? Intinya kan begitu. Andai pemerintahan itu tidak jalan karena banjir, kan selama ini Istana, kementerian, dan perumahan menteri tidak pernah banjir. Artinya masih berjalan pemerintah ini, kecuali tidak berfungsi karena banjir," jelasnya.

Jika tetap ngotot dipindahkan, ia pun mengusulkan agar pemindahan tak terlalu jauh dari Jabodetabek.

"Pernah ada pemikuran memindahkan Ibukota ke Jonggol, dengan begitu yang perlu dibangun hanya Istana dan perangkat kementerian yang paling dekat melekat ke Istana. Misalnya Mensesneg, Seskab itu yang melekat di situ saja," paparnya.

"Sementara kantor-kantor kementerian yang sudah ada dan perumahan menteri-menteri masih tetap bisa digunakan," lanjut mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) ini.

Jika Jonggol benar-benar menjadi kawasan yang dipilih, maka yang harus dipikirkan selanjutnya adalah bagaiman akses transportasi menuju ke sana.

"Yang diperlukan hanyalah membangun jalan dari Jakarta ke Jonggol. Dan juga mungkin jaringan kereta api ke sana gitu. Dengan begitu tujuan tercapai dan tidak memerlukan biaya yang sangat besar," tutup Sutiyoso.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

Bentuk Unit Khusus Pidana Ketenagakerjaan, Lemkapi sebut Kapolri Visioner

Kamis, 02 Mei 2024 | 22:05

KPK Sita Bakal Pabrik Sawit Diduga Milik Bupati Labuhanbatu

Kamis, 02 Mei 2024 | 21:24

Rakor POM TNI-Polri

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:57

Semarak Hari Kartini, Srikandi BUMN Gelar Edukasi Investasi Properti

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:50

KPK Sita Kantor Nasdem Imbas Kasus Bupati Labuhanbatu

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:46

Sesuai UU Otsus, OAP adalah Pribumi Pemilik Pulau Papua

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:33

Danone Indonesia Raih 3 Penghargaan pada Global CSR dan ESG Summit 2024

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:21

Pabrik Narkoba di Bogor Terungkap, Polisi Tetapkan 5 Tersangka

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:15

Ahmed Zaki Harap Bisa Bermitra dengan PKB di Pilgub Jakarta

Kamis, 02 Mei 2024 | 19:50

PP Pemuda Muhammadiyah Gelar Tasyakuran Milad Songsong Indonesia Emas

Kamis, 02 Mei 2024 | 19:36

Selengkapnya